Share

BAB 170

Penulis: Atdriani12
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-21 20:00:00

Callista duduk di sofa, kaki dibungkus selimut lembut, tangannya menempel di perut yang mulai membesar. Adrian duduk di sampingnya, lengan melingkari bahu Callista, matanya tidak lepas dari wajah istrinya. Setiap gerak Callista tampak memikat baginya, dan ia merasa gelisah sekaligus hangat di dalam hati.

“Adrian, kau terus menatapku seperti itu… ada apa?” tanya Callista dengan senyum nakal, matanya menyorot penasaran.

Adrian tersenyum tipis tapi ada kilatan cemburu. “Aku hanya ingin memastikan kau baik-baik saja… dan anak kita juga,” ucapnya sambil menekankan tangannya di perut Callista.

Callista menatapnya, alis sedikit terangkat. “Hanya itu? Atau aku terlalu dekat dengan… semua orang lain?”

Adrian menundukkan kepala, mencoba menahan senyum. “Tidak ada yang lain. Aku hanya ingin kau dan anak kita aman, dan aku ingin menjadi satu-satunya yang kau perlukan sekarang.”

Callista tertawa pelan, menepuk bahu Adrian. “Kau harus belajar percaya p
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Terperangkap Dalam Gairah Dosen Muda   BAB 192

    Suara tangisan kecil Elara menggema di ruang tamu. Callista buru-buru bangkit dari sofa, menggendong bayi mereka dengan lembut. Adrian yang sedang menyusun buku di rak segera berdiri, matanya tajam tapi lembut menatap mereka.“Ada apa, Callista? Dia rewel?” Adrian mencondongkan tubuh, mencoba mengambil Elara.Callista menggeleng, tersenyum lelah. “Hanya sedikit lapar. Aku sudah menyiapkan susu, tapi aku rasa dia ingin ayahnya saja.”Adrian tersenyum, menunduk dan membisikkan kata-kata lembut ke telinga Elara. “Ayah di sini, nak. Tidak ada yang perlu ditakutkan.” Elara menggerakkan tangan mungilnya seolah mengenal suara ayahnya.Callista menatap Adrian, senyum hangat menghiasi wajahnya. “Kau terlalu protektif. Kau tahu, aku juga bisa menenangkannya.”Adrian menepuk bahu Callista, senyum nakal menghiasi wajahnya. “Aku tahu… tapi aku tetap ingin memastikan tidak ada yang salah. Kau tahu aku tidak bisa membiarkan siapa pun mengganggu kalian b

  • Terperangkap Dalam Gairah Dosen Muda   BAB 191

    Suara tawa Elara kembali memenuhi rumah kecil mereka. Bayi mungil itu menggeliat di pangkuan Callista, matanya mengikuti gerakan Adrian yang sibuk menata perlengkapan bayi di lemari. Adrian mencondongkan tubuh, tersenyum, lalu menyentuh tangan mungil Elara dengan lembut.“Kau tahu, Elara… ayah selalu mengawasi kalian. Tidak ada yang bisa memisahkan kita,” ucap Adrian lembut, sorot matanya penuh kasih sayang.Callista menatap Adrian, senyum lembut menghiasi bibirnya. “Aku merasa aman karena kau selalu ada di sini. Bahkan saat aku kelelahan karena merawat Elara, melihatmu membuatku merasa kuat.”Adrian mencondongkan tubuh, mengecup keningnya lembut. “Aku berjanji… kita akan melewati semua ini bersama, apa pun yang terjadi.”**Hari itu, rumah mereka kedatangan tamu: ibu Adrian dan bibinya yang ingin melihat Elara. Adrian segera berdiri, menata posisi duduk mereka, memastikan semuanya rapi. Callista menahan senyum, menatap Adrian yang terlih

  • Terperangkap Dalam Gairah Dosen Muda   BAB 190

    Suara tawa kecil Elara memenuhi rumah mereka. Bayi mungil itu menggeliat di pangkuan Callista, matanya mengikuti gerakan ayahnya yang sibuk menata mainan dan baju bayi. Adrian menunduk, tersenyum lebar, dan menyentuh tangan mungil Elara dengan lembut.“Kau tahu, Elara… ayah akan selalu ada di sini. Tidak ada yang akan memisahkan kita,” ucap Adrian pelan, suaranya penuh kasih sayang.Callista menatapnya, senyum lembut menghiasi bibirnya. “Aku merasa aman karena kau selalu di sini. Setiap detik, setiap senyumanmu membuatku merasa dicintai dan terlindungi.”Adrian mencondongkan tubuh, mengecup keningnya lembut. “Aku berjanji… kita akan melewati semua ini bersama, apa pun yang terjadi.”**Elara mulai bergerak, tangan mungilnya meraih wajah Adrian. Ia menatap bayi mereka, hati dipenuhi rasa kagum. “Lihat… dia sudah mengenal ayahnya. Kau pasti akan menjadi ayah yang hebat,” bisik Callista sambil tersenyum.Adrian menatap Callista, sor

  • Terperangkap Dalam Gairah Dosen Muda   BAB 189

    Rumah kecil mereka terasa hidup dengan kehadiran Elara. Suara napas halus bayi itu, ditambah tawa pelan Callista dan gumaman Adrian membuat suasana hangat dan penuh cinta. Adrian berjalan mengelilingi ruang tamu sambil membawa keranjang baju bayi, sesekali menatap Elara yang tertidur nyenyak di pangkuan Callista. “Kau tahu, aku tidak pernah menyangka akan menjadi ayah secepat ini,” ucap Adrian, menunduk melihat bayi mungil itu. “Dan aku juga tidak pernah menyangka aku bisa begitu… mencintai seseorang lebih dari dirimu, Callista.” Callista menatapnya, senyum tipis menghiasi bibirnya. “Adrian… kau selalu berhasil membuatku tersenyum. Bahkan saat aku kelelahan karena Elara, melihatmu di sini membuatku merasa kuat.” Adrian mencondongkan tubuh, mengecup keningnya lembut. “Itu karena aku di sini, selalu. Dan aku tidak akan pergi. Kita akan melewati semua ini bersama.” ** Elara menggerakkan tangan mungilnya, menatap

  • Terperangkap Dalam Gairah Dosen Muda   BAB 188

    Pulang dari rumah sakit, rumah kecil mereka terasa lebih hangat dari sebelumnya. Elara tertidur pulas di gendongan Callista, napasnya halus dan lembut, seolah dunia berhenti sejenak untuk menyambutnya. Adrian berjalan di samping mereka, menatap bayi mereka dengan mata berbinar, hati dipenuhi rasa kagum dan cinta yang tak terhingga. “Kau tahu… aku tidak pernah membayangkan hidupku akan begini,” ucap Adrian pelan, suaranya hampir berbisik. “Kita memiliki Elara… keluarga kecil kita sudah lengkap.” Callista menatapnya, senyum lembut menghiasi bibirnya. “Aku tahu… dan aku merasa aman karena kau selalu di sini. Setiap detik, kau membuatku merasa dicintai dan terlindungi.” Adrian mencondongkan tubuh, mengecup keningnya lembut. “Aku berjanji… aku akan selalu ada untuk kalian berdua. Tidak ada yang bisa memisahkan kita.” ** Elara menggerakkan tangan mungilnya, membuka mata sedikit dan menatap Adrian. Matanya yang gela

  • Terperangkap Dalam Gairah Dosen Muda   BAB 187

    Ruang persalinan dipenuhi suara alat medis dan napas Callista yang berat, namun ada kehangatan yang tak tergantikan di sana. Adrian tetap di sisinya, tangan mereka saling menggenggam erat, matanya tak pernah lepas dari wajah Callista.“Kau luar biasa, Callista… lihat betapa kuatnya kau,” ucap Adrian lembut, suaranya bergema penuh ketenangan. “Setiap tarikan napasmu mendekatkan kita ke momen yang paling kita tunggu.”Callista mengerutkan alis, menahan rasa sakit kontraksi yang semakin intens. “Aku… aku tidak tahu apakah aku bisa…”Adrian segera menahan tangannya, menatap matanya dalam. “Kau bisa. Aku di sini. Setiap detik, setiap napas… aku memegang tanganmu, dan kita akan melewati ini bersama. Bayi kita akan segera hadir, dan kita akan menjadi keluarga lengkap.”Callista mengangguk meski napasnya tersengal. Ada campuran rasa takut, sakit, dan bahagia yang menyelimuti hatinya. Adrian terus membisikkan kata-kata lembut, sesekali mencium keningnya, m

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status