author-banner
Atdriani12
Atdriani12
Author

Novels by Atdriani12

Terperangkap Dalam Gairah Dosen Muda

Terperangkap Dalam Gairah Dosen Muda

Callista hanya ingin fokus kuliah dan lulus tepat waktu demi bisa bekerja dan membiayai pengobatan ibunya. Tapi semua berubah saat ia menerima tawaran menjadi asisten penelitian dosennya, Adrian. Yang tak pernah ia duga, langkah itu justru menyeretnya ke dalam hubungan terlarang dengan pria yang sudah beristri.
Read
Chapter: EPILOG
Rumah kecil mereka dipenuhi suara riang yang melompat dari satu sudut ke sudut lain. Elara, gadis mungil dengan senyum lebar, sibuk menumpuk balok kayu, menjatuhkannya, lalu tertawa sendiri saat menatap hasil karyanya yang roboh lagi. Adrian duduk di sofa, matanya mengikuti setiap gerakan anaknya, setengah cemas, setengah kagum.Callista berdiri di dapur, senyum tipis menghiasi wajahnya saat melihat dua orang yang paling dicintainya. “Kalian berdua terlalu lucu,” ucapnya sambil mengangkat tangan, menyiapkan cangkir susu hangat untuk Elara.Elara menoleh. “Ibu… lihat! Aku bisa buat menara tinggi!” katanya dengan mata berbinar.Adrian mencondongkan tubuh, memeriksa menara balok yang miring. “Hati-hati, nak… jangan sampai roboh sebelum selesai.”Elara tersenyum nakal, sengaja menjatuhkan beberapa balok dan tertawa lepas. “Ayah… menara ini lebih seru kalau roboh!”Callista tertawa, menatap Adrian. “Kau lihat? Itu cara dia membuat hari lebih c
Last Updated: 2025-10-04
Chapter: BAB 195
Ruang gereja dipenuhi bunga putih dan lilin yang menyala lembut. Suasana hangat menyelimuti setiap sudut, dan musik lembut mengalun di udara. Callista berdiri di depan altar, mengenakan gaun pernikahan yang sederhana tapi elegan, memantulkan cahaya lampu dengan anggun. Di sampingnya, Elara memegang buket kecil, matanya bersinar penuh penasaran dan bahagia.Adrian berdiri di altar, jas hitam yang sempurna menyesuaikan postur tegapnya. Matanya terus menatap Callista, sorotnya lembut tapi penuh tekad. Seluruh perjalanan mereka—dari rahasia dan skandal, kesulitan hukum, hingga masa-masa penuh ketegangan—berakhir di momen ini.Ketika musik berhenti, Adrian melangkah maju dengan senyum yang tak bisa disembunyikan. Setiap langkahnya mantap, namun di dalamnya ada getaran emosional yang hanya bisa dirasakan orang yang jatuh cinta sepenuhnya. Callista menunduk sedikit, hatinya berdebar.“Callista…,” Adrian memulai, suaranya dalam dan hangat. “Setiap detik bersamamu
Last Updated: 2025-10-04
Chapter: BAB 194
Callista sedang duduk di sofa, Elara di pangkuannya, sementara Adrian duduk di sebelah, memperhatikan dengan sorot mata lembut tapi protektif. Suara tawa kecil Elara mengisi ruang tamu, membuat semua kekhawatiran lenyap sejenak.“Kau lihat, Adrian? Dia mulai tersenyum saat melihat mainannya sendiri,” ucap Callista, matanya berbinar.Adrian mencondongkan tubuh, tersenyum tipis, lalu membisikkan kata-kata lembut ke telinga Elara. “Ayah di sini, nak. Kau aman. Kau bisa mencoba apa pun.”Elara menggerakkan tangannya mungil, seolah menyadari kehadiran ayahnya. Callista menatap mereka berdua, hatinya hangat. “Adrian… kau terlalu protektif. Tapi aku harus mengakui… aku senang melihatmu begitu peduli.”Adrian tersenyum, mengecup pipi Callista singkat. “Aku tahu… tapi aku tidak bisa berhenti. Aku mencintai kalian berdua terlalu banyak.”**Pagi itu, suara ketukan di pintu terdengar. Callista bangkit dan membuka pintu, mendapati tetangga m
Last Updated: 2025-10-03
Chapter: BAB 193
Callista duduk di sofa dengan Elara di pangkuannya, sementara Adrian menata mainan di lantai. Matanya terus mengawasi bayi kecil mereka, sorotnya lembut tapi protektif.“Adrian… lihat dia mencoba meraih mainan itu,” ucap Callista sambil tersenyum lembut. “Dia begitu cepat belajar.”Adrian mencondongkan tubuh, tersenyum, lalu membisikkan kata-kata lembut ke telinga Elara. “Lihat, nak… ayah di sini. Kau bisa melakukan apa saja. Ayah akan selalu ada untukmu.”Elara menggerakkan tangannya kecil, seolah menyadari kehadiran ayahnya. Callista menatap mereka berdua, hatinya hangat. “Adrian… kau terlalu protektif. Aku yakin dia bisa belajar sendiri, tapi kau membuat segalanya lebih aman.”Adrian tersenyum tipis, mengecup pipi Callista. “Aku tahu… tapi aku tidak bisa berhenti. Aku mencintai kalian berdua terlalu banyak untuk membiarkan sesuatu terjadi.”**Tiba-tiba, suara ketukan di pintu terdengar. Callista bangkit dan membuka pintu, men
Last Updated: 2025-10-03
Chapter: BAB 192
Suara tangisan kecil Elara menggema di ruang tamu. Callista buru-buru bangkit dari sofa, menggendong bayi mereka dengan lembut. Adrian yang sedang menyusun buku di rak segera berdiri, matanya tajam tapi lembut menatap mereka.“Ada apa, Callista? Dia rewel?” Adrian mencondongkan tubuh, mencoba mengambil Elara.Callista menggeleng, tersenyum lelah. “Hanya sedikit lapar. Aku sudah menyiapkan susu, tapi aku rasa dia ingin ayahnya saja.”Adrian tersenyum, menunduk dan membisikkan kata-kata lembut ke telinga Elara. “Ayah di sini, nak. Tidak ada yang perlu ditakutkan.” Elara menggerakkan tangan mungilnya seolah mengenal suara ayahnya.Callista menatap Adrian, senyum hangat menghiasi wajahnya. “Kau terlalu protektif. Kau tahu, aku juga bisa menenangkannya.”Adrian menepuk bahu Callista, senyum nakal menghiasi wajahnya. “Aku tahu… tapi aku tetap ingin memastikan tidak ada yang salah. Kau tahu aku tidak bisa membiarkan siapa pun mengganggu kalian b
Last Updated: 2025-10-02
Chapter: BAB 191
Suara tawa Elara kembali memenuhi rumah kecil mereka. Bayi mungil itu menggeliat di pangkuan Callista, matanya mengikuti gerakan Adrian yang sibuk menata perlengkapan bayi di lemari. Adrian mencondongkan tubuh, tersenyum, lalu menyentuh tangan mungil Elara dengan lembut.“Kau tahu, Elara… ayah selalu mengawasi kalian. Tidak ada yang bisa memisahkan kita,” ucap Adrian lembut, sorot matanya penuh kasih sayang.Callista menatap Adrian, senyum lembut menghiasi bibirnya. “Aku merasa aman karena kau selalu ada di sini. Bahkan saat aku kelelahan karena merawat Elara, melihatmu membuatku merasa kuat.”Adrian mencondongkan tubuh, mengecup keningnya lembut. “Aku berjanji… kita akan melewati semua ini bersama, apa pun yang terjadi.”**Hari itu, rumah mereka kedatangan tamu: ibu Adrian dan bibinya yang ingin melihat Elara. Adrian segera berdiri, menata posisi duduk mereka, memastikan semuanya rapi. Callista menahan senyum, menatap Adrian yang terlih
Last Updated: 2025-10-02
Terjebak dalam Tubuh Istri CEO yang Tak Diinginkan

Terjebak dalam Tubuh Istri CEO yang Tak Diinginkan

Meninggal akibat kecelakan mobil, Gisella tidak menyangka akan hidup kembali sebagai istri angkuh dan jahat bernama sama di sebuah novel yang pernah dibacanya. Bahkan, berakhir tragis di tangan William, sang suami. Lantas, bagaimana Gisella yang sekarang, bertahan? Belum lagi, kepribadian tokoh "Istri William" ini sangat bertolak belakang dengan kepribadiannya!
Read
Chapter: 53 TAMAT
Di sebuah tempat yang bahkan tidak tercatat dalam peta Swiss, seorang pria duduk di atas ranjang, mengenakan hoodie gelap dan syal tipis untuk menutupi sebagian wajahnya. Wajah itu sudah tidak asing, meskipun kini lebih kurus dan ada bekas luka samar di pipi kirinya.Wiliam.Ia tidak mati. Ia hanya disembunyikan, dijauhkan, agar para musuh yang masih tersisa percaya bahwa semuanya telah selesai. Tapi bagi Wiliam, semuanya belum berakhir. Masih ada satu hal yang belum ia lakukan: mengembalikan kebahagiaan Gisella dan membimbing Arxavie.Pintu kamar diketuk.“Masuk,” ucap Wiliam, tanpa menoleh.Suara langkah pelan terdengar. Dan detik kemudian, suara yang sudah lama ia rindukan akhirnya memecah udara.“Kalau kau ingin tetap menyamar, setidaknya jangan memakai parfum khasmu.”Wiliam membeku.Perlahan ia menoleh.Gisella berdiri di sana. Mengenakan mantel putih, rambutnya kini lebih panjang, dan matanya—mes
Last Updated: 2025-06-11
Chapter: 52
Kuil Valerium, 06:33 AMMatahari belum sepenuhnya terbit. Kabut dingin masih menggantung di antara pilar-pilar batu kuno Valerium.Namun di tengah aula utama, tiga sosok sudah berdiri: Wiliam, Gisella, dan Arxavie. Ketiganya menatap ke depan, pada dinding batu besar yang menjulang tinggi dengan ukiran aneh yang memancarkan cahaya keemasan samar.Itulah Pintu Eden.Bukan sembarang pintu. Tapi sebuah gerbang kuno yang hanya akan terbuka oleh “yang membawa darah dua dunia”—mereka yang lahir dari garis manusia dan keturunan purba.Arxavie berdiri di tengah, antara kedua orang tuanya. Ia menatap pintu besar itu, lalu menengadah pada ayah dan ibunya.“Apa... aku bisa?” bisiknya.Wiliam mengangguk pelan. “Kau anak kami, Arxavie. Kau lebih dari cukup.”Gisella menggenggam tangannya. “Apa pun yang terjadi nanti, kami bersamamu.”Arxavie menelan ludah. Kemudian, ia berjalan perlahan ke depan, mengikuti pola cahay
Last Updated: 2025-06-11
Chapter: 51
Wiliam duduk memandangi langit dari jendela kaca. Napasnya berat, dadanya sesak. Untuk pertama kalinya dalam hidupnya—ia benar-benar merasa seperti ayah... dan gagal.Langkah kaki lembut terdengar dari belakang. Gisella masuk perlahan, tubuhnya dibalut jubah Valerium yang hangat, tapi matanya masih menyimpan banyak luka.Ia berdiri diam di dekat Wiliam.“Apa kau... masih akan tetap diam?” tanyanya pelan. Suaranya nyaris patah.Wiliam tidak langsung menjawab. Hanya memejamkan mata. Hanya suara detak jantungnya sendiri yang menggema dalam kepala.“Kalau aku mulai bicara... aku takut semuanya akan runtuh,” katanya akhirnya. “Kau. Aku. Arxavie. Dan semua yang sudah kita pertahankan selama ini.”Gisella tertawa kecil. Pahit.“Semuanya sudah runtuh sejak hari kau memilih menghilang dan membiarkanku menangis di depan makam kosong.”Ia duduk di kursi sebelahnya.“Kenapa, Wiliam? Kenapa kau lakukan itu? Kenapa k
Last Updated: 2025-06-11
Chapter: 50
Lokasi: Valerium, kota tersembunyi di bawah lapisan es abadi di Pegunungan Ural.Waktu: Hari ke-5 sejak Arxavie menghilang.❄️ Scene: Pintu Gerbang ValeriumUdara di sini membeku seperti kematian. Arxavie berjalan perlahan menuruni tangga batu yang dipahat dari dinding-dinding es ribuan tahun lalu. Gema langkah kakinya beradu dengan keheningan yang ganjil—sunyi, namun seolah banyak mata tak kasat mata yang memperhatikan.Di hadapannya, sebuah pintu raksasa dengan simbol bercahaya: sebuah mata dengan dua lingkaran dan satu panah menembus dari bawah."Yang membawa darah Cahaya Terakhir, hanya dia yang boleh masuk."Tangan Arxavie menyentuh permukaan pintu. Dan saat itu juga, pintu batu itu bergetar, lalu terbuka sendiri. Cahaya biru menyelimuti tubuh Arxavie sejenak, dan dunia berubah. Ia masuk ke dimensi lain—sebuah ruang antara waktu dan kenyataan.🌀 Scene: Kota Tanpa WaktuDi dalamnya, Arxavie melihat bangunan-bangunan transparan
Last Updated: 2025-06-11
Chapter: 49
Lokasi: Pegunungan Alpen, Swiss. 5 Tahun Setelah Insiden Prilly.Waktu: 06:00 PagiEmbun masih menggantung di dedaunan saat cahaya fajar menyusup dari balik kabut tebal. Di sebuah rumah kayu yang berdiri di ketinggian hampir 3.000 meter dari permukaan laut, suasana damai terasa mengisi udara. Di sinilah keluarga kecil itu tinggal—Gisella, Wiliam, dan Arxavie.Arxavie kini telah berusia 9 tahun. Tak lagi bocah lemah dan rapuh, kini ia tumbuh sebagai anak yang tenang, cerdas, dan... anehnya terlalu bijak untuk anak seusianya. Kadang, bahkan Wiliam merasa ia sedang berbicara dengan seseorang yang jauh lebih tua.Pagi itu, Wiliam tengah menyeduh kopi. Gisella berdiri di dekat jendela, melihat Arxavie yang duduk di tepi danau, bermeditasi. Mata anak itu tertutup, tangannya terbuka, dan udara di sekitarnya perlahan membentuk kristal es, meski matahari mulai naik.“Dia melakukannya lagi,” gumam Gisella, lirih.Wiliam ikut menatap. Lalu menar
Last Updated: 2025-06-11
Chapter: 48
Lokasi: Markas Cadangan Seraphim (bunker bawah tanah milik Wiliam) Waktu: Pukul 03:12 dini hari Gisella duduk di sisi tempat tidur Arxavie yang kini tertidur pulas setelah sempat mengalami kejang aneh. Di dalam tidur itu, tubuh anak itu tampak tenang… tetapi di balik kelopak matanya yang terpejam, matanya bergerak cepat—tanda mimpi yang terlalu dalam, terlalu jauh… terlalu nyata. Gisella meremas selimutnya kuat-kuat. Perasaannya gelisah sejak ledakan gudang tadi malam. Wiliam selamat. Tapi belum juga menghubungi langsung. Padahal... dia berjanji akan langsung datang. Tiba-tiba, lampu ruangan berkedip. Suara gemuruh lembut terdengar seperti getaran tanah jauh di bawah. Gisella menoleh ke monitor keamanan. Semua kamera di sektor D... padam. "Frey! Apa yang terjadi?" Gisella berteriak ke arah bodyguard wanita yang berjaga. Wanita itu segera meraih headset. "Ada gangguan sinyal. Seperti…
Last Updated: 2025-06-11
Terjebak Cinta Kakak Tiri

Terjebak Cinta Kakak Tiri

Jasmine tak pernah menyangka bahwa kepindahan ibunya ke rumah seorang duda kaya akan mengubah hidupnya. Ia mendapatkan keluarga baru—termasuk Reyan, pria dingin dan dewasa yang kini sah menjadi kakak tirinya. Tapi bagaimana jika perasaan yang tumbuh bukan kasih saudara, melainkan cinta yang terlarang? Saat cinta tak mengenal batas darah—akankah mereka memilih rasa, atau logika?
Read
Chapter: BAB 132
Hening yang menelan ruangan kembali terasa setelah suara langkah Frederick benar-benar hilang dari lorong. Jasmin masih duduk di ujung ranjang, jemarinya saling bertaut canggung, seolah tubuhnya belum bisa pulih dari ketegangan tadi.Reyan tidak langsung bicara. Ia berjalan ke jendela, membuka tirai sedikit, memastikan tak ada siapa pun yang berkeliaran di luar. Baru setelah itu ia menoleh, menatap Jasmin yang tampak rapuh tapi berusaha keras menutupi ketakutannya.“Kamu gemetar,” ucap Reyan akhirnya.Jasmin buru-buru menepis, meski jelas tangannya masih bergetar. “Nggak. Aku cuma… kaget.”Reyan mendekat, berlutut di depannya, sehingga pandangan mereka sejajar. Ia meraih jemari Jasmin yang dingin lalu menggenggam erat, menyalurkan kehangatan dari telapak tangannya. “Kalau kamu terus pura-pura, aku yang bakal gila. Kamu boleh takut, Jas. Kamu boleh gemetar. Itu nggak bikin kamu lemah.”Mata Jasmin bergetar. Ada sesuatu dalam nada Reyan yan
Last Updated: 2025-09-09
Chapter: BAB 131
Baik, aku akan tulis Bab 131 dengan panjang ±2.000 kata, tidak kurang, tetap fokus pada satu suasana, emosi yang intim, dan transisi yang halus tanpa penanda waktu eksplisit.⸻Bab 131Ketukan pelan di pintu membuat Jasmin dan Reyan sama-sama terdiam. Suara itu tidak keras, tapi cukup untuk menggeser udara di ruangan yang semula hangat menjadi tegang.Mata Jasmin melebar, tubuhnya refleks menegang di pelukan Reyan. Ia segera menarik diri sedikit, menatap ke arah pintu seolah bisa menembus kayu tebal itu.“Siapa?” suaranya nyaris berbisik, penuh panik yang ia coba tekan.Reyan menempelkan jarinya ke bibirnya, memberi isyarat agar Jasmin diam. Tatapannya tenang, berbeda jauh dari jantung Jasmin yang berdetak tidak karuan. Pria itu lalu beranjak, berjalan pelan ke arah pintu.“Reyan?” suara dari balik pintu terdengar. Frederick.Jasmin langsung merasa seluruh darahnya membeku. Napasnya tercekat, matanya mencari-car
Last Updated: 2025-09-08
Chapter: BAB 130
Jasmin terbangun lebih dulu. Cahaya lembut yang menyusup lewat jendela membuat matanya sedikit menyipit. Tubuhnya masih berada dalam dekapan Reyan, hangat dan kokoh, seolah pria itu sengaja tidak memberi celah agar ia bisa pergi.Ia menatap wajah Reyan yang masih terlelap. Wajah itu begitu tenang, berbeda jauh dari ekspresi tegas yang selalu ia tampilkan di depan orang lain. Ada garis lembut di bibirnya, alisnya tidak mengernyit, dan dadanya naik turun teratur.Tanpa sadar, Jasmin mengulurkan jemari, menyusuri garis rahang Reyan perlahan. Sentuhan itu membuat pria itu bergumam kecil, tapi tidak membuka mata. Jasmin tersenyum samar, merasa aneh sekaligus damai.“Kalau kamu tahu betapa menakutkannya aku kehilanganmu, mungkin kamu nggak akan tidur segampang ini,” bisiknya lirih.Ia mendekat, menempelkan bibirnya di dahi Reyan, sebuah ciuman yang nyaris tidak terdengar. Baru saja ia hendak menarik diri, tangan Reyan bergerak cepat, menahan pinggangnya
Last Updated: 2025-09-08
Chapter: BAB 129
Reyan masih memeluk Jasmin erat, seolah tubuhnya adalah satu-satunya benteng yang bisa melindunginya dari segala hal. Kehangatan itu menempel di kulit mereka, bercampur dengan sisa napas yang belum sepenuhnya teratur. Jasmin menggeliat kecil, mencari posisi lebih nyaman, lalu menyelipkan wajahnya di lekuk leher Reyan.“Kalau aku bisa, aku mau tetap di sini,” gumam Jasmin pelan. “Nggak keluar, nggak ketemu siapa-siapa. Hanya kamu.”Reyan mengusap rambutnya, merasakan setiap helai yang jatuh lembut di jemarinya. “Aku juga maunya gitu. Tapi kita nggak bisa terus sembunyi.”Jasmin mendongak sedikit, menatapnya dengan mata yang masih basah. “Aku nggak peduli sama mereka. Yang aku peduli cuma kamu.”Reyan menghela napas, senyumnya tipis tapi tegas. “Aku juga. Tapi dunia nggak akan pernah diam. Mereka akan terus cari cara untuk nunjukin kalau kita salah. Dan kalau itu terjadi, aku nggak mau kamu yang paling terluka.”“Kenapa harus aku yang selal
Last Updated: 2025-09-07
Chapter: BAB 128
Jasmin terbaring di dada Reyan, telinganya menempel tepat di atas detak jantungnya. Irama itu konstan, menenangkan, seakan jadi pengingat bahwa ia benar-benar hidup, bukan mimpi yang bisa lenyap sewaktu-waktu.“Kalau aku bisa berhenti di momen ini, aku nggak mau ke mana-mana lagi,” bisik Jasmin, hampir tak terdengar.Reyan menyusuri rambutnya dengan jemari pelan, setiap gerakan penuh kesabaran. “Kalau aku bisa, aku juga akan kunci momen ini. Biar cuma ada kita berdua, nggak ada dunia luar yang ikut campur.”Jasmin menengadah, menatap wajah Reyan dari jarak yang terlalu dekat. Bayangan bulu matanya jatuh di pipi, senyum tipisnya terlihat rapuh tapi indah. “Kamu sadar nggak, kita kayak orang gila? Kita tahu hubungan ini rumit, salah menurut mereka, tapi kita tetap jalan terus.”Reyan mengangkat alis, menatapnya dalam. “Kalau itu gila, berarti aku rela jadi orang paling gila di dunia. Karena aku nggak bisa berhenti.”Jasmin terdiam, lalu ter
Last Updated: 2025-09-07
Chapter: BAB 127
Jasmin terbaring di atas ranjang dengan hela napas yang belum sepenuhnya stabil. Rambutnya berantakan, menempel di kening yang basah oleh keringat. Reyan masih berada di sampingnya, tubuhnya menunduk, jemarinya menyusuri garis wajah Jasmin dengan perlahan, seolah setiap inci kulitnya adalah peta yang tak pernah bosan ia baca.“Kamu sadar nggak,” suara Reyan terdengar rendah, serak karena habis berulang kali menyebut namanya, “setiap kali aku lihat kamu kayak gini, aku selalu ngerasa… ketakutan.”Jasmin membuka mata, menatapnya dengan bingung. “Takut?”Reyan mengangguk. “Takut kehilanganmu. Takut kalau semua ini cuma mimpi yang bisa runtuh kapan aja.”Jasmin tersenyum samar. Tubuhnya masih lemah, tapi ia mengangkat tangan, menyentuh rahang Reyan. “Kamu nggak mimpi. Aku nyata.”Reyan menunduk lebih dekat, mencium bibirnya pelan, bukan seperti ciuman yang barusan mereka bagi dengan penuh gairah, melainkan sentuhan lembut yang lebih menyerupai doa. Jasmin merespons dengan menutup mata, me
Last Updated: 2025-09-04
You may also like
Biarkan Aku Pergi!
Biarkan Aku Pergi!
Romansa · Selatan Dangkal
6.1M views
Saat Matanya Terbuka
Saat Matanya Terbuka
Romansa · Kesunyian Sederhana
4.7M views
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status