Share

Bab 149

Author: Atieckha
last update Last Updated: 2025-06-03 13:08:06

Baru saja mereka ingin bercinta, tiba-tiba ponsel pria tua itu berdering pendek.

“Pa, Mama gak jadi perawatan hari ini. Cepat jemput ya.”

Hanya dengan membaca pesan itu saja, pria tua itu langsung duduk dan mulai meraih celananya. Gerakannya cepat dan terlatih, seperti sudah biasa terjadi. Michelle hanya bisa duduk termangu di atas ranjang, tubuhnya masih setengah telanjang, sementara pria tua itu sudah sibuk mengenakan kembali pakaiannya. Ia sempat menunduk dan mengecup bibir Michelle sekilas.

“Kita tunda dulu. Istri Om minta dijemput,” ucapnya singkat sambil merapikan kancing kemejanya.

Michelle tidak berkata apa-apa. Tapi wajahnya menunjukkan kemarahan yang ia tahan dengan susah payah. Rasanya ingin sekali membalik meja kecil di samping ranjang hotel itu. Lagi-lagi dia harus menjadi yang kedua. Bukan hanya kali ini. Ini bukan pengalaman pertama.

Entah sudah berapa kali Michelle harus mengalami kejadian serupa. Saat dia mulai merasa dirinya penting, kenyataan kembali mengingatkan: d
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terperangkap Gairah Liar Mantan Atasan   Bab 151

    “Paaa,” panggil Olivia sambil menarik-narik lengan sang papa yang duduk di sebelahnya.Alex menoleh. “Iya, sayang?” suara lembut itu selalu membuat Olivia merasa dilindungi oleh sang papa. Tak pernah sekalipun Papanya membentak apalagi sampai tidak mengabulkan apa yang ingin Olivia beli. Sang Papa adalah pelindung Olivia. Bahkan ketika dia bersama para pengawalnya bermain di taman rumahnya, Olivia selalu bercerita kalau dia benar-benar bangga pada sang papa.“Via mau jadi artis,” ucapnya serius, tanpa senyum. Pandangannya lurus ke depan, seolah ini keputusan besar dalam hidupnya.“Mama mau jadi manajer Via,” celetuk Angelica sambil menyikut lengan suaminya pelan. Wajahnya ceria, ikut masuk ke dalam obrolan sang anak dengan penuh semangat.Alex tertawa kecil, menahan komentar. Tapi matanya menatap anak perempuannya yang kini duduk bersila di kursi restoran dengan ekspresi percaya diri. Gaya bicara Olivia memang kadang seperti orang dewasa, apalagi kalau sudah bicara soal masa depan.“K

  • Terperangkap Gairah Liar Mantan Atasan   Bab 150

    Sophia ternyata. “Kenapa kau keluyuran?” Tanya Alex. “Memangnya kenapa? Aku sudah pakai slop tangan, aku tidak akan meninggalkan virus di mana-mana,” jawabnya. “Oh ya, Markus mau bertemu denganmu.” Alex tertawa, “mau nularin virus?” Ucapnya. “Dia mau minta maaf,” kata Sophia lagi. “Sampai mati pun aku tidak akan pernah memaafkannya. Mau dia kesakitan atau apa aku tidak peduli. Aku tidak ada waktu membahas tentang kalian. Permisi.” Alex mengabaikan Sophia yang masih mematung di tempatnya. Dia memilih pergi ke restoran yang berada di luar pusat perbelanjaan tersebut. Semua belanjaan Olivia juga sudah dimasukkan ke troli dan didorong menuju ke parkiran. *** Restoran itu tidak terlalu besar, tapi suasananya nyaman. Musik instrumental mengalun pelan dari speaker kecil yang tersembunyi di balik rak tanaman. Meja-meja ditata rapi, tak terlalu mewah, tapi cukup elegan untuk keluarga yang ingin menikmati makan siang dengan tenang. Alex duduk di pojok ruangan, di meja bundar dekat j

  • Terperangkap Gairah Liar Mantan Atasan   Bab 149

    Baru saja mereka ingin bercinta, tiba-tiba ponsel pria tua itu berdering pendek.“Pa, Mama gak jadi perawatan hari ini. Cepat jemput ya.”Hanya dengan membaca pesan itu saja, pria tua itu langsung duduk dan mulai meraih celananya. Gerakannya cepat dan terlatih, seperti sudah biasa terjadi. Michelle hanya bisa duduk termangu di atas ranjang, tubuhnya masih setengah telanjang, sementara pria tua itu sudah sibuk mengenakan kembali pakaiannya. Ia sempat menunduk dan mengecup bibir Michelle sekilas.“Kita tunda dulu. Istri Om minta dijemput,” ucapnya singkat sambil merapikan kancing kemejanya.Michelle tidak berkata apa-apa. Tapi wajahnya menunjukkan kemarahan yang ia tahan dengan susah payah. Rasanya ingin sekali membalik meja kecil di samping ranjang hotel itu. Lagi-lagi dia harus menjadi yang kedua. Bukan hanya kali ini. Ini bukan pengalaman pertama.Entah sudah berapa kali Michelle harus mengalami kejadian serupa. Saat dia mulai merasa dirinya penting, kenyataan kembali mengingatkan: d

  • Terperangkap Gairah Liar Mantan Atasan   Bab 148

    “Brengsek. Ternyata dia ada di sini juga,” desis Michelle pelan sambil bersembunyi di balik pilar dekat eskalator.Matanya tak lepas dari pemandangan di depan. Alex. Angelica. Dan si kecil Olivia. Mereka tampak begitu bahagia berjalan bersama, dan terlihat kebahagiaan itu begitu sempurna. Alex sesekali menunduk menyamakan langkah dengan Olivia, sementara Angelica menahan tangan suaminya dan berbicara sambil tersenyum. Adegan biasa itu, tapi membuat dada Michelle terasa seperti dibakar.Ia menggigit bibir bawahnya, menahan amarah yang tak sempat ia rilis. Setiap kali melihat Alex memperlakukan Angelica dengan penuh perhatian, rasa benci itu tumbuh makin dalam. Dalam pikirannya, seharusnya bukan wanita itu yang berdiri di samping Alex. Harusnya bukan Angelica yang memegang tangan pria sehebat itu. Ia merasa Angelica tak pantas. Tak cukup cerdas. Tak cukup berkelas. Dan terlalu polos untuk seorang pria sekuat dan sekaya Alex.“Dia... Perempuan yang paling kubenci di dunia, kupikir hidu

  • Terperangkap Gairah Liar Mantan Atasan   Bab 147

    Angel naik ke atas tubuh Alex saat tubuh keduanya sudah polos. Dia mengambil alih permainan. Bergerak liar di atas tubuh Alex.Sementara Alex meremas dada Angel, cukup kuat. Sesekali dia menegakkan tubuhnya agar bibirnya bisa menghisap dada sang istri, seperti anak kecil yang kehausan.“Aaaaaaah,” desah Alex. Milik istrinya berkedut berkali-kali membuat milik Alex seperti dicengkeram oleh sensasi nikmat.“Sayaaaang, enak banget,” rancaunya.Angel makin bergerak liar. Sampai keduanya keluar bersamaan dan tubuhnya ambruk di atas tubuh Alex. Peluh membanjiri sampai membuat badannya lengket.Puas?Tentu saja.Baik Alex atau Angel sangat puas dengan permainan mereka.**Satu Bulan Kemudian Hari itu Sabtu pagi, Michelle bangun lebih awal dari biasanya. Hari libur, tapi ia sengaja membuka laptop dan mengecek email kerja. Sejak dua hari lalu ia merasa ada kemungkinan besar akan mendapat tanggung jawab baru karena William sempat mengatakan bahwa ia tak bisa ikut mendampingi Alex dalam perjala

  • Terperangkap Gairah Liar Mantan Atasan   Bab 146

    Tempat pukul 20.00 waktu setempat mobil rumah sakit sebelah tiba di kediaman Alex. Petugas keamanan di rumahnya sudah mengetahui kalau hari ini mereka akan melakukan check up kesehatan. Beberapa petugas medis dari rumah sakit milik Alex datang membawa peralatan pemeriksaan lengkap. Semuanya berpakaian rapi dengan alat pelindung sesuai protokol standar. Mobil ambulans tidak dinyalakan sirinenya, cukup parkir tenang di halaman depan. Alex sendiri yang menyambut mereka di pintu utama, ditemani Angelica yang menggendong Olivia.“Langsung ke ruang tamu, ya. Mama dan Papa saya, ada di sana,” ucap Alex singkat pada salah satu dokter senior, dr. Calvin, yang dipercaya menangani check up malam itu.“Iya, Tuan. Kami sudah siapkan semua. Pemeriksaan bisa langsung dimulai, hasil screening cepat juga bisa keluar malam ini,” jawab dr. Calvin sambil memberi isyarat pada tim medis di belakangnya.Angelica menatap Alex sejenak, lalu bergeser pelan mengikuti mereka dari belakang. Wajahnya tegang, sam

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status