Share

Bab 154

Penulis: Atieckha
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-08 13:00:04

“Syukurlah kamu baik-baik saja, Sayang,” ucap Naura Abimanyu. Ia memeluk erat sang keponakan yang dulu ia rawat seperti merawat anak kandungnya sendiri.

“Maafin Aunty pernah meragukanmu. Itu menjadi penyesalan terbesar Aunty dalam hidup. Maafin Aunty membiarkanmu seorang diri di luar sana berjuang untuk bertahan hidup. Tapi percayalah, Sayang, doa Aunty setiap hari selalu Aunty khususkan untukmu, Nak,” ujar Naura lagi.

Dia kembali mendekap sang keponakan. Tangis keduanya pecah, disusul tangisan Olivia yang merasa kalau sang Mama sedang tidak aman.

Dia selalu ingin memeluk Mamanya setiap kali sang Mama menangis. Ini sudah menjadi kebiasaan sejak masa lalu, saat mereka hanya tinggal berdua. Mereka saling menguatkan satu sama lain. Maka hingga kini, setiap kali melihat Mamanya menangis, Olivia adalah orang pertama yang merasa paling sakit—lebih dari yang dirasakan Mamanya.

Alex mendekatkan Olivia ke arah sang istri karena kalau anaknya sudah menangis seperti ini, maka tidak mungkin bis
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Terperangkap Gairah Liar Mantan Atasan   Bab 168

    "Ya, William. Ada apa?"Suaranya terdengar sangat serius. Ia tahu betul, William tidak akan menghubunginya jika bukan hal penting.William juga baru saja tiba kembali di kota New Capitol setelah melakukan perjalanan dinas ke luar negeri saat Alex pulang ke rumah istrinya sebelum sang Papa mertua meninggal dunia. Baru hari ini William menginjakkan kaki juga di kota ini. “Tuan, mohon maaf. Saya baru dapat laporan dari orang kepercayaan Anda di West Country. Salah satu properti Golden Gate Corporation—yang proyek perumahan di sektor selatan—runtuh total. Bangunan yang sedang dibangun... semuanya roboh,” lapor William cepat dan jelas.William sendiri tak bisa membayangkan apa yang terjadi di sana. Pemberitaan di sosial media memang sudah menjelaskan kalau kota kelahiran Alex kini sedang terkena musibah gempa bumi dahsyat. Bahkan William mendapat kabar dari orang kepercayaan Alex juga kalau kediaman keluarga Maximus juga terkena dampak dari guncangan gempa tersebut.Alex mengernyit. "Tung

  • Terperangkap Gairah Liar Mantan Atasan   Bab 167

    Mama... oh mama!”Suara nyaring Olivia menggema di sepanjang lorong rumah sakit. Bocah perempuan itu berlari kecil, sandal kelinci pink-nya mencicit setiap kali menyentuh lantai licin rumah sakit. Suaranya sudah terdengar dari ujung lorong dan membuat Alex otomatis menoleh sambil tersenyum.Pintu ruang rawat inap Angelica memang sengaja tidak ditutup rapat. Alex tahu, Olivia akan datang bersama kakek dan neneknya. Dan benar saja, suara khas anak itu seolah jadi pertanda bahagia yang mereka tunggu.“Anak kamu tuh, sayang mama Mama terus... padahal kalau dekat, berantem mulu,” celetuk Alex sambil melirik Angelica yang sedang berbaring dengan perban di dahinya.Angelica menoleh pelan. Meski masih terlihat lemah, wajahnya tampak segar. Senyum tipis muncul di bibirnya. “Kami ribut cuma kalau ada kamu, sayang. Tapi kalau nggak ada kamu di dekat kami, aku dan Olivia nggak pernah berantem,” balasnya, masih dengan nada santai.Alex terkekeh. “Ah masa?”Belum sempat Angelica menjawab, suara lan

  • Terperangkap Gairah Liar Mantan Atasan   Bab 166

    "I—istri saya hamil, Dok?" tanya Alex gugup, suaranya bergetar. Matanya menatap layar monitor yang baru saja menampilkan dua kantung kehamilan di dalam rahim Angelica.Dokter Andreas mengangguk sambil tersenyum kecil. "Benar, Tuan. Usianya sudah sekitar enam minggu. Dan satu hal lagi—anak kembar."Alex menelan ludah. Pandangannya berpindah ke wajah Angelica yang masih terlihat lelah di ranjang pemeriksaan. "Tapi... apakah calon anak kami sehat, Dok? Karena tadi... istri saya sempat jatuh cukup keras dari tangga."Ekspresi dokter Andreas menjadi lebih serius, tapi tetap tenang. "Saya mengerti kekhawatiran Anda, Tuan. Tapi berdasarkan hasil USG yang barusan dilakukan, kondisi kedua janin sangat baik. Tidak ada tanda-tanda gangguan, detak jantung keduanya juga normal. Jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan untuk saat ini."Alex mengembuskan napas lega, seolah beban besar di dadanya perlahan menguap. Ia mengangguk beberapa kali, namun matanya masih berkaca-kaca."Suster, tolong print has

  • Terperangkap Gairah Liar Mantan Atasan   Bab 165

    Tubuhnya jatuh terhuyung dari anak tangga bagian atas dan menggelinding ke bawah, menghantam beberapa undakan dengan keras."Angeeeeel! Sayang!" Alex menjerit kaget begitu mendengar suara keras dan melihat tubuh istrinya jatuh dari atas.Begitupun dengan yang lainnya seketika menjadi tegang. Angelica baru saja akan istirahat bersama anak dan suaminya setelah melakukan perjalanan jauh.Olivia ikut menjerit panik, tapi Alex sudah sigap menyerahkan anak itu ke pelukan suster Lila yang muncul dari ruang sebelah.“Mamaaaaaaaa.”Suster Lila langsung mengajaknya naik ke lantai atas. Jangan sampai Olivia melihat kondisi sang Mama yang berlumuran darah di dahinya.Alex langsung berlari menuruni tangga, melewati dua-tiga undakan sekaligus. Ia berlutut di sisi Angelica yang tergeletak tak bergerak di lantai bawah. Darah terlihat mengalir dari pelipis kanan istrinya. Nafasnya tercekat. Tangannya langsung memeriksa denyut nadi di leher Angelica."Sayaaaang, banguuuuun," Alex panik, tapi mencoba te

  • Terperangkap Gairah Liar Mantan Atasan   Bab 164

    “Loh, kalian sudah datang? Kenapa cepat sekali?” tanya Nyonya Maximus begitu melihat anak, menantu, dan cucu kesayangannya masuk dari pintu utama.Wajah perempuan paruh baya itu tampak sedikit pucat. Ia duduk di kursi roda, didampingi suaminya yang berdiri di samping dengan ekspresi penuh selidik. Begitu mendengar pertanyaan itu, Angelica menoleh pelan ke arah mertuanya dan mencoba tersenyum, meskipun jelas matanya masih sembab.“Iya, Ma, Pa,” jawab Angelica pelan. “Papanya Olivia harus kerja, dan kami juga nggak melakukan apa-apa lagi di sana. Jadi, kami pikir lebih baik pulang dan temani Mama.”Suaranya terdengar lemah. Bekas tangisannya masih tampak jelas di wajahnya. Alex menepuk punggungnya pelan, memberi isyarat agar istrinya tidak terlalu memaksakan diri.Tuan Maximus mengamati Angelica dengan seksama. “Bagaimana keadaan Papamu, Nak?” tanyanya kemudian, suaranya berat.Angelica menunduk. Tak ada kata yang keluar dari mulutnya. Alex pun hanya menghela napas panjang, seolah sedan

  • Terperangkap Gairah Liar Mantan Atasan   Bab 163

    “Sayang, bagaimana kalau aku nggak usah kerja? Aku kan sudah dapat banyak uang darimu, bukankah sebaiknya aku hanya menjadi pemuas hasrat mu, sayang?” tanya Wulan pelan, sesaat setelah mereka selesai melakukan permainan panas di atas ranjang.Nafasnya masih belum sepenuhnya teratur, tubuhnya masih bersandar di dada Markus yang sedang duduk bersandar di kepala ranjang, menghisap rokok dengan ekspresi lelah tapi puas. Sementara tubuhnya sudah sepenuhnya tenggelam dalam kenyamanan kasur hotel yang empuk, suara AC terus berhembus dari atas, tapi hawa panas tetap terasa karena aktivitas mereka sebelumnya benar-benar menguras tenaga.Markus hanya diam sejenak, matanya menatap langit-langit sambil menghembuskan asap rokok pelan. Ia tahu, pertanyaan seperti itu cepat atau lambat pasti akan keluar dari mulut Wulan. Sudah bisa ditebak. Perempuan yang merasa sudah diberi segalanya, biasanya akan ingin dimanjakan sepenuhnya.“Aku justru nggak suka sama perempuan manja,” jawab Markus. “Meskipun ak

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status