Share

Chap 4 Sebuah Tragedi

“Aku ingin kau yang membersihkannya, dengan bibirmu” Ucap Dante santai, dia bahkan tidak bergeming ketika netra biru terang itu membola.

Nafas Shia memburu, udara didalam lift terasa sangat panas.

“Kau benar-benar baj-“ Ucapan Shia terpotong oleh ciuman Dante di bibirnya. Terkejut. Shia makin membelalakkan mata ketika tiba-tiba saja Dante mendorong tubuhnya, menyudutkannya ke dinding elevator, kemudian memagut bibirnya kasar.

Shia gemetar marah, dia berusaha keras mendorong Dante, tubuh lelaki itu sekokoh karang, tidak bergeming meski Shia mendangkan kakinya pada aset pria itu.

Tangan Dante menangkup wajah Shia, memiringkan kepalanya kemudian menyerang bibir Shia dengan posesif. Arshia seperti tersengat. Ini berbeda dengan ciuman biasa yang dia lakukan. Ini lebih dewasa… lebih dalam dan membakarnya. Apalagi Dante menggerakan lidahnya dengan jilatan pelan dan niat.

Shia merasa nyaris tenggelam dalam ciuman itu. Tangannya mencengkeram Jas hitam Dante, mengelusnya pelan. Dante tersenyum kecil. Hingga tiba-tiba saja Shia mengigit bibir Dante dengan kuat.

“Aw. Kau gila?” Ringis Dante sembari melepas ciumannya

“Jangan pernah berpikir untuk bertemu atau bahkan menyentuhku lagi, jerk!” bentak Shia sembari menunjukkan jari tengahnya tepat di depan wajah Dante, tatapannya tajam.

Ting

Pintu lift terbuka, Shia bergerak cepat keluar dari lift menuju basement tempat mobil hitam yang dibawanya semalam berada. Begitu hendak membuka pintu kemudi, tangan besar Dante menutup pintu itu secara sepihak.

Arshia membalik tubuhnya dengan raut wajah penuh emosi “Apa lagi yang ingin kau lakukan, Sialan?!” Ketus Shia

Dante tersenyum miring, tanpa bicara dia menyingkirkan tubuh Shia lalu membuka pintu dan duduk di kursi pengemudi mobil hitam itu.

“Kau sedang membawa mobil curian, itu berbahaya, masuklah aku akan mengantarmu” Ucap Dante tangan kuatnya melekat pada kemudi.

Shia berdecih “Ku serahkan mobil curian itu padamu, lebih baik aku naik taksi” Ucapnya ketus

“Kau tidak akan menemukan taksi, kecuali berjalan 6 km menuju jalan besar” ucap Dante yang menghentikan langkah Shia.

“Apa mak-“

“Aku menutup akses menuju kota, jika kau ingin jalan kaki silahkan saja” Dante memotong ucapan Shia. mata biru Shia membola

“Sebenarnya kau siapa?” tanya Shia tak yakin, dia tidak mengenal Dante dan dia tidak penah mendengar nama Dante dalam dunia bisnis tapi kenapa seolah semua kuasa ada pada pria itu.

“Dante, cukup ingat namaku little tigris.” Mata biru Shia menatap Dante dengan penuh selidik “Masuklah aku akan mengantarmu ke bandara” Lagi ucapan Dante mampu membuat Shia melotot, bagaimana bisa pria itu tau tujuannya?

Mau tak mau Shia kembali mendekati mobil, dia berjalan memutar dan membuka pintu, duduk di sebelah Dante yang mulai mengemudikan mobilnya.

Mobil mereka melaju dengan cepat di jalan raya yang cukup sepi, mengingat akses kendaraan yang sudah Dante tutup sepenuhnya. Namun, kejadian tiba-tiba merubah segalanya.

Tiba-tiba, suara keras terdengar, dan ban belakang mobil meledak.

“Sialan, mereka memasang bom” Desis Dante dengan tangan yag mencengkram erat kemudi, berusaha mengendalikan mobil yang mulai oleng ke samping, mengeluarkan percikan api dan asap.

“Kita harus keluar!!” Ucap Shia setengah panik

“Kau duluan” Perintah Dante, Shia mengangguk, dia melepaskan sabuk pengaman dan membuka pintu, tatapannya tertuju pad Dante menunggu aba-aba pria itu dan bersiap untuk melompat

Dante berusaha keras untuk mengendalikan mobil yang kehilangan kendali, tetapi kecepatan tinggi membuatnya hampir tidak mungkin untuk menghindari benturan.

“Sekarang!!” Teriak Dante dan saat itu juga Arshia melompat turun dari mobil. Pendaratan yang tidak mulus membuat tubuhnya berguling pada aspal dan menyebabkan luka pada tubuhnya, meski demikian Arshia masih bisa berdiri dan menatap kearah mobil yang melaju dengan oleng.

“Dante!!” Shia berteriak

Mobil itu akhirnya bertabrakan dengan beton pembatas jalan raya dengan kekuatan yang mengerikan. Dalam sekejap, mobil itu hancur dan terbalik. Arloji yang terlempar di udara berhenti sebentar sebelum jatuh ke samping, menghentikan detik waktu yang dramatis.

“DANTEE!!” Shia berteriak, meskipun dia merupakan mantan atlet drifting namun ini adalah kedua kalinya dia melihat kecelakaan didepan matanya sendiri. Tanpa bisa ditahan air matanya menetes.

“Sialan..” Shia mengusap air matanya dan berlari dengan tertatih menuju lokasi Dante berada.

Tubuh Shia mematung dengan wajah yang mulai pucat. Dengan kekuatan yang tersisa Shia mencoba membuka pintu kemudi dan menarik Dante keluar. Tubuh pria itu terbaring di pangkuannya.

“H-Hei” Shia menggoyangkan pelan tubuh pria itu berharap mendapatkan respon. Namun hasilnya nihil, tidak ada respon yang didapatnya. Justru paha Shia mulai terasa basah karena karena darah yang keluar dari bagian belakang kepala Dante.

“Hei Dante.. sadarlah” ucap Shia melirih

“Dante.. Heii..” Panggil Shia lagi

Shia berharap ada mobil yang lewat dan mau membantu mereka namun sayangnya hingga menit ke 10 tidak ada satu kendaraanpun yang melewati mereka.

Seolah mengingat sesuatu, gadis itu meletakkan Dante ditempat yang aman lalu membuka pintu mobil, mengambil tasnya yang masih berada disana.

“Dimana?” tanya Shia pada seseorang dipanggilan telpon

Rumah sakit, kenapa?” suara seorang wanita terdengar dari panggilan telpon

 “Tolong aku cepat, seorang pria sedang celaka bersamaku -”.

“APA? BAGAIMANA BISA?” tanyanya tak percaya.

“Ceritanya panjang. Kumohon segara kirim bantuan ke sini. Aku akan mengirimkan lokasinya”

baiklah, aku akan mengirimkan ambu-“

“Jangan ambulan! Kirimkan saja mobil biasa. Jangan sampai menarik perhatian orang banyak” Ucap Shia penuh penekanan. Untuk sejenak ada keheningan yang melanda

“Shia.. jangan bilang kau-“

“Kumohon Teresa, jangan tanyakan apapun” Ucap Arshia memohon”

“Baiklah. Aku akan meminta Adolf menjemputmu sekarang” Sahut Teresa dengan helaan nafas

“Terima kasih”

TUT

Shia melempar handphone kebelakang dengan asal. Pandangannya kembali kearah pria itu. Ada sebuah luka pada kening pria itu membuatnya terdiam. Hal ini mengingatkanya ke kejadian 6 tahun yang lalu.

“Meskipun kamu orang asing, setidaknya jangan mati didepanku. Aku benci melihatnya.”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status