Share

Chap 4 Sebuah Tragedi

Penulis: Strrose
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-05 18:50:25

“Aku ingin kau yang membersihkannya, dengan bibirmu” Ucap Dante santai, dia bahkan tidak bergeming ketika netra biru terang itu membola.

Nafas Shia memburu, udara didalam lift terasa sangat panas.

“Kau benar-benar baj-“ Ucapan Shia terpotong oleh ciuman Dante di bibirnya. Terkejut. Shia makin membelalakkan mata ketika tiba-tiba saja Dante mendorong tubuhnya, menyudutkannya ke dinding elevator, kemudian memagut bibirnya kasar.

Shia gemetar marah, dia berusaha keras mendorong Dante, tubuh lelaki itu sekokoh karang, tidak bergeming meski Shia mendangkan kakinya pada aset pria itu.

Tangan Dante menangkup wajah Shia, memiringkan kepalanya kemudian menyerang bibir Shia dengan posesif. Arshia seperti tersengat. Ini berbeda dengan ciuman biasa yang dia lakukan. Ini lebih dewasa… lebih dalam dan membakarnya. Apalagi Dante menggerakan lidahnya dengan jilatan pelan dan niat.

Shia merasa nyaris tenggelam dalam ciuman itu. Tangannya mencengkeram Jas hitam Dante, mengelusnya pelan. Dante tersenyum kecil. Hingga tiba-tiba saja Shia mengigit bibir Dante dengan kuat.

“Aw. Kau gila?” Ringis Dante sembari melepas ciumannya

“Jangan pernah berpikir untuk bertemu atau bahkan menyentuhku lagi, jerk!” bentak Shia sembari menunjukkan jari tengahnya tepat di depan wajah Dante, tatapannya tajam.

Ting

Pintu lift terbuka, Shia bergerak cepat keluar dari lift menuju basement tempat mobil hitam yang dibawanya semalam berada. Begitu hendak membuka pintu kemudi, tangan besar Dante menutup pintu itu secara sepihak.

Arshia membalik tubuhnya dengan raut wajah penuh emosi “Apa lagi yang ingin kau lakukan, Sialan?!” Ketus Shia

Dante tersenyum miring, tanpa bicara dia menyingkirkan tubuh Shia lalu membuka pintu dan duduk di kursi pengemudi mobil hitam itu.

“Kau sedang membawa mobil curian, itu berbahaya, masuklah aku akan mengantarmu” Ucap Dante tangan kuatnya melekat pada kemudi.

Shia berdecih “Ku serahkan mobil curian itu padamu, lebih baik aku naik taksi” Ucapnya ketus

“Kau tidak akan menemukan taksi, kecuali berjalan 6 km menuju jalan besar” ucap Dante yang menghentikan langkah Shia.

“Apa mak-“

“Aku menutup akses menuju kota, jika kau ingin jalan kaki silahkan saja” Dante memotong ucapan Shia. mata biru Shia membola

“Sebenarnya kau siapa?” tanya Shia tak yakin, dia tidak mengenal Dante dan dia tidak penah mendengar nama Dante dalam dunia bisnis tapi kenapa seolah semua kuasa ada pada pria itu.

“Dante, cukup ingat namaku little tigris.” Mata biru Shia menatap Dante dengan penuh selidik “Masuklah aku akan mengantarmu ke bandara” Lagi ucapan Dante mampu membuat Shia melotot, bagaimana bisa pria itu tau tujuannya?

Mau tak mau Shia kembali mendekati mobil, dia berjalan memutar dan membuka pintu, duduk di sebelah Dante yang mulai mengemudikan mobilnya.

Mobil mereka melaju dengan cepat di jalan raya yang cukup sepi, mengingat akses kendaraan yang sudah Dante tutup sepenuhnya. Namun, kejadian tiba-tiba merubah segalanya.

Tiba-tiba, suara keras terdengar, dan ban belakang mobil meledak.

“Sialan, mereka memasang bom” Desis Dante dengan tangan yag mencengkram erat kemudi, berusaha mengendalikan mobil yang mulai oleng ke samping, mengeluarkan percikan api dan asap.

“Kita harus keluar!!” Ucap Shia setengah panik

“Kau duluan” Perintah Dante, Shia mengangguk, dia melepaskan sabuk pengaman dan membuka pintu, tatapannya tertuju pad Dante menunggu aba-aba pria itu dan bersiap untuk melompat

Dante berusaha keras untuk mengendalikan mobil yang kehilangan kendali, tetapi kecepatan tinggi membuatnya hampir tidak mungkin untuk menghindari benturan.

“Sekarang!!” Teriak Dante dan saat itu juga Arshia melompat turun dari mobil. Pendaratan yang tidak mulus membuat tubuhnya berguling pada aspal dan menyebabkan luka pada tubuhnya, meski demikian Arshia masih bisa berdiri dan menatap kearah mobil yang melaju dengan oleng.

“Dante!!” Shia berteriak

Mobil itu akhirnya bertabrakan dengan beton pembatas jalan raya dengan kekuatan yang mengerikan. Dalam sekejap, mobil itu hancur dan terbalik. Arloji yang terlempar di udara berhenti sebentar sebelum jatuh ke samping, menghentikan detik waktu yang dramatis.

“DANTEE!!” Shia berteriak, meskipun dia merupakan mantan atlet drifting namun ini adalah kedua kalinya dia melihat kecelakaan didepan matanya sendiri. Tanpa bisa ditahan air matanya menetes.

“Sialan..” Shia mengusap air matanya dan berlari dengan tertatih menuju lokasi Dante berada.

Tubuh Shia mematung dengan wajah yang mulai pucat. Dengan kekuatan yang tersisa Shia mencoba membuka pintu kemudi dan menarik Dante keluar. Tubuh pria itu terbaring di pangkuannya.

“H-Hei” Shia menggoyangkan pelan tubuh pria itu berharap mendapatkan respon. Namun hasilnya nihil, tidak ada respon yang didapatnya. Justru paha Shia mulai terasa basah karena karena darah yang keluar dari bagian belakang kepala Dante.

“Hei Dante.. sadarlah” ucap Shia melirih

“Dante.. Heii..” Panggil Shia lagi

Shia berharap ada mobil yang lewat dan mau membantu mereka namun sayangnya hingga menit ke 10 tidak ada satu kendaraanpun yang melewati mereka.

Seolah mengingat sesuatu, gadis itu meletakkan Dante ditempat yang aman lalu membuka pintu mobil, mengambil tasnya yang masih berada disana.

“Dimana?” tanya Shia pada seseorang dipanggilan telpon

Rumah sakit, kenapa?” suara seorang wanita terdengar dari panggilan telpon

 “Tolong aku cepat, seorang pria sedang celaka bersamaku -”.

“APA? BAGAIMANA BISA?” tanyanya tak percaya.

“Ceritanya panjang. Kumohon segara kirim bantuan ke sini. Aku akan mengirimkan lokasinya”

baiklah, aku akan mengirimkan ambu-“

“Jangan ambulan! Kirimkan saja mobil biasa. Jangan sampai menarik perhatian orang banyak” Ucap Shia penuh penekanan. Untuk sejenak ada keheningan yang melanda

“Shia.. jangan bilang kau-“

“Kumohon Teresa, jangan tanyakan apapun” Ucap Arshia memohon”

“Baiklah. Aku akan meminta Adolf menjemputmu sekarang” Sahut Teresa dengan helaan nafas

“Terima kasih”

TUT

Shia melempar handphone kebelakang dengan asal. Pandangannya kembali kearah pria itu. Ada sebuah luka pada kening pria itu membuatnya terdiam. Hal ini mengingatkanya ke kejadian 6 tahun yang lalu.

“Meskipun kamu orang asing, setidaknya jangan mati didepanku. Aku benci melihatnya.”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Terperangkap Gairah Sang Mafia Kejam   Hidden Chap : Dante Love

    Namanya Zedante Algheri Kingston pria yang kini berusia 41 tahun dengan pesona yang mematikan. Namun, mari kita melangkah lebih jauh ke belakang, ke waktu di mana Dante dan Shia pertama kali bersentuhan dalam perjalanan hidup mereka.***20 tahun yang lalu…Suara pelan lonceng gereja memecah keheningan pagi. Dante turun dari mobil dan membuka pintu untuk ibunya dengan sedikit enggan.“Kau ini! Senyum sedikit, meskipun kau tampan tapi wajahmu yang datar itu menakutkan, jangan sampai teman-temanku takut denganmu” Decak Irena melihat ekspresi putranya yang nampak datar seperti para bodyguard mereka.“Mom yang memaksaku kesini” Ucap Dante dengan datar“Itu karena ayahmu diluar negeri” Ucap Irena, Dia merangkul tangan Dante lalu memasuki gerbang gereja tua yang megah.Namun belum sampai kedepan pintu, Irena melepaskan lengan Dante begitu saja dan meninggalkan Dante sendirian “Kau masuk duluan saja” Ucap Irena lalu melangkah menuju kursi taman gereja dan berbicara dengan seorang biarawati d

  • Terperangkap Gairah Sang Mafia Kejam   Chap 140 END

    “Kau marah Love?” Tanya Dante.Shia melirik sekilas melalui cermin lalu memalingkan pandangannya ke arah lain.“Sekarang aku yakin kau benar-benar marah” Ucap Dante seraya menghela napas panjang. Dante mendekat kearah Shia yang duduk di meja rias sambil memoleskan makeup“Love..” Panggil Dante dengan suara yang amat merduShia tidak merespon, dia hanya fokus memoleskan lipstik di bibirnya. Gaun Navy-nya yang semula berganti menjadi dress satin berwarna hitam gelap dengan beberapa ornamen mengkilat yang menghiasi bagian pinggangnya.“Akh” Shia tersentak ketika Dante menggendongnya ala bridal lalu membawanya keluar kamar.“Masih menolak bicara, Love?” Ucap Dante dengan senyuman lebar.“Dasar pemaksa” gumam Shia tanpa melihat wajah Dante.Dante terkekeh “Kau manis sekali saat kesal seperti ini Love”Shia tetap diam, mengabaikan pandangan Dante. Dia merasa sulit untuk menyembunyikan senyuman kecil di bibirnya meskipun hatinya berbisik untuk tetap marah.“Turunkan, aku bisa jalan sendiri”

  • Terperangkap Gairah Sang Mafia Kejam   Chap 139 (21+) Mau Adik Perempuan

    “Shh… ahh” Shia meringis antara sakit dan nikmat disatu waktu bersamaan. Shia terduduk diatas meja kerja milik Dante dengan Dante yang berdirii dan terus memompa dirinya dibawah sana.“Dante- Stoph..Eum..” Belum selesai Shia berbicara Dante sudah lebih dulu membungkam bibir SHia dengan lumatan singkat lalu ia menarik diri setelah menyematkan mengecup pipi Shia beberapa kali kemudian lanjut menghentak Shia.Shia mengigit bibirnya, menahan desahan saat milik Dante masuk terlalu dalam di inti tubuhnya. Mata biru itu mentap gaun navy yang sudah tergeletak dan robek disana.“D-dante pestanya belum selesai” Ucap Shia saat Dante memperlambat gerakannya“Hmm.. mereka tidak akan menyadari kita menghilang Love” Ucap Dante dengan suara seraknya “Lihat Love, milikmu benar-benar dirancang sempurna untuk aku masuki” Tambahnya sambil menatap kelamin keduanya yang menyatu.Blush..“Dasar mesum” Shia berucap kesal namun wajah Shia memerah total, Shia mengalihkan pandangannya ke samping. Enggan menatap

  • Terperangkap Gairah Sang Mafia Kejam   Chap 138 5 tahun kemudian

    Mobil putih itu bergerak dengan memutar di sisi lintasan yang menantang. Shia, dengan mahirnya, mengendalikan setiap gerakan mobilnya dengan presisi yang luar biasa. Asap ban dan deru mesin menciptakan suara yang menggetarkan hati para penonton di arena balap. Dante, yang berada di tepi lintasan, menyaksikan Shia dengan mata abu-abu yang menatap penuh kebanggaan. Meskipun awalnya khawatir, dia tidak bisa menahan kekagumannya melihat keahlian Shia dalam melakukan teknik drifting. Setiap belokan dan putaran roda menjadi sebuah tarian yang memukau. “Bukankah istriku luar biasa Alesio” Ucap Dante dengan bangga pada sang anak yang kini berusia 5 tahun. Alesio mendengus, meskipun masih kecil namun sikap Dante benar-benar menurun persis padanya “Dia mamaku” Dalam setiap belokan tajam dan drift spektakuler, Shia terus menunjukkan keterampilannya. Saingan-saingannya sulit mengejar karena mobil putihnya meluncur dengan kecepatan yang sulit dipercaya. Suasana menjadi semakin tegang ketika bal

  • Terperangkap Gairah Sang Mafia Kejam   Chap 137 Jadilah dirimu sendiri

    "Melalui proses pemungutan suara yang demokratis, para pemegang saham dengan bulat hati menyetujui penetapan Ronnie Colins sebagai Presiden Direktur, menggantikan almarhum Robert Clarikson sesuai dengan peraturan nomor 2 yang telah diusulkan.”Prok.. Prok.. Prokk..Suara tepuk tangan menggema merayakan keputusan yang baru saja diumumkan.Cahaya sorot lampu panggung memantulkan kilauan di wajah-wajah para pemegang saham yang merasa yakin bahwa pemilihan Ronnie Colins sebagai Presiden Direktur adalah langkah yang tepat.Ronnie Colins, dengan langkah mantap, berdiri di depan podium. Sorot mata yang tajam dan wibawa dalam setiap langkahnya mencerminkan kepercayaan diri yang dimilikinya.Ronnie mengarahkan pandangannya kesegala sisi hingga terhenti pada satu titik. Sudut bibirnya terangkat dengan senyum miring "Terima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan. Saya sangat bersyukur dan berkomitmen untuk membawa perusahaan ini ke arah yang lebih baik, sesuai dengan visi dan misi yang tela

  • Terperangkap Gairah Sang Mafia Kejam   Chap 136 Bayi kecil dan Bayi Besar

    Waktu pemulihan yang seolah begitu cepat terasa seperti mukjizat bagi Dante. Shia dan bayi mereka, Alesio, menjadi simbol keajaiban itu. Setelah melewati masa-masa sulit di ruang perawatan intensif neonatal, Alesio kini berada dalam gendongan hangat Shia. Bayi itu tidak lagi terikat pada tabung inkubator.Dante duduk di samping Shia, matanya penuh kekaguman melihat bayi mungil mereka yang sekarang begitu sehat. Alesio dengan rakus meminum ASI dari ibunya, menunjukkan semangat hidup yang mengagumkan."Dia benar-benar rakus, ya?" Dante berkata dengan senyum di bibirnya.Shia hanya mengangguk setuju, mata biru yang terus memperhatikan putranya yang kecil. Keceriaan dan kebahagiaan menyelinap ke wajahnya meskipun kelelahan masih terlihat di matanya."Hidungnya dan bentuk wajahnya mirip sepertimu, Dante" Shia berkata sambil tersenyum lembut, jari telunjuknya menyentuh lembut permukaan wajah Alesio. "Dia pasti akan tumbuh menjadi anak yang sangat tampan, persis seperti ayahnya.Dante merasa

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status