Share

Bab 2 Hubungan Yang Retak

Author: Strrose
last update Huling Na-update: 2024-01-13 11:02:52

Brak!

Suara gebrakan meja menggema di ruang tamu, menciptakan atmosfer tegang yang terasa hingga ke sudut-sudut ruangan. Suara Andre, papa Alana, menggelegar bersamaan dengan ledakan emosi yang menyertainya.

"Apa-apaan ini, Alana?! Berita apa ini!" teriak Andre, wajahnya merah padam ketika melihat layar televisi yang menayangkan skandal pertunangan putrinya.

Alana menjawab dengan penuh ketegasan, "Aku ingin pertunanganku dan Morgan batal, Pa!"

Pandangan tajam Andre menusuk Alana, seolah mempertanyakan keberanian anak perempuannya untuk membuat keputusan besar ini. Ruang tamu yang sebelumnya terasa begitu nyaman, kini dipenuhi dengan ketegangan.

"Tapi kau juga tidak bisa memperlakukan Morgan seperti ini, Alana. Kamu bisa membuat kerja sama keluarga Dirgantara dan Lusamo  batal” suara Yulina, ibu tirinya, terdengar lembut namun penuh dengan ketidaksetujuan. Yulina duduk di samping Andre, sementara Linda, putri kesayangan mereka yang berusia 16 tahun memperhatikan situasi dengan ekspresi heran.

“Memangnya kak Ana ngapain pa sampai papa bentak kak Ana.?” Tanya Linda dengan gampangnya

“Gak papa sayang. Kakakmu ini memang perlu diberi nasihat sedikit” Jawab Andre dengan nada lembut, berbeda sekali saat dia berbicara dengan Alana.

Alana menggigit bibirnya, mencoba menahan amarahnya "Aku tidak bisa menikah dengan seseorang yang tidak setia, Pa. Aku hanya mencari kebahagiaanku sendiri!"

Yulina menatap Alana dengan tatapan penuh kekecewaan namun dibalik itu dia tersenyum puas "Ini bukan hanya soal dirimu, Alana. Ini melibatkan masa depan keluarga dan perusahaan."

“Alana hentikan ini semua. Papa tau jika berita ini perbuatan teman priamu itu” ucap Andre

Alana merasa tertekan. Dia menghela napas dalam dan berkata, "Aku memahami itu, Pa. Tapi apakah hidupku harus dikorbankan demi kesepakatan bisnis? Aku ingin hidup dengan pilihan yang aku buat sendiri."

 “Alana!” Suara Andre kembali terdengar membuat Linda tersentak. Andre yang sadar akan hal itu menghela napas lalu menatap Linda “Linda sayang ke kamar dulu ya, papa harus ngomong sama Alana dulu”

“tapi Pa-”

“Linda, ikuti kata Papa”

“Oke ma” Jawab Linda. Gadis itu menatap Alana sekilas lalu melangkah menapaki tangga menuju kamarnya.

‘CK.. manis sekali keluarga cemara didepanku ini’ Monolog Alana dengan berdecih.

“Alana” Andre memanggil dengan tegas “Jangan kekanakan. Datangi Morgan dan minta maaf padanya!” Suara Andre kembali terdengar memenuhi ruang tamu, keras dan memerintah. Perintah ayahnya membuat tangan Alana terkepal, mencerminkan kekesalan yang memuncak dalam dirinya.

"Kenapa aku yang harus minta maaf, Pa? Yang salah adalah Morgan. Dia yang menyelingkuhiku!" ucap Alana dengan lirih, mata yang penuh dengan air mata menatap sang ayah yang berekspresi keras.

"Kau melakukan ini lagi, Alana. Bisakah kau bersikap dewasa. Kalian bisa bicarakannya baik-baik. Itu hanyalah ciuman" ucap Yulina, ibu tirinya, mencoba meredakan ketegangan di ruangan.

"Hanya ciuman, ibu bilang?" tanya Alana tak percaya.

"Alana, Morgan juga masih muda. Hubungan kalian belum terikat sekuat itu" Yulina melanjutkan argumennya. "Wajah jika anak muda sepertinya masih suka bermain"

Alana berdecih "Oh, sepertinya Ibu tidak keberatan ya jika tunangan Ibu mencium wanita lain. Sungguh lapang sekali hati ibu tiriku ini" ucap Alana dengan senyum tipis. "Atau mungkin karena Ibu juga suka mencium pria yang menjadi pasangan orang lain-"

PLAK! Deg… rasanya jantung Alana berhenti berdetak beberapa saat.

Rasa panas dipipinya menyebar begitu cepat, terasa seperti api menyala-nyala. Suara tamparan itu, keras dan tajam, menggegerkan seluruh ruangan.

“Al..ana” panggil Andre dengan terbata. Dia bahkan tidak sadar jika tangan kasarnya sudah menampar putri kandungnya sendiri.

“Papa menamparku?” tanya Alana nyaris seperti bisikan, matanya membelalak dalam keheranan. “Papa tega menamparku? Putri kandung papa sendiri?”

“Kau menghina ibu mu, Alana,” ucap Andre sambil menghela napas pelan. Wajahnya terlihat tegang, mencerminkan kekecewaan dan amarah yang bergelombang di dalam dirinya.

“Papa menamparku hanya karena itu? lalu kenapa dulu papa tidak pernah menampar dia yang memfitnah Mama?” Alana menujuk Yulina dengan tegas

“Alana!”

“Mas… sudah aku tidak apa-apa” suara Yulina menyadarkan mereka.

Medusa itu benar-benar memerankan korban yang terluka, meski dia yang memulai perang kata-kata.

Alana menahan rasa sakit di pipinya, menyadari bahwa kata-katanya telah menyulut ledakan emosi di dalam keluarganya. Meskipun keinginannya untuk membela diri masih kuat, tapi dia tahu bahwa situasi ini tak lagi bisa dia kendalikan. Sebuah jeda tegang menggantikan suasananya yang sebelumnya riuh.

“Kamu berubah Alana” ucap Andre “Putri papa bukan anak pembangkang seperti ini” Ucap Andre

“Memangnya sejak awal papa memperhatikan putri papa yang satu ini? Bukannya yang papa urus selalu Linda?” Lirih Alana.

Ditengah-tengah kekacauan itu, Alana bisa melihat Yulina yang menatapnya dengan senyum mengejek. “Mas, kau sudah keterlaluan. Alana memang salah tapi menamparnya juga tidak baik. Mungkin memang kita yang kurang memperhatikan Alana” suara Yulina yang dibuat selembut mungkin membuat Alana merasa mual.

“Dia memang perlu diberi pelajaran, sayang. Semakin lama sifatnya semakin liar” ucap Andre, membuat Alana tidak bisa berkata-kata.

Andre menatap Alana dengan tegas "Bicarakanlah dengan Morgan, Alana. Temui dia dan selesaikan masalah ini dengan dewasa."

“Aku benci Papa” ucap Alana dengan air mata yang mengalir deras. Gadis itu bergerak meninggalkan ruang tengah menuju kamarnya.

Andre melihat kepergian Alana dengan perasaan bercampur, menyadari bahwa langkah-langkah yang diambilnya membuat putrinya semakin jauh darinya.

Di dalam kamar, Alana mencuci wajahnya. Matanya agak membengkak karena banyak menangis hari ini “Hah…” helaan napas kasar terdengar dari bibir mungil Alana. “Medusa itu benar-benar mempengaruhi papa” gumam Alana.

Alana duduk di tepi ranjang, merenung tentang keputusasaan yang tengah melandanya. Dia tahu bahwa perubahan suasana hati Andre disebabkan oleh peran Yulina, ibu tirinya yang seringkali menjadi sumber konflik dalam keluarga mereka.

“Papa, mengapa kau begitu mudah dipengaruhi olehnya?” Alana berbisik, merenungkan dinamika keluarganya yang semakin rumit. Matanya menatap figura foto yang menampilkan potret keluarga saat mama-nya masih hidup. Gambar itu membawa kenangan manis yang kini semakin terasa jauh.

Ponsel di meja riasnya berdering, menarik perhatian Alana. Dia mengambilnya dan melihat pesan dari Mic "Alana, kita butuh klarifikasi atas skandal ini."

Seolah ada harapan baru dalam pemutusan pertunangan itu, senyum Alana terbit dengan cerahnya.

“Aku akan segera siap. Berikan waktu dan lokasi konferensi itu. Aku mengandalkanmu Mic” balas Alana pada pesan Mic. Dia merasa diberi kesempatan untuk menyelesaikan skandal tersebut dengan cara yang benar. Wajahnya yang tadinya penuh keraguan kini dipenuhi dengan tekad untuk menghadapi situasi sulit yang menantangnya.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Terperangkap Kontrak Hasrat Sang Casanova   Bab 138 Menyerahkan semuanya padamu

    Alesio melingkarkan tangannya di pinggang ramping Alana dan mengelusnya pelan, bibir pria itu menicum leher putih Alana yang terekspos.Alana tersentak, dia melirik Alesio yang masih setia menciumi lehernya.“Kamu ini sedang apa sih?” tanyanya“kau wangi” Ucap Alesio. Pria itu menggigit leher Alana membuat gadis itu kaget.“Bisa kamu hentikan, aku sedang memasak”Alesio tidak menggubris ucapan Alana, pria itu masih menciumi lehernya, menikmati aroma yang mampu membuat Alesio kecanduan.Alana merasa semakin tidak nyaman dengan situasi ini, merasakan ketidaknyamanan dan kebingungan mencampuradukkan perasaannya.“Tolong, Alesio” desisnya lagi, mencoba untuk meminta dengan lebih tegas agar Alesio menghentikan tindakannya. Tetapi dia juga merasa sulit untuk menolaknya sepenuhnya, terpesona oleh keintiman yang mereka bagikan.“Ini hukuman mu karena memasak di rumahku” Ucapny

  • Terperangkap Kontrak Hasrat Sang Casanova   Bab 137 Tidak bisa kabur

    “KAKEKKKK!” Alana berteriak keras begitu melihat Kakek Igrit sedang berdiri memandangi pohon mahoni di samping rumah.Kakek Igrit memalingkan pandangannya dari pohon yang dia amati dengan penuh konsentrasi. Senyum hangat terukir di wajahnya ketika melihat Alana mendekatinya dengan cepat.“Di mana Alesio, Nak?” tanyanya dengan suara lembut, matanya memancarkan kekhawatiran.Alana menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya sendiri sebelum menjawab. “Dia sedang ada urusan, Kakek” ucapnya tanpa raguKakek Igrit mengangguk mengerti, tetapi matanya tetap penuh dengan rasa ingin tahu. “Baiklah, Nak” katanya dengan lembut, sebelum melangkah menuju pintu masuk rumah dengan langkah perlahan. Alana mengikuti di belakangnya, merasa lega bahwa dia memiliki seseorang yang selalu memahami dan peduli padanya.“Bagaimana kondisi perusahaan?” tanya kakek Igrit, berubah dari kekhawatiran pribadi

  • Terperangkap Kontrak Hasrat Sang Casanova   Bab 136 Istri Pemberontak

    Alesio meloncat keluar dari mobil mewah dengan wajah yang penuh kemarahan. "Keluar!" teriaknya, suaranya gemetar oleh kemarahan.Diana keluar dari rumah dengan wajah sumringah, dia senang Alesio menemuinya “Al, aku merindu- Akh” Diana memekikAlesio menarik tangan Diana dan mencekik leher wanita itu, bahkan dengan mudahnya sedikit mengangkat tubuh Diana hingga tak menampak pada tanah“Alesio” Clark berteriak.Alesio cukup kaget melihat Clark yang keluar dari rumah Diana. Dia mendekat pada Alesio, meraih tangan Alesio yang bahkan kaku untuk ditarikAlesio tenggelam dalam lautan pikirannya yang gelap, tak terganggu oleh kehadiran Clark yang mencoba memanggilnya. Satu-satunya fokusnya adalah memadamkan nyala kebencian yang berkobar di dalam dirinya, kebencian yang diarahkan kepada Diana, sosok yang dianggapnya sebagai biang keladi dari kepergian Alana."ALESIO!" Clark berteriak, mencoba memperoleh perhatian pria it

  • Terperangkap Kontrak Hasrat Sang Casanova   Bab 135 Kepergian Alana

    “Aku hamil anak Alesio”Alana mengulas senyum tipis sambil menatap wanita cantik berambut blonde didepannya“Benarkah? Kau yakin itu miliknya?” Tanya Alana, dia meletakkan tangannya dan menopang dagu, menatap Diana dengan senyum tipis"Ya, aku yakin, memangnya siapa lagi pria yang menyentuhku selain Al" Diana menjawab dengan percaya diri, sambil menggerakkan rambutnya yang tergerai lembut ke belakang telingaAlana menganggukan kepalanya“Selamat” Ucap Alana yang membuat Diana terpaku, dia tidak menyangka dengan respon yang diberikan Alana“Kau tidak marah?” Tanya Diana. Seharusnya Alana marah padanya lalu dia akan menjatuhkan diri hingga menyebabkan keguguran untuk meraih simpati publik namun Alana justru hanya menggelengkan kepala ringan“Untuk apa aku marah? Buang-buang tenaga” Ucap Alana, tangannya meraih gelas dan menyesap kopi didalamnya“Ke-kenapa?” tanya Diana meminta penjelasan lebih lanjut“Aku sudah memutuskan untuk fokus pada masa depan, bukan untuk menghabiskan energi untu

  • Terperangkap Kontrak Hasrat Sang Casanova   Bab 134 (21+) Alana dan kebohongannya

    Candu.Setidaknya itulah yang Alesio rasakan ketika bercinta dengan Alana. Alesio tidak peduli dengan tanggapan jika dia dikatakan hypersex, tapi saat ini Alesio memang ingin terus melakukannya dengan Alana.. lagi dan lagi.Mereka seperti magnet yang saling tarik-menarik, tak bisa lepas satu sama lain. Setiap sentuhan, setiap ciuman, dan setiap gerakan terasa seperti keajaiban yang mereka ciptakan bersama. Mereka saling memenuhi kebutuhan satu sama lain, menggali keintiman yang mendalam di antara mereka.“You’re so beautiful, Amour” bisiknya parau di telinga Alana. Bibirnya menyisir lembut leher Alana serta memberikan kiss mark sebagai tanda kepemilikannya.Tangan Alesio kemudian bergerak turun ke payudara dan perut Alana, lalu beralih pada pangkal paha Alana yang memang tidak menggunakan apapun. Kondisi keduanya sama-sama telanjang, hanya selimut tebal yang menutupi tubuh keduanya.Alana merespon dengan desahan kecil yang terputu

  • Terperangkap Kontrak Hasrat Sang Casanova   Bab 132 Alesio dan kecemburuannya

    “Aku tidak tertarik pada mereka, Ale. Aku bukan dirimu yang suka berganti-ganti pasang di tiap club malam”Alesio membatu, seharusnya yang dia khawatirkan bukan Alana tertarik pada Grey namun apa yang akan Ezel ucapkan pada Alana.“Berniat menjelaskan… Alesio Kingston” Ucap Alana dengan senyum lebar sambil mengarahkan pistolnya pada dada AlesioAlesio menahan pistol itu dengan jari telunjuknya “Sepat sekali senjata ini terarah padaku” Kekeh AlesioAlana tetap tenang, senyumnya tidak luntur sedikit pun. "Kau tahu, Ale, kadang-kadang aku merasa ragu dengan dirimu” Ucap Alana membuat pandangan Alesio menajam“Jangan Denial Alana” Desisnya. Matanya menatap tajam Alana yang kini memegang senjata di depannya. "Aku tahu aku punya kesalahan, tapi ini tidak benar-benar relevan sekarang. Kau sendiri juga sudah tahu bagaimana aku di masa lalu."Alana hanya tertawa, senyumnya terlihat mengejek

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status