Share

Bab 3 Menjebaknya

Author: Strrose
last update Huling Na-update: 2024-01-14 12:00:50

Dentuman suara musik di sebuah klub malam begitu memekakkan telinga bagi siapa saja yang mendengar, namun pengecualian bagi para pengunjung yang sedang berada di lantai dansa. Mereka menari dengan senangnya, menikmati tiap hentakan yang dimainkan oleh Disc Jockey.

Alana duduk sambil memainkan gelas sloki di tangannya, memutar minuman beralkohol yang ada di dalam gelas tersebut. Ini adalah pertama kalinya selama 21 tahun hidup, Alana masuk ke dalam sebuah klub malam, lebih tepatnya club malam yang seolah didesain khusus bagi para pembisnis. Cahaya sorot lampu yang berkilauan menggambarkan suasana yang energetik di sekitarnya.

Bartender yang cukup tampan menatap gadis berwajah cantik dengan rambut hitam panjang yang tergerai indah.

"Anda ingin minuman lain, nona?" tanya sang bartender dengan sedikit menggoda. Dia jelas tau siapa gadis didepannya saat ini. Alana Claira Dirgantara, gadis yang menghebohkan media beberapa jam lalu.

“Minuman untuk mengalihkan pikiran mungkin” tawarnya

Alana menatap sang Bartender. Wajah pria itu cukup rupawan. Alana bisa menebak jika sang bartender tampak seperti berdarah campuran. Bahasa Indonesianya fasih, namun wajah pria itu terkesan seperti orang luar. Rambut blonde dan kulit putihnya mencerminkan itu.

“Tidak terima kasih. Aku sudah punya” Tolak Alana sambil mengangkat sedikit gelas miliknya

“Aku Malvin” Ucapnya mengenalkan diri “Ingin mencoba sesuatu yang berbeda?" Tanya Malvin. Sorot mata Alana bertemu dengan sorot mata sang bartender. Saat itu, percakapan mereka pun mulai mengalir.

“Ini pertama kalinya Anda datang ke sini?" tanya sang bartender sambil menatap Alana dengan rasa ingin tahu.

Alana mengangguk "Ya, benar aku mencoba menghilangkan stress dan kurasa kau juga sudah tau penyebab stresku itu." Ucap Alana

Malvin tertawa dan me-lap sebuah gelas kaca, kemudian meletakkannya di depan Alana. Dengan keahlian yang terlihat sudah biasa, Malvin mengisi gelas itu dengan es batu berbentuk kristal bulat dan menuangkan cairan berwarna kuning emas yang berkilauan di dalamnya.

“Coba ini, ku pastikan rasa stresmu akan hilang” ujar Malvin dengan senyuman misterius.

“Sampanye… Dengan kadar alcohol cukup tinggi, kau pikir aku bodoh?” Alana merespon dengan sedikit skeptis membuat Malvin tertawa.

Tiba-tiba, seorang pria tampan muncul dan duduk di meja yang sama dengan Alana. Mereka terpisahkan oleh dua kursi di sebelah kanan Alana. Pria itu tampak elegan dengan setelan kemeja hitam dengan dua kancing teratas yang dibiarkan menganga.

“Apa yang anda butuhkan, Mr. Kingston” ucap sang bartender dalam bahasa Spanyol. Alana tahu sedikit bagaimana logat dan aksen bahasa Spanyol itu karena dia pernah mempelajarinya dulu.

“Martini” Suara serak dan seksi itu terdengar.

Bartender segera mulai menyiapkan martini dengan cekatan. Alana tak bisa menghindari pandangannya yang terus tertuju pada tuan muda Kingston.

Alesio Theodore Kingston. Pebisnis nomor satu dunia yang mengambil alih maskapai penerbangan Kingston Airlines diusianya yang menginjak 25 tahun. Pria itu tampak seolah tahu bagaimana cara berada di pusat perhatian.

Sebuah keberutungan baginya bisa bertemu dengan pria itu, bahkan bertatap mata dengan netra biru gelap itu. katanya siapapun yang menatap netra itu pasti akan jatuh cinta pada sang ladykiller itu.

Ketika martini telah disajikan di depan Alesio, netra biru itu melirik Alana.

“Ingin mencoba ini, senorita?” Alana tersentak, pria itu sedang berbicara dengannya dalam bahasa inggris.

Alana tersenyum dan mengangkat gelasnya, seolah melakukan tos dari jauh. “Terima kasih, tapi saya cukup puas dengan apa yang saya pesan.”

Alesio tersenyum tipis lalu menyesap minumannya, begitupun dengan Alana. Lalu seperti mendapatkan sebuah peluang besar tentang cara pembatalan pertunangan.

Alana mengambil handphonenya dan mengirimkan pesan pada Mic. Jarinya bergerak dengan cepat, menekan huruf-huruf pada layar keyboardnya lalu senyum lebar tercipta dibibirnya tanpa menyadari jika sejak tadi sepasang mata biru itu memperhatikannya.

Selesai dengan handphonenya, Alana kembali meraih gelas kaca dan menyesap isinya. Matanya melirik Alesio yang masih minum dengan elegannya.

Tangan Alana terulur hendak menyentuh lengan Alesio namun pergerakannya tertahan karena Alesio yang menggenggam tangannya “Ah, maaf, sir. Ada debu di lengan kemejamu” ucap Alana dengan lembut lalu dia menatap ke pojok ruangan. Mic berdiri di sana dengan sebuah kamera yang tersembunyi, lalu memberikan jempol pada Alana.

Selama hampir satu jam, Alana terus diam menunggu pergerakan Alesio. Barulah ketika pria itu nampak membayar tagihan, Alana langsung menghubungi Mic lagi.

Alesio berjalan keluar dari klub, dan Alana mengikuti di belakangnya. Begitu benar-benar berada di pintu keluar, Alana memanggil pria itu.

“Permisi, Mr. Kingston.”

Alesio berhenti sejenak, menoleh ke belakang dengan tatapan tajamnya. “Ada apa? Ingin tidur denganku?” tanyanya tanpa memfilter ucapannya.

Awalnya Alesio kira Alana adalah penguntitnya, seperti yang kebanyakan wanita lakukan bila tanpa sengaja berpapasan dengannya. bahkan mereka tidak segan-segan mengajak Alesio ke hotel maupun apartemen didekat sana.

Alana menyusun senyum tipis di wajahnya. “Aku hanya ingin memastikan bahwa semuanya baik-baik saja. Terima kasih atas malam yang menyenangkan.”

Ucapan Alana membuat kening Alesio mengkerut. Dengan mantap, Alana melangkah lebih dekat ke Alesio. Alana tersenyum simpul, tatapan keduanya bertemu, tingginya hanya sebatas dada pria itu, agak menyulitkan namun juga menguntungkan Alana….

Secara tiba-tiba Alana menarik kerah Alesio, membuat kepala pria itu menunduk dan mencium bibirnya. Alana melumat bibir tebal itu dengan kaku, memulai sebuah aksi nekat di tengah situasi yang semakin ramai. Keduanya terperangkap dalam momen intens, seolah dunia di sekitar mereka lenyap.

Pancaran flash kamera menjadi saksi bisu dari aksi nekat Alana. Suara deru mesin kamera dan sorakan dari para pengunjung club yang akan keluar seakan tereduksi oleh keintiman yang tercipta di antara dua jiwa yang bertemu di pintu keluar club itu.

Beberapa saat kemudian Alana melepaskan ciumannya dan menunduk “Maafkan aku” gumamnya pelan namun masih bisa didengar Alesio.

“Aku baru saja diselingkuhi dan menemukan pengganti tapi kau justru ingin membuangku! Tega sekali kau Mr Kingston! Kau menggodaku 1 jam lalu dan membuatku mencintaimu dengan cepat lalu sekarang kau juga mencampakanku!!” Alana berteriak histeris.

Terdengar bisikan-bisikan dan sorakan dari beberapa pengunjung yang menyaksikan aksi itu. Pada saat itu Alana tersenyum tipis, menyadari bahwa momen itu telah menjadi obyek perbincangan. Alana melirik para wartawan yang dia tau sebagai rekan Mic.

Alana yakin jika dirinya akan menjadi headline berita keesokan harinya dan itulah yang Alana inginkan sekarang.

Alana sempat melirik Alesio yang nampak bingung.

Tentu saja Alana yakin pria itu bingung dengan apa yang terjadi karena Alana menggunakan bahasa Indonesia yang tidak Alesio pahami.

Baru saja Alana hendak berbalik dan meninggalkan tempat itu, Tangan kiri Alesio dengan penuh kepastian melingkar di pinggang Alana. Tangan kanannya memegang dagu Alana, mendongakan wajah itu dan menciumnya.

“Maaf, aku tidak akan mencampakanmu” Ucap Alesio dengan seringaian yang membuat mata Alana membola.

“HELL!! DIA PAHAM YANG KUUCAPKAN!” Batin Alana berteriak keras, perasaan malu menerpa dirinya dengan sangat kuat.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Mella Sasaq
hahaha senjata makan tuan
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Terperangkap Kontrak Hasrat Sang Casanova   Bab 138 Menyerahkan semuanya padamu

    Alesio melingkarkan tangannya di pinggang ramping Alana dan mengelusnya pelan, bibir pria itu menicum leher putih Alana yang terekspos.Alana tersentak, dia melirik Alesio yang masih setia menciumi lehernya.“Kamu ini sedang apa sih?” tanyanya“kau wangi” Ucap Alesio. Pria itu menggigit leher Alana membuat gadis itu kaget.“Bisa kamu hentikan, aku sedang memasak”Alesio tidak menggubris ucapan Alana, pria itu masih menciumi lehernya, menikmati aroma yang mampu membuat Alesio kecanduan.Alana merasa semakin tidak nyaman dengan situasi ini, merasakan ketidaknyamanan dan kebingungan mencampuradukkan perasaannya.“Tolong, Alesio” desisnya lagi, mencoba untuk meminta dengan lebih tegas agar Alesio menghentikan tindakannya. Tetapi dia juga merasa sulit untuk menolaknya sepenuhnya, terpesona oleh keintiman yang mereka bagikan.“Ini hukuman mu karena memasak di rumahku” Ucapny

  • Terperangkap Kontrak Hasrat Sang Casanova   Bab 137 Tidak bisa kabur

    “KAKEKKKK!” Alana berteriak keras begitu melihat Kakek Igrit sedang berdiri memandangi pohon mahoni di samping rumah.Kakek Igrit memalingkan pandangannya dari pohon yang dia amati dengan penuh konsentrasi. Senyum hangat terukir di wajahnya ketika melihat Alana mendekatinya dengan cepat.“Di mana Alesio, Nak?” tanyanya dengan suara lembut, matanya memancarkan kekhawatiran.Alana menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya sendiri sebelum menjawab. “Dia sedang ada urusan, Kakek” ucapnya tanpa raguKakek Igrit mengangguk mengerti, tetapi matanya tetap penuh dengan rasa ingin tahu. “Baiklah, Nak” katanya dengan lembut, sebelum melangkah menuju pintu masuk rumah dengan langkah perlahan. Alana mengikuti di belakangnya, merasa lega bahwa dia memiliki seseorang yang selalu memahami dan peduli padanya.“Bagaimana kondisi perusahaan?” tanya kakek Igrit, berubah dari kekhawatiran pribadi

  • Terperangkap Kontrak Hasrat Sang Casanova   Bab 136 Istri Pemberontak

    Alesio meloncat keluar dari mobil mewah dengan wajah yang penuh kemarahan. "Keluar!" teriaknya, suaranya gemetar oleh kemarahan.Diana keluar dari rumah dengan wajah sumringah, dia senang Alesio menemuinya “Al, aku merindu- Akh” Diana memekikAlesio menarik tangan Diana dan mencekik leher wanita itu, bahkan dengan mudahnya sedikit mengangkat tubuh Diana hingga tak menampak pada tanah“Alesio” Clark berteriak.Alesio cukup kaget melihat Clark yang keluar dari rumah Diana. Dia mendekat pada Alesio, meraih tangan Alesio yang bahkan kaku untuk ditarikAlesio tenggelam dalam lautan pikirannya yang gelap, tak terganggu oleh kehadiran Clark yang mencoba memanggilnya. Satu-satunya fokusnya adalah memadamkan nyala kebencian yang berkobar di dalam dirinya, kebencian yang diarahkan kepada Diana, sosok yang dianggapnya sebagai biang keladi dari kepergian Alana."ALESIO!" Clark berteriak, mencoba memperoleh perhatian pria it

  • Terperangkap Kontrak Hasrat Sang Casanova   Bab 135 Kepergian Alana

    “Aku hamil anak Alesio”Alana mengulas senyum tipis sambil menatap wanita cantik berambut blonde didepannya“Benarkah? Kau yakin itu miliknya?” Tanya Alana, dia meletakkan tangannya dan menopang dagu, menatap Diana dengan senyum tipis"Ya, aku yakin, memangnya siapa lagi pria yang menyentuhku selain Al" Diana menjawab dengan percaya diri, sambil menggerakkan rambutnya yang tergerai lembut ke belakang telingaAlana menganggukan kepalanya“Selamat” Ucap Alana yang membuat Diana terpaku, dia tidak menyangka dengan respon yang diberikan Alana“Kau tidak marah?” Tanya Diana. Seharusnya Alana marah padanya lalu dia akan menjatuhkan diri hingga menyebabkan keguguran untuk meraih simpati publik namun Alana justru hanya menggelengkan kepala ringan“Untuk apa aku marah? Buang-buang tenaga” Ucap Alana, tangannya meraih gelas dan menyesap kopi didalamnya“Ke-kenapa?” tanya Diana meminta penjelasan lebih lanjut“Aku sudah memutuskan untuk fokus pada masa depan, bukan untuk menghabiskan energi untu

  • Terperangkap Kontrak Hasrat Sang Casanova   Bab 134 (21+) Alana dan kebohongannya

    Candu.Setidaknya itulah yang Alesio rasakan ketika bercinta dengan Alana. Alesio tidak peduli dengan tanggapan jika dia dikatakan hypersex, tapi saat ini Alesio memang ingin terus melakukannya dengan Alana.. lagi dan lagi.Mereka seperti magnet yang saling tarik-menarik, tak bisa lepas satu sama lain. Setiap sentuhan, setiap ciuman, dan setiap gerakan terasa seperti keajaiban yang mereka ciptakan bersama. Mereka saling memenuhi kebutuhan satu sama lain, menggali keintiman yang mendalam di antara mereka.“You’re so beautiful, Amour” bisiknya parau di telinga Alana. Bibirnya menyisir lembut leher Alana serta memberikan kiss mark sebagai tanda kepemilikannya.Tangan Alesio kemudian bergerak turun ke payudara dan perut Alana, lalu beralih pada pangkal paha Alana yang memang tidak menggunakan apapun. Kondisi keduanya sama-sama telanjang, hanya selimut tebal yang menutupi tubuh keduanya.Alana merespon dengan desahan kecil yang terputu

  • Terperangkap Kontrak Hasrat Sang Casanova   Bab 132 Alesio dan kecemburuannya

    “Aku tidak tertarik pada mereka, Ale. Aku bukan dirimu yang suka berganti-ganti pasang di tiap club malam”Alesio membatu, seharusnya yang dia khawatirkan bukan Alana tertarik pada Grey namun apa yang akan Ezel ucapkan pada Alana.“Berniat menjelaskan… Alesio Kingston” Ucap Alana dengan senyum lebar sambil mengarahkan pistolnya pada dada AlesioAlesio menahan pistol itu dengan jari telunjuknya “Sepat sekali senjata ini terarah padaku” Kekeh AlesioAlana tetap tenang, senyumnya tidak luntur sedikit pun. "Kau tahu, Ale, kadang-kadang aku merasa ragu dengan dirimu” Ucap Alana membuat pandangan Alesio menajam“Jangan Denial Alana” Desisnya. Matanya menatap tajam Alana yang kini memegang senjata di depannya. "Aku tahu aku punya kesalahan, tapi ini tidak benar-benar relevan sekarang. Kau sendiri juga sudah tahu bagaimana aku di masa lalu."Alana hanya tertawa, senyumnya terlihat mengejek

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status