Share

Bab 4 Kontrak Pengubah Hidup

Alesio menatap gadis di depannya dari atas sampai bawah. Satu kata yang terucap, ‘imut’, namun entah kenapa tatapan matanya sangat berbeda. Bukan tatapan memuja seperti semua gadis yang selalu melihatnya, tetapi tatapan tajam dan intens, sangat jernih tanpa ternoda, membuatnya terlihat menawan.

Gadis didepannya terlihat seperti kelinci kecil yang tersesat namun penuh tekad untuk mencari jalan keluar.

Alesio mengalihkan pandangannya ke arah jam tangan Rolex yang melingkar indah di pergelangan tangannya yang kekar. Sudah hampir 30 menit sejak kejadian ciuman itu selesai, dan Alesio membawanya menuju salah satu hotel.

“Aku pikir ada sesuatu yang ingin kamu katakan, nona” akhirnya Alesio membuka suara, matanya menerawang nakal menatap Alana yang gelagapan.

“Maafkan aku” ucap Alana pelan.

“Jika kamu hanya ingin minta maaf, aku akan pergi” ucap Alesio dengan nada dingin, dia tidak memiliki waktu untuk basa basi dan Alana justru membuatnya melakukan itu.

Alana mencoba mengumpulkan keberanian, membuat perasaan malu yang masih menderanya “Bukan hanya itu, Mr. Kingston. Aku ingin membatalkan pertunanganku dengan Morgan Lusamo.”

Alesio mengangkat alisnya, seakan tak terlalu terkejut dengan pengakuan Alana. “Mengapa aku harus peduli pertunanganmu batal atau tidak?”

Alana mengambil nafas dalam-dalam. “Aku tahu kau memiliki kepentingan dengan Morgan. Jadi, kupikir, mungkin kita bisa saling membantu.”

Alesio tersenyum, melihat adanya kesempatan untuk mengambil keuntungan. “Berbicaralah, nona. Aku suka mendengar tawaran menarik.”

Keheningan kembali melanda. Alesio berdecak “Aku per-“

“Kontrak!” Suara Alana meninggi, dia mengabaikan tatapan menyelidik dari Alesio, kemudian melanjutkan ucapannya, “Kontrak untuk mengubah hidup.”

‘Hidupku,’ Alana menambahkan dalam pikirannya.

“Ini menarik, tapi apa kamu tahu siapa diriku, nona?” Tanya Alesio sambil menyilangkan tangannya di dada.

“Tentu saja! Karena itu kamu, makanya aku menawarkan sebuah kontrak.” Jawab Alana

“Aku tidak membutuhkan apapun, nona. Hidupku sangat meyakinkan.”

“Ku pikir kau membutuhkan seorang istri,” ucap Alana dengan senyum miringnya. “Aku mendengar kau tidak suka dengan pernikahan, namun, kau dipaksa untuk menikah.”

“Informasi dari mana itu?” tanya Alesio menatap gadis di depannya dengan tatapan tak bisa ditebak.

“Aku bersedia menjadi istrimu.” Alana menyatakan dengan mantap, walaupun hatinya berdebar-debar dan menahan malu yang sangat besar namun Ia menyadari bahwa langkah ini bisa membebaskan dirinya dari pertunangan yang tidak diinginkannya.

"Ha?" Ucap Alesio dengan wajah tidak percaya.

"Kubilang aku bersedia menjadi istrimu" ucap Alana, mengulang ucapannya dengan mantap.

“Kau ini gila atau kurang waras?”

Alesio kehilangan kata-katanya, seolah sulit mempercayai apa yang baru saja didengarnya. Berusaha tenang, pria itu menyeringai.

"Apa kau tahu, nona…. Banyak gadis yang lebih darimu bersedia menjadi istriku?"

Alana tersenyum dengan penuh keyakinan. "Aku tahu, karena itu aku bilang ini adalah kontrak yang mengubah hidup."

Lagi, Alesio kehilangan kata-katanya, namun, ia tersenyum. Senyum yang dimilikinya mampu membuat semua wanita luluh, kecuali Alana, yang mempertahankan sikap tegas dan mantapnya.

Kali ini senyum Alesio menyiratkan campuran antara keheranan dan ketertarikan, menyadari bahwa Alana bukanlah gadis biasa yang bisa dengan mudah ia taklukkan.

“Jika kamu menawarkan perjanjian hanya untuk menjadi nyonya Kingston lupakan saja”

“Tidak. Aku tidak butuh gelar itu. Hanya satu tahun, setelah itu mari berpisah” Ucap Alana

“Menarik, memangnya apa yang bisa kau tawarkan, tubuhmu? Aku tidak tertarik” tatapan meremehkan Alesio membuat Alana kesal sudah cukup ia harus menahan emosinya demi masa depan cerahnya.

“Baguslah jika kau tidak tertarik dengan tubuhku artinya semua ini akan berjalan lebih lancar”

“Memangnya kapan aku setuju dengan tawaranmu?” tanya Alesio

“Kerjasama perusahaan Lusamo dan Dirgantara akan batal. Anda bisa mengakusisi semua aset perusahaan Lusamo termasuk perusahaan Dirgantara” jelas Alana tak mencoba tak terpengaruh ucapan Alesio

“Lalu apa hubungannya denganmu?” Tanya Alesio dengan santainya.

Alana tersenyum tipis "Sederhana saja, Mr. Kingston. Aku adalah satu-satunya ahli waris sah perusahaan Dirgantara. Dengan menjadi istrimu, aku dapat membawa perusahaan ini ke dalam genggamanmu." Ucap Alana dengan meyakinkan, dia yang paling tau betapa banyaknya orang yang menginginkan perusahaan Dirgantara, peluang kesuksesan perusahaannya itu sangat tinggi untuk masa depan.

Alesio mengangkat alisnya, terkejut dengan pemberian Alana. "Kau benar-benar serius?"

Alana menghembuskan nafasnya menetralkan emosinya, membuat Alesio semakin tersenyum kemenangan reaksi gadis didepannya, semakin lama ia pikirkan semakin menarik.

“Aku bersedia menjadi bonekamu. Aku memiliki 15% saham perusahaan Dirgantara, jika aku menjadi istrimu, aku akan memberikan saham tersebut selain itu aku juga akan membantu menghadang wanita penggoda yang mengganggumu, menjadi tamengmu mungkin. Tapi, aku tidak akan ikut campur urusanmu, entah wanita simpanan ataupun selir sekalipun, tentang kontrak dan semacamnya aku tidak peduli, terserah padamu” Alana menatap intens mata Alesio tekadnya sudah bulat ia ingin kebebasan

Alesio tersenyum puas, wanita yang menarik tidak boleh dilepaskan, pikirnya.

“Kupikir ini bukan tempat yang tepat untuk membicarakan topik seperti ini” ucap Alesio, sambil mencoba meredakan atmosfer yang sedikit terlalu serius.

Mata kecoklatan milik Alana berbinar “Baiklah, silahkan menghubungiku jika ingin bertemu” Ucap Alana, menyodorkan kartu namanya. Ia menghela napas, lalu hendak keluar dari kamar hotel itu.

“Bagaimana jika aku tidak menghubungimu?” tanya Alesio, membuat Alana menghentikan langkahnya dan menoleh kebelakang, menatap Alesio dengan ekspresi penasaran.

“Aku yakin kau tertarik. Karena ini adalah kontrak yang akan merubah hidup” ucap Alana dengan percaya diri. Matanya memancarkan tekad dan keyakinan, mengisyaratkan bahwa ia tidak akan melepaskan peluang besar ini begitu saja.

Alesio menatap Alana geli, sejak ia lahir tidak seorang pun yang berperilaku tidak masuk akal dan meninggalkannya seperti ini. Benar kata orang, tidak bisa menilai seseorang dari penampilannya. Alana nampak seperti seorang putri lugu dan polos, namun nyatanya memiliki sikap seorang pemberontak.

“Alana Claira Dirgantara” gumam Alesio sambil membaca nama lengkap Alana di kartu itu. Bibir pria itu menyeringai samar, cara Alana yang menatapnya seakan menyembunyikan semua perasaannya itu telah menarik minat seorang Alesio Theodore Kingston. Dalam benaknya, Alesio mulai mempertimbangkan tawaran yang dihadapkan padanya. Tawaran yang akan merubah hidupnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status