Share

Bab 6

Cuaca yang cerah di Scotland tidak terasa menyenangkan bagi Dyana. Saat ini dirinya tengah berada di sebuah jalanan kota yang terhimpit oleh sesaknya gedung-gedung pencakar langit.

Dyana bersenandung sedih dalam perjalanannya menuju tempat masa kecilnya itu.

Kepergian Dyana jelas tidak diketahui oleh siapapun bahkan oleh Jason kekasihnya. Mungkin sebentar lagi akan ada cekcok diantara mereka berdua tapi Dyana tidak peduli.

Dia hanya ingin melihat rumah yang menjadi tempat dirinya tumbuh, melihat adiknya dan melihat neneknya.

Lamunannya terbawa oleh masa kelam dimana lima tahun yang lalu, saat usianya baru tujuh belas tahun dirinya menjadi tulang punggung keluarganya.

Ayahnya terlalu brengsek dan ibunya harus menanggung segala rasa sakit karena menikahi pria yang berhati seperti iblis.

Ibunya meninggal ketika Dyana berumur sepuluh tahun, meninggalkan Dyana untuk mengurusi adik dan neneknya.

Dyana putus sekolah saat itu, kerja serabutan demi memberikan hidup yang layak untuk adik perempuannya yang saat itu baru berusia lima tahun.

Luka, memar bahkan kelaparan sering dirasakan oleh Dyana. Penghinaan karena kemiskinan sudah menjadi makanan sehari-harinya.

Dia pernah berkerja apapun jenisnya, menjadi pelayan, bartender bahkan pencopet demi memberi makan keluarganya.

Dan Dyana tak pernah malu karenanya, baginya asalkan perut adik dan neneknya kenyang setiap malam, dia tidak akan pernah malu terhadap apapun.

Masih hangat dalam ingatannya ketika sang nenek mengetahui pekerjaan yang dilakukan olehnya, neneknya memukulinya sampai babak belur, mengatainya anak menjijikan dan menyuruhnya pergi dari rumah.

Dan saat itulah Dyana pergi dari rumah, diusianya yang ke lima belas tahun. Meninggalkan adiknya sendirian bersama neneknya.

Meskipun harus Dyana akui, sang nenek tidak pernah melepaskan tanggung jawab pada sang adik, tapi Dyana masih tetap memberi uang pada adiknya.

Pada saat Dyana pergi dari rumahnya, disitu dia bertemu dengan seorang pria.

Pria itu menyelamatkan hidupnya, melindunginya dan membuatnya menyadari arti dari hidup. Hidup yang benar-benar hidup.

Alex, Alex Dellyson. Cinta pertama Dyana dan pria yang berjanji untuk menunggu Dyana pulang.

Alex menunggunya di tepian taman kota. Memakai payung karena Scotland selalu hujan. Mantel warna merah mudanya terlihat menyala di kesunyian jalanan itu.

Dyana yang basah kuyup berlari untuk menggapainya, mereka saling senyum ketika tatapan mata mereka bertemu.

"Mengapa harus menjemput ku?" Tanya Dyana lembut tapi dengan nada keras karena gerimis membuat suaranya hampir tak terdengar.

"Aku khawatir." Ucapan Alex membuat dirinya menghangat.

Untuk pertama kalinya dalam hidup Dyana, dia memiliki orang yang peduli kepadanya, menghargai hidupnya dan terus mendukung apapun yang dilakukan olehnya.

"Aku sangat ingin memelukmu saat ini, sayang sekali tubuhku basah kuyup."

Alex tersenyum cerah dan itu sangat kontras oleh cuaca gelap yang menyelimuti mereka.

"Kalau begitu cepat masuk ke dalam payung ini. Aku sudah kedinginan tahu."

Salah satu alasan Dyana masih berjuang dalam hidupnya adalah karena adiknya, tapi Alex adalah alasan mengapa Dyana masih waras sampai saat ini.

Tidak mudah menjadi Dyana, tidak diinginkan oleh siapapun karena perjuangannya yang berbeda. Hanya Alex, satu-satunya orang yang tetap menggenggam tangannya dan percaya pada Dyana.

Dyana masuk kedalam payung itu bersama dengan Alex, mungkin setelah ini Alex akan basah kuyup tapi sepertinya pria itu tidak peduli.

"Ibumu tahu kau pergi menemui ku?" Tanya Dyana disela getaran bibirnya karena udara dingin disampingnya.

"Tentu saja dia tahu, jika tidak bagaimana aku bisa di hadapan mu saat ini."

"Ayah mu tidak marah atas itu?"

Alex yang masih menggenggam payung mereka sedikit melambatkan jalannya.

"Dia hanya perlu waktu Dy."

"Tanpa perlu waktu dia tidak akan menyukaiku Lex."

"Lalu sejak kapan itu membebani mu?"

Dyana terdiam karena ucapan Alex selalu benar. Sejak awal Dyana tidak pernah peduli mengenai ayah Alex. Pria itu memang tidak menyukainya, tapi pria itu tahu bahwa anaknya bahagia karena Dyana dan sejak awal pria itu tidak pernah ikut campur atas hubungan antara Alex dan Dyana.

Hanya saja pria itu cukup membuat perlindungan tersendiri terhadap Dyana. Dan Dyana tahu alasannya.

Alex memberikan payung itu pada Dyana agar Dyana memegangnya. Saat Dyana memegang payung itu, Alex secara mengejutkan memegang tangannya yang kosong.

"Ayahku memang cenderung tidak menyukai dirimu tapi dia sama sekali tidak pernah keberatan atas hubungan kita. Perbedaannya adalah saat ini kau belum bisa membuktikannya sedangkan ayahku lebih suka gadis yang bisa membuktikan padanya mengenai ketulusan gadis itu untukku."

Dyana mengangguk kecil, "hei sayang, percayakah kau bahwa sepuluh tahun kedepannya kita masih bisa bersama? Aku mungkin akan menjadi orang yang lebih kaya dan dirimu menjadi guru paling dicintai di Scotland. Percayakah kau pada itu semua?"

Alex menatapnya dalam-dalam, hembusan napasnya menjadi lebih ringan dan itu membuat Dyana rileks dalam waktu yang mencengangkan.

"Aku percaya, karena dirimu aku percaya."

Dan sayangnya semua itu adalah kepalsuan.

Langkah kakinya agak berat ketika dirinya memasuki gang yang familiar di matanya itu.

Di pojok gang itu terdapat toko bunga yang selama ini menghantui pikirannya, mungkin benar bahwa Dyana tidak akan bisa lepas dari jerat setan Jason. Karena hampir seluruh hidupnya bergantung pada Jason.

Toko bunga Lil'yare flowers adalah salah satu bukti nyata bahwa Dyana tidak bisa meninggalkan Jason.

Jason lah yang membuka toko ini untuk adik dan nenek Dyana. Jason yang menyuntikan dana segar untuk toko ini dan juga uang bulanan yang rutin Dyana berikan untuk adik dan neneknya.

Dyana berhutang pada Jason, hutang yang pada akhirnya bisa membuat nenek dan adiknya tidak pernah kelaparan, kekurangan uang atau bahkan mengalami siksaan kemiskinan yang dulu sempat menderanya.

Airmata Dyana menumpuk, sedih rasanya mengingat perjanjian antara dirinya dengan Jason.

Jason tidak meminta apapun untuk membayar segala hal yang telah dia berikan. Kekayaan, hidup layak, rasa aman. Jason tidak ingin bayaran apapun selain Dyana.

Ya, hidup Dyana. Kebebasan, cinta, emosi dan kekuatan.

Jason ingin semua hal itu, dirinya tidak perlu apapun selain Dyana.

"Aku tidak butuh apapun, cukup dirimu di sampingku maka aku tidak akan pernah merasa kekurangan."

Andai saat itu Dyana tidak mengambil dompet milik Jason untuk membeli makanan bagi perutnya yang lapar dan agar neneknya bisa selamat dari operasi itu. Apakah semua ini akan terjadi?

Jika waktu dulu Dyana tidak pernah mencopet dari Jason karena merasa Jason bukanlah pria yang semenakutkan itu apakah hidupnya akan baik-baik saja walaupun penuh rasa kekurangan?

Bila saja kakinya cukup kencang untuk berlari dari kejaran para pria yang disuruh oleh Jason untuk menangkapnya, apakah saat ini lingkaran itu masih ada?

Mengapa semua ini terjadi padanya? Mengapa Jason memilihnya diantara ribuan wanita yang bisa saja membukakan baju mereka untuk Jason?

Jason tampan dan sempurna, tapi Dyana bukanlah gadis yang menyukai kesempurnaan karena dia tidak pernah bisa hidup di dalam arti kesempurnaan itu sendiri atau bahkan tidak akan menyukai pria seperti Jason. Dyana menyukai pria yang biasa-biasa saja.

Mengapa Jason bahkan repot-repot merampas semua kebebasan Dyana hanya untuk omong kosong bersamanya?

Jason bahkan tidak pernah mencintai Dyana dan Dyana tahu hal itu karena sekarang sudah lebih dari lima tahun mereka hidup bersama.

Jason keras, angkuh, pemarah, egois, posesif dan kejam. Tidak pernah sekalipun Jason mengatakan perasaanya atau mengutarakan setidaknya kejelasan dalam hubungan mereka.

Dyana hanya disuruh duduk diam di mansion rumah Anthony, membaca buku, berkebun, memanah dan menghangatkan ranjang Dyana.

Kekasaran, kekejaman Jason lah yang membuat Dyana acap kali takut untuk pergi dari sisinya. Bukan karena cinta, Dyana tahu akan hal itu.

Sudah berulang kali Dyana meminta kejelasan hubungan mereka, karena jika Jason hanya ingin Dyana menjadi koleksi mainannya mengapa Jason repot-repot memberikan segala yang yang dimilikinya untuk Dyana? Mengapa Dyana bahkan tidak pernah melihat ada wanita lain selain dirinya didekat Jason?

Jika Dyana adalah budak Jason, mengapa Jason tidak pernah menyuruhnya melakukan hal apapun selain menuruti perintah Jason dan menjadi wanita satu-satunya untuk menemani malam-malamnya?

Mengapa Jason cemburu jika Dyana terlihat dekat dengan pria lain selain Jason dan bahkan memukulinya hingga babak belur jika Jason memang ingin Dyana menjadi budaknya?

Dan yang lebih membuat Dyana kalut, mengapa Jason repot-repot mengenalkan Dyana sebagai wanita miliknya kepada siapapun yang mengenal Dyana.

Jason memiliki hati yang berubah-ubah, pernah satu kali saat Dyana baru menginjakkan kakinya di mansion mewah Anthony selama satu bulan. Saat itu Jason selalu mengatakan bahwa Dyana tidak berarti bagi Jason sama sekali. Dyana tidak memiliki nilai di mata Jason karena Dyana terlalu murahan.

Dyana yang sedih mendengar hal itu, segera menjauh dari Jason. Berkenalan dengan seorang pelayan di rumah itu dan Dyana mencium pelayan pria itu bahkan tidur dengannya karena Dyana berpikir Jason tidak akan marah.

Tapi kenyataannya, Jason mengetahui semua hal itu. Jason mencaci maki Dyana, menampar, memukul seluruh tubuhnya dan menguncinya selama satu minggu. Setelah satu minggu barulah Dyana menyadari bahwa pelayan pria yang ditidurinya itu hilang bagaikan debu.

Jason membunuh pria itu, Dyana cukup tahu karena tidak ada alasan bagi Jason untuk melakukan hal lain selain membunuhnya.

Bahkan saat itu, Jason menyuruh para pesuruhnya untuk menyerang toko bunga yang sudah dibangun olehnya karena Dyana tidur dengan pelayan itu.

Adik Dyana yang kebingungan jelas berusaha menelepon Dyana, yang membuat Dyana harus memohon Jason untuk memaafkannya dan menolong adiknya itu.

Jason tidak mengiyakan permintaan Dyana, hanya menidurinya dengan keras selama dua hari dan menyuruh Dyana untuk tidak pernah pergi dari ranjang mereka.

Ternyata memang Jason hanya perlu permohonan dan permintaan maaf dari Dyana karena setelah itu adiknya menghubungi Dyana dengan nada kelegaan.

Dyana lapang dada jika memang hidupnya harus seperti ini. Tapi bisakah setidaknya Dyana mendapatkan kebahagiaan? Jason menggantungnya, hingga Dyana gila karena menerka-nerka hubungan apa yang mereka miliki. Karena dari yang diketahui oleh Dyana, semua anggota kelompok Anthony memiliki ikatan resmi. Entah itu sebagai kekasih, tunangan atau bahkan dalam tahap menikah. Tapi Dyana dan Jason tidak memilikinya.

Nathasya adalah salah satu orang yang sering membahas hubungan antara Dyana dan Jason. Menggumamkan kata-kata umpatan pada Jason yang tidak pernah secara resmi mengatakan hubungan mereka.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status