Share

Ikuti Aku

Penulis: Rasyidfatir
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-20 22:44:47

Suasana terlihat makin akrab pasalnya Zahra menggelar pesta kebun kecil-kecilan di taman belakang. Ia sudah menggelar tikar lengkap dengan aneka makanan, aneka buah-buahan, minuman segar. Beberapa ART nya ikut sibuk menyiapkan.

Winda duduk bersila di karpet sambil ngemil keripik, sedangkan Abie datang bersama Abian. Kedatangannya di sambut hangat oleh Winda sementara Zahra sibuk mengupas apel.

"Eh, kata bentar lagi kamu wisuda ya?" tanyanya dengan nada menggoda.

"Siap-siap bawa tisu nih buat adek kita, Wind. Soalnya bakal wisuda... tanpa pasangan!" cibirnya sambil tertawa.

"Ck, kalian nih... ribut amat soal pasangan," balasnya sambil melepas jaket, berusaha santai.

"Lho, bukan ribut, kami tuh khawatir. Nanti pas sesi foto bareng, kamu sendirian. Ya, ada sih mama Zahra sama Papa Hisyam. Tapi kan nggak seru tanpa pasangan," goda Winda lagi.

"Daripada kalian sibuk ngurusin aku, mending siapin hadiah wisuda. Biar aku bisa foto bareng kado aja," jawabnya sambil nyengir.

"Kado? Kalau barang
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Richardus Widodo
Aduh cuma 1 Bab
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Mendadak Dinikahi Calon Papa Mertuaku   Ke Danau

    Abian menyandarkan punggung ke jok mobilnya yang masih menyala, satu tangan menepuk-nepuk kemudi pelan. Dari balik jendela yang setengah terbuka, ia menatap Abel yang berdiri kikuk di depan supermarket."Ayo ikut. Jalan bentar aja, keliling komplek kalau kamu nggak bisa lama," ajak Abian.Abel menggigit bibir bawahnya, ragu. Tangannya menggenggam ujung baju dengan gugup. "Aku nggak bisa... Nanti Mama Ratri marah kalau aku pergi tanpa izin."Abian menaikkan sebelah alis. “Ya udah, bilang aja aku yang maksa kamu.” Ia menekan remot, pintu mobil terbuka otomatis. "Cepat. Sebelum aku berubah pikiran."Abel menggeleng pelan. “Abian, serius. Aku bisa kena omel. Dia suka marah-marah kalau aku keluar tanpa bilang.”Abian menoleh sejenak ke arah Abel yang masih berdiri ragu. Udara sore mulai berhembus lembut, menerbangkan sedikit helaian rambut Abel ke depan wajahnya. Ia menyingkirkannya pelan, sementara pikirannya berkecamuk."Aku nggak akan lama," ucap Abian lagi, kali ini lebih pelan. "Cuma

  • Mendadak Dinikahi Calon Papa Mertuaku   Ikuti Aku

    Suasana terlihat makin akrab pasalnya Zahra menggelar pesta kebun kecil-kecilan di taman belakang. Ia sudah menggelar tikar lengkap dengan aneka makanan, aneka buah-buahan, minuman segar. Beberapa ART nya ikut sibuk menyiapkan.Winda duduk bersila di karpet sambil ngemil keripik, sedangkan Abie datang bersama Abian. Kedatangannya di sambut hangat oleh Winda sementara Zahra sibuk mengupas apel."Eh, kata bentar lagi kamu wisuda ya?" tanyanya dengan nada menggoda."Siap-siap bawa tisu nih buat adek kita, Wind. Soalnya bakal wisuda... tanpa pasangan!" cibirnya sambil tertawa."Ck, kalian nih... ribut amat soal pasangan," balasnya sambil melepas jaket, berusaha santai."Lho, bukan ribut, kami tuh khawatir. Nanti pas sesi foto bareng, kamu sendirian. Ya, ada sih mama Zahra sama Papa Hisyam. Tapi kan nggak seru tanpa pasangan," goda Winda lagi."Daripada kalian sibuk ngurusin aku, mending siapin hadiah wisuda. Biar aku bisa foto bareng kado aja," jawabnya sambil nyengir."Kado? Kalau barang

  • Mendadak Dinikahi Calon Papa Mertuaku   Teringat Dia

    "Mah, tadi siapa sih? Ganteng banget," tanya Ririn."Oh, tadi tuh mahasiswa mamah. Udah selesai skripsinya," terang Bu Ratri."Waah, cocok dong," ceplos Ririn tiba-tiba."Cocok apanya?" Dahi Bu Ratri mengernyit heran."Cocok jadi suami aku," balas Ririn cengengesan."Jangan ngaco kamu Rin. Dia itu anak Pak Hisyam. Orang terkaya di kota ini. Jangan berharap terlalu tinggi," balas Bu Ratri."Waah, kebetulan dong. Ma, bantuin aku ya agar deket sama dia," bujuk Ririn.Bu Ratri mendesah, matanya melirik anak gadisnya yang sejak tadi senyum-senyum sendiri."Rin, kamu itu baru juga lulus sekolah. Lagian, kamu pikir anak kayak gitu bakal nengok ke kita?""Tapi Ma, aku yakin bisa dapetin dia. Gaya ngomongnya sopan, bajunya juga nggak norak. Tipe cowok serius gitu, pasti suka cewek yang kalem dan perhatian, kayak aku," ucap Ririn penuh percaya diri.Bu Ratri menggeleng pelan, setengah geli melihat ambisi anak gadisnya yang satu itu."Kalau kamu memang niat, ya Mama lihat-lihat dulu, dia itu dek

  • Mendadak Dinikahi Calon Papa Mertuaku   Hubungan Dosen Pembimbing dan Abel

    Zahra tampak begitu menikmati waktu di dapur pagi itu. Ia tengah memasak sambil bersenandung pelan lagu kesukaannya. Sesekali tangannya bergerak lincah mengaduk sayur di wajan, lalu memotong bahan lain di talenan dengan irama yang teratur. Aroma bumbu yang ditumis memenuhi udara, membuat dapur kecil mereka terasa hangat dan hidup.Rambutnya diikat asal dengan cepol sederhana, dan apron bermotif bunga yang ia kenakan menambah kesan manis pada sosoknya. Ia tampak begitu damai dalam kesibukannya bahagia dengan caranya sendiri.Tanpa ia sadari, Hisyam berdiri di ambang pintu dapur, memperhatikannya dengan senyum mengembang. Ada binar kekaguman di matanya melihat sang istri yang tampak bersinar dalam kesederhanaan."Kalau tiap hari disambut aroma masakan dan suara merdu istri sendiri, rasanya pulang ke rumah tuh kayak liburan," ucap Hisyam sambil melangkah mendekat.Zahra menoleh, sedikit terkejut, lalu tersenyum hangat. Tiba-tiba, dua tangan hangat melingkari pinggang Zahra dari belakang.

  • Mendadak Dinikahi Calon Papa Mertuaku   Kesialan Abian Hari Ini

    Abian menurunkan Abel di pinggir jalan karena jalan menuju rumahnya gang sempit. Ketika mobil Abian menepi, Abel turun perlahan. Ia cukup kesulitan berjalan karena kakinya masih sakit. "Lambat sekali. Atau kamu memang berpura-pura agar aku memapahmu," sindir Abian.Abel melirik tajam. Hatinya cukup sakit mendengar perkataan Abian. Pria tampan itu kalau bicara tidak ada filternya. "Siapa juga yang pingin di papah sama kamu. Kan kamunya yang nabrak aku. Makanya kakiku jadi sakit begini." Akhirnya Abel berhasil menumpahkan kekesalannya."Loh, kok jadi nyalahin aku. Kamu sendiri yang jalan melamun tidak lihat-lihat. Otomatis aku kaget dong waktu kamu nyebrang tiba-tiba," balas Abian tak mau kalah.Abel tak menjawab lagi. Ia memilih berjalan tertatih-tatih ketimbang memelas minta pertolongan pada Abian. Entah mengapa Abian tidak tega ketika melihat punggung Abel dari belakang. Bagaimanapun juga mamanya selalu mengatakan wanita itu orang yang lemah daripada lelaki. Jadi harus su lindungi.

  • Mendadak Dinikahi Calon Papa Mertuaku   Hisyam dan Keluarganya

    Dua puluh tahun kemudian ...Waktu berjalan cepat Abian tumbuh menjadi pria yang yang tampan. Posturnya yang tinggi tegap, hidungnya mancung, matanya indah, gabungan antara Hisyam dan Zahra.Dari sikapnya yang tegas mirip dengan Hisyam. Sementara matanya yang redup dan tenang mirip mamanya. Abian menjadi primadona teman kampusnya. Ia adalah incaran kaum hawa. Namun sepertinya sikap Papanya yang sulit jatuh cinta menurun pada putra semata wayangnya ini.Ia membuat dinding sendiri, sehingga gadis manapun sulit mendekatinya. Ia lebih fokus ikut mengembangkan usaha papanya ketimbang berpikir tentang wanita.Bahkan mamanya sendiri heran, tiap kali Zahra ikut arisan selalu saja di tanya mengenai putranya. Apakah sudah punya pacar atau belum. Banyak yang berharap menjadi menantu orang terkaya bagian keluarga Hisyam. Namun sayangnya, Abian tidak tertarik untuk memikirkan sampai ke pernikahan. Usianya yang terlalu muda membuat dirinya memilih untuk belajar lebih serius mengembangkan bisnis ker

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status