Share

Tidur di Kelas

Semenjak kejadian di masjid waktu itu, aku sudah tidak punya muka lagi. Rasanya aku ingin membenamkan wajahku ke perut bumi. Lia tidak henti-hentinya mentertawakanku. Aku sudah seperti selebgram yang mendadak terkenal. Semua santri mengenalku karena salah jalan ke pesantren putra.

Sekolah sudah mulai masuk semenjak satu minggu yang lalu. Semua santri sudah kembali ke pondok. Dalam waktu beberapa hari, aku sudah memiliki banyak teman. Sikapku yang humble membuatku dikenal dan disukai banyak orang, termasuk laki-laki yang kutemui di toilet masjid waktu itu. Dalam sekejap dia mengenalku, tahu namaku dan semua tentangku.

“Jelas dia tahu namamu, Anin. Dia itu kepala Madrasah Aliyah. Dia punya wewenang untuk melihat data santrinya,” ujar Lia.

“Iya juga, sih. Ngapain aku pusing memikirkannya.” Kuserutup kembali kuah soto ayam di depanku.

Kami sedang makan di kantin istirahat salat Zuhur. Masih ada waktu lima belas menit untuk mengisi perut. S
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status