Share

BAB 4

Author: Putri Rahayu
last update Last Updated: 2024-05-20 10:15:01

Malam semakin larut.

Namun, Jack belum memejamkan mata.

Setelah sahabatnya pergi, ia masih  menunggu sampai Kimberley sadar.

Diperhatikannya wajah cantik gadis itu dalam diam.

Sepertinya, semesta mendengar keinginannya.

Tak lama, Jack melihat Kimberley mulai membuka mata.

"Akhirnya kau bangun juga. Bagaimana misi kabur dari mansion, Sayang? Lancar bukan?" tanyanya langsung.

Kimberley tampak terkejut dan hendak berbicara.

Namun, Jack tak membiarkannya.

Pria itu langsung mencium bibir Kimberley--kasar.

Sebenarnya, dia tidak mau melakukan hal menjijikan lagi.

Tapi, sepertinya hanya hal ini yang dapat mengikat Kimberley!

"Kau membantah dan menolakku pantas dihukum!" geram Jack penuh penekanan di atas tubuh gadisnya.

"Ampun Jack, tolong jangan lakukan itu," ujar Kimberley dan memohon, "Kumohon jangan lakukan itu Jack."

"Aku sudah katakan padamu jadilah penurut, dan aku tidak akan bersikap kasar."

Jack berusaha menulikan telinganya kala mendengar Kimberley menangis.

Hasrat dan amarahnya bercampur karena Kimberley yang membangkang!

"Aahhhh ampun Jack." 

Jack seketika berhenti. "Ampun? Aku tidak akan seperti ini jika kau menjadi penurut, Sayang."

Pria itu menatap Kimberley tajam. "Kuperingatkan kau jangan coba-coba untuk kabur dariku lagi atau kau akan menerima hukuman yang lebih dari ini. Mengerti?"

"Tapi, sekarang terima saja hukumanmu," ucapnya lagi, lalu bergerak semakin kasar.

Pria itu asik menikmati tubuh Kimberley.

Terus begitu, seolah tak pernah puas meski gelombang kenikmatan telah didaptnya berkali-kali.

****

"Sshh..."

Kimberley meringis merasa tubuhnya aneh.

Ditahannya rasa sakit itu.

Malam tadi, dia mencoba tertidur meski merasa terhina.

Dan pagi ini, dia tak tahan lagi.

'Aku harus kabur dibanding hidup selamanya dengan pria gila ini!' batinnya.

Kimberley mencoba berjalan mengendap-endap keluar kamar untuk mencuci muka dan memakai topi rajut yang tak sengaja dia temukan kemarin.

Ia bahkan sengaja tidak mandi karena nanti pasti membuat Jack terbangun dan menghambat rencananya untuk kabur.

Diperhatikannya sekeliling mansion terlihat sepi seperti belum ada tanda kehidupan.

Kimberley semakin semangat berjalan menelusuri seluruh sudut mansion.

Namun, ia tercengang!

Ternyata ada beberapa penjaga yang berjaga di gerbang utama yang terlihat sangat tinggi!

'Apakah ada gerbang lain di sini?' batinnya sembari perlahan menyusuri mansion kembali

Hingga .... saat matahari tampak nyaris terbit, Kimberley menemukan ada sebuah gerbang kecil terbuka di area dekat kolam!

Dan tampak menuju ke hutan!

"Apa di sana bisa dilewati?" gumam Kimberley tanpa sadar.

Namun, dia tak punya pilihan lain.

Kimberley pun berjalan menuju gerbang.

Hanya saja ....

"Kimberley..." Jack datang ke arahnya sembari membawa buku dan segelas air di tangan. "Kau mau ke mana?"

Deg!

"Oh rupanya kau sudah bangun Jack," ucap Kimberley berusaha tenang, "A-aku hanya bosan ingin berjalan-jalan di sekitar mansion inii dan melihat di belakang ada tempat yang bagus."

Jujur, dia takut jika Jack mengetahui ia berencana ingin kabur lagi.

Pria itu pasti akan sangat marah dan akan menghukumnya lagi.

Cukup dengan hukuman semalam!

Jack tampak mengangguk. "Kukira kau mencoba kabur lagi dariku," ucapnya tenang, lalu duduk santai.

Terpaksa, Kimberley pun ikut duduk dan melihat buku yang di bawa pria itu.

Hanya saja, dia masih penasaran dengan daerah di luar gerbang tadi....

"Jack kenapa disana terlihat seperti hutan?" tanya Kimberley sambil menunjuk ke luar gerbang.

"Memang di sana hutan, mansion ini berada ditengah hutan, jika kau kabur kau akan tersesat sampai malam dan diterkam entah hewan buas di luar sana," ungkap Jack sesekali memandangi Kimberley yang berwajah pucat.

"Jadi, kau tahu kan kalau kau tak bisa kabur dariku?"

Kimberley membelalakan mata. "Aku tak--"

Gadis itu berhenti.

Percuma dia mengatakannya.

Jadi, ia memilih untuk menatap sekeliling dan tak sengaja menemukan sesuatu yang lebih menarik. "Kau punya sepeda, Jack?" 

"Iyaa, kau mau mencobanya?"

Kimberley mengangguk. "Iya, aku mau."

Jack pun segera memeriksa sepeda.

Mereka mencoba menaiki sepeda itu di halaman hutan belakang mansion.

Bermain berdua seperti anak kecil sampai mereka lelah kembali ke dalam mansion karena panas matahari juga mulai naik.

Jack menyuruh maid membawakan sarapan kopi dan susu hangat untuknya dan gadis itu bertanya, "Jack hari ini kau tidak berangkat bekerja?"

"Tidak, hari ini aku hanya ingin menemani gadisku yang mencoba kabur dariku." 

"Hahaha...." Kimberley tertawa sumbang. "Ingat dirimu sudah tua."

"Tua? Usiaku baru 25."

"Ah itu terbilang tua, jika usianya 20 sepertiku baru bisa dikatakan masih muda."

"Baiklah, aku sudah tua, tapi terlihat cocok denganmu yang 'dewasa', kan?" ucap Jack memerhatikan tubuh Kimberley dari atas ke bawah.

"Dasar pria mesum!" pekik Kimberley.

Dia bahkan beranjak pergi untuk mandi--meninggalkan Jack yang tertawa puas.

****

Diikuti satu maid, Kimberley melakukan ritual mandinya.

Ia berdandan dengan dress merah muda.

Sempat Jack datang berniat ingin mandi bersama tapi mengetahui ia sudah mandi.

Untungnya, pria itu tak jadi.

"Hah..." Kimberley menghela napas.

Tanpa basa-basi ia keluar menuju balkon dan mencoba memandangi langit mendung yang sudah gelap di atas sana.

Sesekali melamun memikirkan hidupnya yang sudah lama kabur dari rumah dan sekarang malah diculik dan dibawa ke mansion sialan ini tapi ia juga tidak disiksa di sini ia justru menjalani kehidupan normal.

Ia juga tidak diperlakukan kasar kecuali jika tidak menjadi penurut,

Jujur, Kimberley bingung dengan Jack dan tujuannya.

Mencintainya?

Rasanya tak mungkin.

Tapi, hanya karena Kimberley menjaga jarak--lebih tak mungkin!

Apakah dia pernah berbuat salah di masa lalu, ya?

Dug!

Tiba-tiba turun hujan.

Tapi, Kimberley sengaja tidak masuk karena ingin bermain hujan.

Ia merasa jenuh tidak tau harus menangis atau tertawa.

Tak terasa, air hujan yang sudah membasahi sebagian tubuh dan rambutnya sudah basah.

Entah mengapa, itu menyenangkan dan menenangkan baginya, sampai.....

"Mengapa kau bermain hujan? Nanti kau sakit." Jack menghampirinya dengan pakaian casual dan terlihat tampan?

Tunggu, apa jantung Kimberley bermasalah?

Mengapa ini berdegup kencang?


Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Tertawan Gairah CEO Arogan   BAB 145

    Dengan lihai jilatan atas ke bawah sembari menghisap membuat birahi Kimberley semakin meningkat hingga Jack mencoba memasukkan jarinya ke dalam lubang kenikmatan milik Kimberley. "Sayang? Kau lihat ini berapa jari?" tanya Jack--mengangkat tangan. "S--satu, mmhh..." "Oke, kalau begitu aku tambah satu lagi." "Agh!" Jari tengah masuk ke dalam lubang itu, bergerak seperti keputusan saat pertama Kimberley memilih berkomitmen dengan pria di hadapannya itu, maju mundur seirama dan semakin cepat, usaha Kimberley mencoba menahan diri untuk melenguh terlalu keras, membuat mata kuning Jack tak cukup melihat istrinya menahan lenguhan dari sensasi jari-jari Jack yang mengerjai milik Kimberley, "Panggil Namaku Sayang! Aku rindu kau memanggil namaku." Bisikan Jack menambah gejolak birahi Kimberley semakin meningkat dan daerah sensitif di sana sudah basah tak karuan. "Ahhh, Jack!" "Bagus! Teruskan sayang..." Semakin tak karuan ingin membenamkan milik Jack ke dalam milik Kimberley. "Kenapa

  • Tertawan Gairah CEO Arogan   BAB 144

    Kimberley masih diam tak berkata apapun sembari menggelengkan kepala. Jack menarik nafas panjang dan membisik, "Pasti kau sudah menungguku?" ucapnya. Kimberley masih belum bicara, dia hanya mematung setelah mendengar ucapan suaminya, dia pasrah jika Jack menidurinya malam itu. Jack tersenyum kemudian beralih duduk di sofa, "Bisakah aku meniduri malam ini?" tanyanya. "Aku tidak tahu." singkat Kimberley. "Aku tidak tahu? Berarti jawabannya iya." ucap Jack. Kimberley membelalak sembari menoleh ke arah suaminya. "Kita sudah lama tidak melakukan hal itu aku ingin bermain denganmu." ucap Jack. "Sebaiknya kita makan dulu." ucap Kimberley. Ibu hamil itu bangkit keluar kamar menuju ruang makan, di susul Jack di belakangnya, mereka pergi makan malam bersama, di sana Rico dan Rose sudah selesai makan dan akan beristirahat. "Hei kalian baru turun, kalian kenapa?" tanya Rico. Saat Kimberley hendak menjawab, Jack memotong pembicaraan itu. "Kimberley tadi mual, dia ingin muntah, jadi di

  • Tertawan Gairah CEO Arogan   BAB 143

    Setelah berkali-kali memanggil akhirnya Jack menoleh terkejut dengan keberadaan kru pesawat, Jack memang terlalu fokus dengan istrinya sampai tidak mendengar apapun di sekitar. "Oh, astaga!" "Maaf mengejutkan Bapak Jack, silakan waktunya makan malam Pak." ucap kru pesawat. "Oke, di sini saja." "Baik Pak." Setelah beberapa saat menunggu akhirnya kru datang dengan beberapa makanan, "Silakan Pak, ada yang bisa kami bantu atau mungkin meminta sesuatu?" "Buatkan susu hangat saja." "Baik Pak." Kemudian perlahan Jack membangunkan istrinya. "Sayang, ayo makan sebentar." Jack menepuk pelan pundak Kimberley dan menciumnya, perlahan Kimberley membuka mata, "Kita sudah sampai?" "Belum sayang, ayo makan dulu." Belum lama bicara tiba-tiba Rico datang menyapa mereka, "Hei kalian tidak ada suaranya kalian tidur?" "Iya Kimberley tadi tidur." "Rupanya kalian makan di sini? Baiklah aku makan bersama Rose saja." Kemudian Rico kembali untuk makan bersama Rose, melihat ke arah

  • Tertawan Gairah CEO Arogan   BAB 142

    "Mama serius, ikutlah pulang bersama suamimu." Masih dalam pelukan Ibu Lucy, "Maafkan aku Ma..." ucapnya. "Tidak masalah, yang penting sering menghubungi Mama ya." Kimberley mengangguk, "Iya Ma." Ibu Lucy menoleh ke arah Jack, "Tolong jaga Kimberley ya, Nak." ucapnya. "Iya Bu Lucy, saya akan selalu menjaga dan merawat putri ibu dengan baik dan juga calon anak di perutnya." ucap Jack--mengelus perut Kimberley. "Tolong jaga Mama ya Bi, kalau terjadi apapun kabari Kimberley." "Iya, siap Non." "Lain waktu Kimberley mengunjungi Mama lebih lama ya." ucap Kimberley. "Iya putriku sayang." "Oh, tunggu sebentar." ucap Bu Lucy--mengambil barang. Ibu Lucy mengambil perhiasan gelang kesayangannya untuk di berikan pada Kimberley. "Ini gelang kesayangan Mama sejak kecil, pakailah." ucap Ibu Lucy--menyerahkan. "Sungguh?" "Iya putriku sayang." "Baik Ma, aku akan menyimpan ini dengan baik." Mereka berempat berpamitan dan pergi meninggalkan kediaman Ibu Lucy. "Hati-hat

  • Tertawan Gairah CEO Arogan   BAB 141

    Mereka berempat memasuki kediaman Ibu Lucy yang tak lain dia adalah Ibunya Kimberley, duduk di sofa panjang dalam ruang tamu mewah berdesain klasik, sementara asisten rumah tangga sibuk membuatkan teh suguhan dan sarapan untuk mereka. "Bi, buatkan teh hangat ya." titah Bu Lucy. "Baik Bu." Bu Lucy menoleh, "Lalu siapa mereka, Nak?" Saat Kimberley hendak menjawab, ucapannya didahului oleh suaminya. Jack buka suara, "Perkenalkan nama saya Jack William, kemudian ini Rico asisten saya, dan disamping istrinya." ucapnya berjabat tangan. "Rose, dia istri tercintaku!" sahut Rico. Rose berbisik, "Jangan membuatku malu!" Bu Lucy menjabat tangan Jack, "Saya Bu Lucy, Ibunya Kimberley." ucapnya tersenyum. Jack tersenyum, "Saya suaminya Kimberley, saya menikahi putri Ibu sudah beberapa bulan yang lalu, maaf kami tidak memberitahu Ibu Lucy sebelumnya." Sontak jawaban pria itu membuat Ibu Lucy terkejut tak percaya bahwa putrinya sudah menikah. Ibu Lucy langsung menoleh ke arah Kim

  • Tertawan Gairah CEO Arogan   BAB 140

    Menatap lekat sembari merangkul istrinya, "Tentu saja, aku selalu mencintaimu sama seperti saat pertama menculikmu." "Waktu kau menculikku, kau jatuh cinta padaku?" "Iya, itulah caraku untuk mendapatkan gadis yang sangat cuek ini." "Hahaha, nakal sekali!" Mereka menikmati senja yang semakin lama semakin hilang tetapi menara Eiffel berdiri tegak dengan sorot lampu kelap-kelip yang terlihat sangat indah di malam hari, menambahkan kesan romantis dan sensual bagi pasangan. "Sayang, ayo berfoto." "Iya sayang." Jack mengambil ponsel untuk memotret istrinya dengan view menara Eiffel di malam hari, mereka juga mengambil gambar bersama. "Bagus sayang, ayo kita berdua." Jack meletakkan ponsel di meja, "Ayo aku sudah siap." Mereka segera berdua, terlihat sangat romantis. "Hehehe, bagus sekali sayang." Mereka sangat menikmati kebersamaan itu dan hanyut ke dalam hasrat yang tidak ingin kehilangan satu sama lain. "Mmhh..." mereka berciuman. "Sayang, berjanjilah jangan ti

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status