Kimberley memilih pergi dari rumah untuk membuktikan dirinya bisa sukses dengan usahanya sendiri dan dia berhasil! Dia mampu menjadi sekretaris Jack William, CEO yang paling diinginkan dan kaya di ibukota. Namun siapa sangka, Jack tidak sesederhana yang dipikirkan. Pria itu terobsesi, menculik, hingga memaksa Kimberly untuk menuruti semua keinginannya, termasuk hasratnya. Lantas, bagaimana nasib Kimberly selanjutnya? Mampukah dia kabur dari tawanan sang CEO Arogan?
View More"Pak Jack?"
Kimberley terkejut kala melihat CEO William Group ada di atas tubuhnya.
Sebenarnya ada apa ini?
Mengapa dia bisa di kamar mewah yang tak dikenalnya dengan sang atasan?
Di atas kasur ... dan dalam keadaan terikat?!
Ingatan terakhirnya adalah saat dia hendak menuju apartemen.
Seseorang tiba-tiba menyerangnya dari belakang.
Kimberley hendak berteriak meminta tolong, tetapi obat bius ternyata bekerja cepat pada tubuhnya.
Sektika dia merasakan kegelapan melingkupinya.
Hanya saja, dia samar-samar melihat tiga bodyguard dan seseorang yang tak asing ....?
Tunggu ... pria yang tak asing itu adalah asisten Jack dan sahabatnya--Rico!
"Kenapa? Apa kau terkejut?" ucap Jack tiba-tiba, "Apa kau akan mengabaikanku seperti hari-hari yang lalu?"
"Pak? Sebenarnya ada apa ini? Kenapa Bapak mengikat saya seperti ini?" ucapnya frustasi.
Tapi, Jack justru tersenyum sinis.
Pria tampan itu bahkan mendekat padanya.
Kimberley dapat mencium bau alkohol yang begitu kencang dari Jack--bercampur aroma parfum musk yang biasa dia pakai.
Gadis itu segera berusaha menjauh.
Sayangnya itu percuma. Jack malah menatapnya tajam. "Malam ini, kita akan bersenang-senang malam ini, Sayang. Dan kau harus menuruti semua perintahku....."
Tubuh Kimberley gemetar.
Tapi, Jack tidak berhenti. Pria itu malah lembut pipi gadis itu.
"Saya tidak mau! Saya---"
"Emmhh..."
Ucapan Kimberley terputus saat Jack membungkam mulutnya.
Srak!
Dengan cepat, pria itu merobek dress Kimberley.
Sentuhan pria itu begitu liar dan panas.
Kimberley merasa malu dan takut.Dia berusaha menutup rapat kedua kaki pahanya--tidak ingin Jack memasukan miliknya.
Hanya saja, tindakannya itu justru memancing gairah Jack. "Ini milikku! Jangan ditutupi," bisiknya di telinga Kimberley.
Tanpa aba-aba, dia pun menerobos masuk ke dalam tubuh Kimberley.
Desahan dan hawa panas seketika memenuhi kamar mewah itu.
Diiringi gelombang-gelombang kepuasan yang terus mengalir--tidak berhenti.
****
"Arrgh!"
Entah berapa lama, dia dan Jack melakukan hubungan tak masuk akal itu.
Namun yang jelas, Kimberley merasakan sakit di inti tubuhnya.
Dia bahkan kesulitan untuk berdiri.
Hal itu membuatnya merasa ingin menangis.
Sedangkan, Jack?
Kimberley tak tahu di mana pria itu berada. Begitu terbangun, dia mendapati dirinya sendirian di ruangan mewah itu dengan ikatan yang sudah terbuka.
Haruskah ia bersyukur?
"Pagi nyonya, rupanya nyonya sudah bangun, kami maid yang diperintahkan tuan jack untuk membantu nyonya mandi dan membantu mempersiapkan segala kebutuhan nyonya, permisi biar kami bantu."Deg!
Kedatangan dua maid mengaggetkan Kimberley.
Terlebih, mereka dengan sigap mempersiapkan segala kebutuhannya....
Gadis itu tak sempat menolak.
Dirinya sudah dimandikan dengan produk-produk mahal.
"Kenapa kalian memanggilku Nyonya?" Kimberley akhirnya bisa setelah ritual mandi selesai.
"Namaku Kimberley panggil nama saja ya," ucap gadis yang masih dalam balutan handuk mandi itu.Anehnya, para maid justru menggeleng. "Maaf nyonya, ini sesuai perintah tuan, kami tidak berani melakukan itu," ujar salah satu dari mereka.Kimberley hendak bertanya, tetapi para maid justru menyelesaikan tugas mereka semakin cepat.
Mereka bahkan meninggalkannya langsung setelah menyiapkan beberapa sarapan di meja makan.
Hal ini membuat Kimberley tak berselera.
"Nyonya silahkan sarapan dulu, jika tidak tuan Jack pasti akan marah," ujar Kepala Maid tiba-tiba datang.
Dari mana Kimberley tahu?
Wanita yang baru masuk ini tampak lebih tua dan pakaiannya berbeda dengan maid-maid lain.
"Apa Jack berangkat bekerja? Kenapa dia pergi pagi sekali?" tanya Kimberley pada akhirnya.
Dia ingin menuntut penjelasan dari pria itu!
Sebenarnya, kenapa Jack melakukannya?
"Tuan Jack berangkat pagi sekali, maaf saya tidak tau mungkin ada keperluan penting, Nyonya."
"Saya juga ingin menyampaikan, jika nyonya membutuhkan bantuan apapun nyonya panggil saja maid di sini karena ini perintah dan nyonya adalah tanggungjawab kami juga," ucapnya penuh formalitas, "tapi, maaf. Nyonya tidak boleh pergi dari sini.
Kimberley menghela napas.
Dia ingin marah, tapi rasa lelah lebih menguasainya. "Iya aku mengerti," jawabnya.
Sepertinya Kimberley tak bisa mengorek informasi dari mereka ataupun kabur dari sini.
Diperhatikannya banyak staff di mansion itu, bahkan 10 bodyguard yang berjaga-jaga.
Jadi, Kimberley memutuskan untuk sarapan dengan tenang.
Lalu, berkeliling tempat yang ternyata mansion mewah milik Jack dengan pelayanan para maid di sana.
Beberapa kali mencoba kabur, tetapi tidak berhasil, hingga tak terasa, hari pun sore.
Kimberley merasa bosan.
Ia memutuskan menyerah dan kembali ke kamar untuk mandi.
Sesekali, melamun memikirkan cara keluar dari mansion sialan ini.Tapi, gadis itu sadar keinginannya itu nyaris tak mungkin.
Ceklek!
Suara pintu terbuka diiringi derap langkah familier.
Bersama aroma musk yang begitu Kimberley tahu.
'Jack pulang?' batinnya panik.
Gadis itu berusaha tidur untuk menghindari Jack.
Namun belum sempat melakukannya, pria itu sudah menatapnya tajam. "Kimberley, apa hari ini kau makan dengan baik?"
Kimberley gemetar. "Iya, kapan aku bisa pulang?" tanyanya menghindari tatapan Jack.
"Mulai hari ini, mansion ini adalah tempatmu pulang," ucap Jack, "tolong menurut dan jangan membantahku kalau kau tidak mau menerima resikonya."
Dengan lihai jilatan atas ke bawah sembari menghisap membuat birahi Kimberley semakin meningkat hingga Jack mencoba memasukkan jarinya ke dalam lubang kenikmatan milik Kimberley. "Sayang? Kau lihat ini berapa jari?" tanya Jack--mengangkat tangan. "S--satu, mmhh..." "Oke, kalau begitu aku tambah satu lagi." "Agh!" Jari tengah masuk ke dalam lubang itu, bergerak seperti keputusan saat pertama Kimberley memilih berkomitmen dengan pria di hadapannya itu, maju mundur seirama dan semakin cepat, usaha Kimberley mencoba menahan diri untuk melenguh terlalu keras, membuat mata kuning Jack tak cukup melihat istrinya menahan lenguhan dari sensasi jari-jari Jack yang mengerjai milik Kimberley, "Panggil Namaku Sayang! Aku rindu kau memanggil namaku." Bisikan Jack menambah gejolak birahi Kimberley semakin meningkat dan daerah sensitif di sana sudah basah tak karuan. "Ahhh, Jack!" "Bagus! Teruskan sayang..." Semakin tak karuan ingin membenamkan milik Jack ke dalam milik Kimberley. "Kenapa
Kimberley masih diam tak berkata apapun sembari menggelengkan kepala. Jack menarik nafas panjang dan membisik, "Pasti kau sudah menungguku?" ucapnya. Kimberley masih belum bicara, dia hanya mematung setelah mendengar ucapan suaminya, dia pasrah jika Jack menidurinya malam itu. Jack tersenyum kemudian beralih duduk di sofa, "Bisakah aku meniduri malam ini?" tanyanya. "Aku tidak tahu." singkat Kimberley. "Aku tidak tahu? Berarti jawabannya iya." ucap Jack. Kimberley membelalak sembari menoleh ke arah suaminya. "Kita sudah lama tidak melakukan hal itu aku ingin bermain denganmu." ucap Jack. "Sebaiknya kita makan dulu." ucap Kimberley. Ibu hamil itu bangkit keluar kamar menuju ruang makan, di susul Jack di belakangnya, mereka pergi makan malam bersama, di sana Rico dan Rose sudah selesai makan dan akan beristirahat. "Hei kalian baru turun, kalian kenapa?" tanya Rico. Saat Kimberley hendak menjawab, Jack memotong pembicaraan itu. "Kimberley tadi mual, dia ingin muntah, jadi di
Setelah berkali-kali memanggil akhirnya Jack menoleh terkejut dengan keberadaan kru pesawat, Jack memang terlalu fokus dengan istrinya sampai tidak mendengar apapun di sekitar. "Oh, astaga!" "Maaf mengejutkan Bapak Jack, silakan waktunya makan malam Pak." ucap kru pesawat. "Oke, di sini saja." "Baik Pak." Setelah beberapa saat menunggu akhirnya kru datang dengan beberapa makanan, "Silakan Pak, ada yang bisa kami bantu atau mungkin meminta sesuatu?" "Buatkan susu hangat saja." "Baik Pak." Kemudian perlahan Jack membangunkan istrinya. "Sayang, ayo makan sebentar." Jack menepuk pelan pundak Kimberley dan menciumnya, perlahan Kimberley membuka mata, "Kita sudah sampai?" "Belum sayang, ayo makan dulu." Belum lama bicara tiba-tiba Rico datang menyapa mereka, "Hei kalian tidak ada suaranya kalian tidur?" "Iya Kimberley tadi tidur." "Rupanya kalian makan di sini? Baiklah aku makan bersama Rose saja." Kemudian Rico kembali untuk makan bersama Rose, melihat ke arah
"Mama serius, ikutlah pulang bersama suamimu." Masih dalam pelukan Ibu Lucy, "Maafkan aku Ma..." ucapnya. "Tidak masalah, yang penting sering menghubungi Mama ya." Kimberley mengangguk, "Iya Ma." Ibu Lucy menoleh ke arah Jack, "Tolong jaga Kimberley ya, Nak." ucapnya. "Iya Bu Lucy, saya akan selalu menjaga dan merawat putri ibu dengan baik dan juga calon anak di perutnya." ucap Jack--mengelus perut Kimberley. "Tolong jaga Mama ya Bi, kalau terjadi apapun kabari Kimberley." "Iya, siap Non." "Lain waktu Kimberley mengunjungi Mama lebih lama ya." ucap Kimberley. "Iya putriku sayang." "Oh, tunggu sebentar." ucap Bu Lucy--mengambil barang. Ibu Lucy mengambil perhiasan gelang kesayangannya untuk di berikan pada Kimberley. "Ini gelang kesayangan Mama sejak kecil, pakailah." ucap Ibu Lucy--menyerahkan. "Sungguh?" "Iya putriku sayang." "Baik Ma, aku akan menyimpan ini dengan baik." Mereka berempat berpamitan dan pergi meninggalkan kediaman Ibu Lucy. "Hati-hat
Mereka berempat memasuki kediaman Ibu Lucy yang tak lain dia adalah Ibunya Kimberley, duduk di sofa panjang dalam ruang tamu mewah berdesain klasik, sementara asisten rumah tangga sibuk membuatkan teh suguhan dan sarapan untuk mereka. "Bi, buatkan teh hangat ya." titah Bu Lucy. "Baik Bu." Bu Lucy menoleh, "Lalu siapa mereka, Nak?" Saat Kimberley hendak menjawab, ucapannya didahului oleh suaminya. Jack buka suara, "Perkenalkan nama saya Jack William, kemudian ini Rico asisten saya, dan disamping istrinya." ucapnya berjabat tangan. "Rose, dia istri tercintaku!" sahut Rico. Rose berbisik, "Jangan membuatku malu!" Bu Lucy menjabat tangan Jack, "Saya Bu Lucy, Ibunya Kimberley." ucapnya tersenyum. Jack tersenyum, "Saya suaminya Kimberley, saya menikahi putri Ibu sudah beberapa bulan yang lalu, maaf kami tidak memberitahu Ibu Lucy sebelumnya." Sontak jawaban pria itu membuat Ibu Lucy terkejut tak percaya bahwa putrinya sudah menikah. Ibu Lucy langsung menoleh ke arah Kim
Menatap lekat sembari merangkul istrinya, "Tentu saja, aku selalu mencintaimu sama seperti saat pertama menculikmu." "Waktu kau menculikku, kau jatuh cinta padaku?" "Iya, itulah caraku untuk mendapatkan gadis yang sangat cuek ini." "Hahaha, nakal sekali!" Mereka menikmati senja yang semakin lama semakin hilang tetapi menara Eiffel berdiri tegak dengan sorot lampu kelap-kelip yang terlihat sangat indah di malam hari, menambahkan kesan romantis dan sensual bagi pasangan. "Sayang, ayo berfoto." "Iya sayang." Jack mengambil ponsel untuk memotret istrinya dengan view menara Eiffel di malam hari, mereka juga mengambil gambar bersama. "Bagus sayang, ayo kita berdua." Jack meletakkan ponsel di meja, "Ayo aku sudah siap." Mereka segera berdua, terlihat sangat romantis. "Hehehe, bagus sekali sayang." Mereka sangat menikmati kebersamaan itu dan hanyut ke dalam hasrat yang tidak ingin kehilangan satu sama lain. "Mmhh..." mereka berciuman. "Sayang, berjanjilah jangan ti
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments