Share

Wanita Tajam

Author: Mirielle
last update Last Updated: 2025-05-28 22:05:28

Hari pertama sebagai istri Nash Sullivan diawali bukan dengan ucapan selamat pagi atau ciuman hangat di kening. Ketika Chloe bangun, Nash sudah tidak ada di sofa. Sambil melihat pantulan dirinya di cermin, Chloe sadar, sebenarnya Nash tidak sepenuhnya brengsek.

Pria itu memang menyakiti perasaannya tanpa Chloe tahu sebabnya apa. Tapi mungkin dia sedang menghadapi trauma, bisa jadi karena keluarganya. Mungkin bersikap kasar dan semena-mena adalah pelarian dari semua penderitaannya selama ini.

Chloe menoleh ke arah pintu, cukup terkejut ketika Nash mendorong pintu lebar-lebar. Mata tajamnya langsung mengarah pada Chloe yang sedang menggulung rambutnya. Di tangannya dia memegang selembar kertas.

“Aku tidak memintamu berdandan,” ucap Nash datar, dia mengenakan setelan jas hitam dan jam tangan mewah. “Kita punya jadwal untuk sore ini.”

Chloe kembali memperbaiki rambutnya di depan cermin. “Aku tahu. Aku hanya tidak ingin mempermalukanmu.”

Nash menatapnya selama beberapa detik, lalu di
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Tertawan Kontrak Panas CEO Arogan   Ketenangan yang Membunuh

    Keesokan harinya, keduanya duduk berhadap-hadapan di meja makan. Aroma kopi dan roti panggang memenuhi ruangan itu, tapi tidak ada satu pun kehangatan diantara mereka. Hanya denting sendok di cangkir Chloe dan gesekan lembut pisau mentega Nash yang terdengar di ruangan luas itu.Chloe duduk tenang, menatap roti di piringnya tanpa benar-benar melihat. Wajahnya masih memerah di sisi kiri, sisa kekasaran Nash semalam terhadapnya. Matanya bengkak, kantungnya menghitam karena dia tidak tidur hingga pagi menjemput. Tapi, tidak ada keluhan apa pun yang keluar dari bibirnya.Nash tahu. Dia memperhatikannya dari ujung matanya. Tapi tak ada simpati, tak ada penyesalan. Hatinya benar-benar membeku. Dia pantas mendapatkannya! Itu kalimat yang terus terulang di benaknya. Dia ingin Chloe tahu bagaimana rasanya dihancurkan, sama seperti dia sudah menghancurkan ibunya.“Aku tidak suka sikapmu semalam,” ucap Nash pada akhirnya, suaranya datar dan tajam seperti pisau.Chloe tidak mengangkat wajah, dia

  • Tertawan Kontrak Panas CEO Arogan   Gaun Malam Asing

    Chloe tidak bisa tidur sejak malam itu. Ketegangan yang tercipta diantara keduanya semakin meningkat. Nash jarang pulang, kalaupun dia pulang, dia lebih banyak menghabiskan waktunya di ruang perawatan Lori.Dan sikap pria itu...Jika sebelumnya Nash hanya menghinanya lewat ucapan yang dingin dan menusuk, setelah malam dimana Chloe tak sengaja menemukan ruang perawatan Lori, pria itu berubah bengis. Dia tak hanya sekali dua kali bersikap kasar, tapi entah kenapa Chloe sekarang kesulitan untuk melawan sisi kejam pria itu.Walau terlihat tetap tenang, sebenarnya perlahan-lahan jiwa Chloe mulai retak.Dia tidak tahu harus memulai dari mana investigasi terhadap rekaman video itu. Dia tidak memilikinya, dan Nash pun tentu saja tidak mau memberikan apa pun padanya. Chloe sudah berusaha mencari tahu tentang keberadaan Lori Sullivan, tapi jejak internet tidak menyimpan data apa pun tentangnya.Malah, Chloe yakin dunia seakan ingin menyembunyikan keberadaan wanita itu. Bahkan dalam profil kelua

  • Tertawan Kontrak Panas CEO Arogan   Bukan Aku!

    Karena kondisi Nash belum sepenuhnya membaik, Chloe mengizinkan pria itu untuk tidur di ranjang utama. Dia berbaring cukup lama di sofa, namun pikirannya mengembara kemana-mana. Dia duduk, tak bisa tidur walau malam semakin larut.Tapi ketika Nash bergerak, dia kembali membaringkan tubuh, pura-pura tidur. Nash turun, keluar dari kamar. “Kemana dia selarut ini?” Kening Chloe mengernyit. “Bagaimana kalau dia masih pusing dan tiba-tiba jatuh?”Chloe menyingkap selimutnya, dia keluar dan diam-diam mengikuti Nash yang turun ke bawah. Dia menunggu Nash benar-benar tiba di tangga terakhir, barulah dia menyusul turun. Pria itu berjalan ke sisi Timur, bagian rumah yang tidak pernah didatangi Chloe sebelumnya.Ada sisi dalam dirinya yang memberi peringatan jika dia tidak seharusnya mengikuti Nash. Tapi sisi penasaran di bagian lain dirinya pun bersorak agar dia pergi kemana pria itu melangkah.Chloe tidak tahu apa yang mendorongnya malam itu dan dia tahu ini bukan lagi sekedar untuk memastikan

  • Tertawan Kontrak Panas CEO Arogan   Kau Sakit

    Udara sore yang lembab menyelimuti kamar itu dengan keheningan yang ganjil. Di atas ranjang, tubuh Nash terbaring lemas, wajahnya masih pucat dengan kening yang berkilat karena keringat dingin. Demamnya masih tinggi walau dokter sudah memberi penurun panas dan Chloe tidak bergeming sedikit pun untuk meninggalkannya.Dengan gerakan pelan, Chloe kembali meletakkan kain basah di kening pria itu. Beberapa kali dia menggantinya, memastikan suhu tubuh Nash turun perlahan. Sesekali dia menyentuh pipinya sendiri seolah ingin membandingkan panas yang masih menguar dari tubuh Nash.“Bisakah kau tidak menghinaku lagi setelah ini?” Chloe bergumam pelan, dia menatap Nash sungguh-sungguh. “Jangan terlalu keras padaku, karena aku tidak sekuat yang kau pikirkan.”Dia tahu Nash tidak akan mendengarnya, tapi dia tetap mengatakannya.Mata Chloe mulai berat. Dia duduk di lantai, menyandarkan tubuhnya ke sisi ranjang lalu perlahan kepalanya mulai jatuh, menemukan tempat yang nyaman di dekat lengan Nash. T

  • Tertawan Kontrak Panas CEO Arogan   Ruang Rahasia

    Jarum jam menunjukkan pukul dua dini hari ketika Nash membuka pintu rahasia di sisi Timur kediamannya. Pintu rahasia itu mengarahkannya ke ruang bawah tanah, tempat Nash lebih banyak menghabiskan waktu.Dinding bata abu-abu itu terlihat biasa saja bagi siapa pun, kecuali bagi dia yang tahu persis letak panel tersembunyi di balik lukisan klasik yang menggantung diam. Dia menekan kombinasi angka di keypad kecil dan pintu besi terbuka perlahan.Udara steril dan dingin menyambutnya. Lorong itu remang-remang dan sunyi. Hanya bunyi alat monitor dan detak pelan yang terdengar dari ruangan paling ujung. Nash berjalan pelan, jaketnya sudah dia lepas, lengan kemejanya digulung.Ruangan itu terlihat seperti ruang perawatan VVIP, lengkap dengan mesin pendukung hidup, sistem sirkulasi udara mandiri, dan ranjang medis elektronik. Seorang wanita paruh baya terbaring di sana, rambutnya yang dulu gelap kini memutih si sisi pelipis.Wajahnya tenang, tapi mata itu tak pernah terbuka lagi sejak hari dia

  • Tertawan Kontrak Panas CEO Arogan   Wanita Tajam

    Hari pertama sebagai istri Nash Sullivan diawali bukan dengan ucapan selamat pagi atau ciuman hangat di kening. Ketika Chloe bangun, Nash sudah tidak ada di sofa. Sambil melihat pantulan dirinya di cermin, Chloe sadar, sebenarnya Nash tidak sepenuhnya brengsek.Pria itu memang menyakiti perasaannya tanpa Chloe tahu sebabnya apa. Tapi mungkin dia sedang menghadapi trauma, bisa jadi karena keluarganya. Mungkin bersikap kasar dan semena-mena adalah pelarian dari semua penderitaannya selama ini.Chloe menoleh ke arah pintu, cukup terkejut ketika Nash mendorong pintu lebar-lebar. Mata tajamnya langsung mengarah pada Chloe yang sedang menggulung rambutnya. Di tangannya dia memegang selembar kertas.“Aku tidak memintamu berdandan,” ucap Nash datar, dia mengenakan setelan jas hitam dan jam tangan mewah. “Kita punya jadwal untuk sore ini.”Chloe kembali memperbaiki rambutnya di depan cermin. “Aku tahu. Aku hanya tidak ingin mempermalukanmu.”Nash menatapnya selama beberapa detik, lalu di

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status