Share

Bab 66: Mendadak Punya Utang

“Selamat pagi, Nona.”

Alih-alih merespons teriakan Seruni, Shin justru bersikap santai. Ia berdiri tegak di tengah ruangan dengan tangan tersimpan di saku dan wajah terbenam di balik topi. Shin sedikit mengangkat wajah lalu menatap Seruni. Pria itu terkesiap sesaat. Selain indah, sorot mata Seruni menyimpan luka, juga perlawanan. Shin tertantang dan tergoda dalam satu waktu. Ia selalu jatuh cinta pada perempuan-perempuan pemberontak. Seringkali, mereka hanya garang di depan. Shin selalu punya cara menaklukkan mereka.

Rahang Seruni terkatup rapat sementara kedua matanya memindai tubuh Shin. Pria di hadapannya jelas sangat berbeda dengan Gou. Ia lebih tenang, tetapi tatapannya tajam menusuk. Seruni tidak mencium bau rokok dan alkohol dari tubuh si topi hitam. Dari gerak-geriknya, Seruni bisa menilai kalau Shin bukan orang sembarangan.

“Apa tidurmu nyenyak semalam?”

Shin mengayunkan kaki, memangkas jarak dengan Seruni. Meski bibirnya tersenyum, tetapi kedua matanya berkilat-kilat.

Seruni
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status