Aland gugup, tidak tahu harus menjawab apa pada Miley. Bahkan dia sendiri juga sempat kaget ketika Jenny tiba-tiba menelepon sudah ada di Jepang, dan ingin bertemu dengannya.
Memang sebelum mereka bercerai, Aland pernah berjanji kepadanya untuk mencari keberadaan Miley. Dan, setelah dia bertemu dengan Miley, dia pun seolah lupa janjinya dulu kepada Jenny.Rasa rindu dan cintanya kepada Miley yang semakin besar, membuatnya melakukan segala cara untuk membuat Miley tetap bersamanya. Dia bahkan berjanji tidak akan pernah melepas Miley lagi."Aku tidak menyuruhnya kemari, Sayang."Siapa juga yang bisa percaya itu. Miley bisa melihat sendiri pertemuan Aland dan Jenny tadi bukan cuma kebetulan, tapi sudah di rencanakan. Bukankah Jenny mendatangi rumah Aland?"Tunggu, tadi kamu bilang itu rumahmu?" tanya Miley penuh selidik. Dan dijawab anggukan cepat dari Aland. "Lalu, kenapa selama ini kau membawaku tinggal di hotel?" Lagi tanyanya merasa aneh saja harus menginap di hotel padahal punya rumah. Belum lagi harus mengeluarkan biaya mahal karena hotel tempat mereka menginap itu sangatlah mewah.Aland hanya tersenyum kecil. Dia cukup puas membuat Miley semakin bingung. "Iya, itu rumahku, Sayang. Apa ada yang salah dengan rumah itu?"Miley masih duduk menyamping, menghadap Aland yang tengah fokus menyetir itupun ternganga. Ia merasa Aland hanya pria gila yang ingin buang-buang uangnya.Miley menatap tajam padanya menunggu jawaban dari pertanyaannya yang cuma diabaikan."Hotel tempat kita menginap itu maksudmu, Sayang?""Hmm, yah.""Hotel itu juga milikku, Sayang. Jadi, aku bebas mau menginap di mana saja."Tubuhnya terasa bergetar mendengar pengakuan itu. Di sisi lain juga ia merasa senang bisa dekat dengannya yang ternyata seorang pria bangsawan. Itu juga artinya, pikirannya salah selama ini kalau Aland hanya pria miskin yang mau menjadi suami mamanya demi mendapatkan uang."I- iya, maaf," ucap Miley terbata. Ia merasa malu pada Aland. "A- aku tidak tahu tentang itu."Yang ia lihat dari Aland saat ini, cukup membuang tanggapan miringnya. Aland juga punya perusahaan besar di negaranya. Awalnya Miley mengira perusahaan Aland Corp itu milik orang lain, tapi nyatanya itulah yang mempertemukannya dengan mantan papa tirinya itu."Tidak apa-apa, Sayang. Nanti semua itu juga bakal milikmu."Ucapan gila itu menarik atensinya. "Maksudmu?"Miley tidak bisa tenang setelah mendengarnya pengakuan gila pria itu barusan."Lupakan saja, Sayang. Bentar, aku mau menelepon Alex dulu," kata Aland menghentikan mobil di sisi jalan. Kemudian menyambungkan panggilan ke seseorang yang mungkin bernama Alex tadi.Miley terdiam dan mengubah duduknya ke posisi semula. Karena ia juga tidak tahu siapa orang dimaksud Aland. Mungkin saja orang tersebut salah satu kolega perusahaan yang akan mereka temui. Dan, tidak tahu pun juga tidak masalah."Apa kamu sudah menemukan orangnya?"Sesaat Aland terdiam, seperti menunggu seseorang menjawab dari seberang."Yah, Jenny mendatangi rumahku! Lebih gilanya dia menuduhku memiliki hubungan dengan Miley!"Miley kaget mendengar nama Jenny dan dirinya. Ia menajamkan telinganya untuk mendengar suara Alex itu."Iya, kau tunggu di sana! Lima menit aku tiba." Dari nada suaranya Aland tampak sangat emosi, entah karena apa."Arghh! Bangsat! Kalau begini seolah aku ini penjahat!!" geram Aland melemparkan ponselnya kasar.Melihat Aland begitu emosi, Miley urung menanyakan rasa penasarannya tadi. Padahal ia sudah tidak sabar ingin tahu tujuan Jenny mencarinya. Lalu, dengan apa yang dipermasalahkan kedua orang itu tentang dirinya."Miley," panggil Aland.Miley yang menunduk itu segera mengangkat kepala dan menjawab, "Ya.""Aku minta maaf kalau masalah ini ada kaitannya dengan dirimu. Tapi ---"Aland sengaja menjeda ucapannya menunggu Miley menyiapkan hati untuk mendengar dan menerimanya nanti."Tapi apa?" gegasnya memang sangat penasaran mendengar dirinya yang jadi perbincangan Aland dengan Alex barusan."Sepertinya ada orang lain yang tahu kamu sedang bersamaku saat ini, dan melaporkannya kepada Jenny. Itu tidak masalah, tapi orang tersebut menuduhku menjalin hubungan denganmu selama ini."Miley terbelalak dengan mulut menganga. Pertemuan mereka baru beberapa waktu lalu, itupun juga tidak sengaja. "Lalu, mamaku percaya itu?"Aland mengangguk. "Itu makanya dia mendatangi rumahmu tadi?" lanjut Miley.Lagi-lagi Aland mengangguk."Lebih gila lagi, sekarang Jenny memutar balikkan fakta, Miley. Dia menuduhku telah memiliki hubungan denganmu sebelum kami memutuskan kontrak pernikahan, yah bercerai maksudku.""What? Tapi kamu bilang dia menikah dengan pria lain, dan tinggal di Paris, kan?""Benar. Tapi Jenny berpikiran seperti itu karena mendengar ucapan orang itu tadi.""Memangnya siapa orang yang menyebarkan berita bohong itu?" tanya Miley.Aland menggeleng. "Aku lagi menyuruh pengawal mencari tahu, Sayang. Tapi bisakah aku bertanya?" kata Aland balik bertanya."Hooh, apa itu?""Apa teman atau kekasihmu tahu kamu ikut denganku kemari?"Miley tertawa kecil. Ia merasa Aland perlu mengecek otaknya sebelum bertanya itu, mungkin saja dia pantas didiagnosa amnesia."Bagaimana mereka tahu, yang bahkan aku sendiri pun tidak tahu kapan dan sudah berapa lama di sini? Kamu berpura-pura atau memang sudah amnesia, Aland?"***Tuan Daniel yang kesal menunggu Aland di perusahaan induk, dan malah menyuruhnya harus ke sana, tidak bisa menguasai emosinya.Lantas pria kaya raya tersebut memangkas jarak dengan Aland. Namun, Tuan Daniel tidak kalah kaget melihat Abian juga ada di sana bersama Aland. "Untuk apa kamu kemari, Abian? Apa kamu pikir bisa seenaknya meninggalkan kewajibanmu di perusahaan-perusahaan yang kamu tangani?" berang Tuan Daniel menatap tajam putra tirinya itu. Tuan Daniel cuma menyuruh Aland ke perusahaan induk Halton, untuk melakukan tanggungjawabnya sebagai pewaris kekayaan keluarga Halton, tidak ikut Abian.Lebih kagetnya lagi, keduanya malah senyum-senyum melihatnya yang marah-marah itu."Dad, kami minta maaf karena tidak langsung ke perusahaan induk Halton, tapi kami ingin memberikan hadiah besar ini untuk Daddy," ucap Aland membuka pintu dan mempersilahkan Tuan Daniel masuk. Tuan Daniel yang tadinya emosi tiba-tiba berubah kebingungan. Padahal dia pun tidak sedang ulang tahun hari ini. T
Dua minggu lebih berlalu. Setelah mendapatkan semua bukti-bukti, akhirnya Miley berhasil mengambil kembali perusahaan Adira dan New Adira."Aku mengganti nama menjadi perusahaan triple A,"ucap Miley tegas. "Kenapa tidak tetap jadi perusahaan Adira saja, Miley?" tanya Aland bingung dengan nama asing tersebut."Itu gabungan nama ayah dan nama kecil mamaku, Aland. Adira Ashkelon dengan nama kecil Jenny itu Agatha. Aku gabung menjadi triple A. Sekalian mengenang mereka, Aland." Sesaat Miley tertunduk seperti memendam rindu kepada mereka yang telah meninggal dunia. "Aku akan merawat perusahaan triple A ini untuk kedua orangtuaku."Aland merangkul pundaknya."Oo, begitu. Kita sama-sama menjaganya untuk mereka," ucap Aland menyeka airmata Miley. "Sudah tidak usah sedih-sedih lagi, semua yang telah berlalu tidak dapat diulang. Mereka juga sudah kembali kepada Sang Penciptanya," lanjut Aland menenangkan hati Miley."Iya, Aland. Seenggaknya aku sudah membalaskan dendam mamaku kepada Jason
"Untuk apa kau kemari? Jangan berpikir kau masih terdaftar sebagai anggota keluarga kita!" sarkas pria tua bertubuh buncit.Miley yang baru saja berdiri di pintu ruang ayahnya itu, disambut sarkas oleh Wisnu, adik Kakek dari ayahnya, yang biasa ia panggil Kakek muda dulunya. "Yah, itu jauh lebih baik! Sejak kematian ayahku, aku bukan lagi daftar keluarga besarmu!" sahut Miley santai mengedikkan kedua bahunya bersamaan. "Seharusnya aku menanyakan kabarmu Kakek muda, setelah sekian tahun kita tak pernah bertemu," lanjut Miley tidak terusik dengan kesarkasan Wisnu. Miley menarik napas panjang sembari memangkas jarak dengan pria yang berdiri di pintu, menghalanginya masuk. "Berhenti di situ! Atau kau akan mati!"Miley tertawa kecil mendengarnya. "Mati? Maksudmu, Jason yang akan membunuhku? Haaa, ku pastikan dia tidak berkutik lagi bertemu denganku," ucap Miley sombong.Jelas saja Jason tidak akan bertemu dengannya di sana. Karena pria itu telah di tangan Abian saat ini. Tapi Miley t
"Ke mana kamu membawaku, Aland?" tanya Miley tergopoh-gopoh menyeimbangi langkah Aland yang menarik tangannya.Beberapa menit lalu Aland bilang mau ke perusahaan untuk menyelesaikan pekerjaannya, tapi Aland malah menyuruhnya meninggalkan tas berisi berkas-berkas perusahaan Aland Corp."Masuklah!" titah Aland membukakan pintu mobil untuknya. "Kamu mau mengambil kembali perusahaanmu, kan?" tanya Aland menaikkan salah satu alisnya.Miley tersentak, memang iapun tidak ingin berlama-lama lagi mengambil alih perusahaan Adira dan New Adira. "Kamu tidak bercanda, kan?" tanya Miley urung masuk, berdiri menatap Aland seolah meminta penjelasannya."Itu!" Aland menunjuk tas yang terletak di dasar mobil. "Berkas-berkas perusahaan WinJason ada di dalamnya."Miley mengikuti jari telunjuk Aland. Memang ia menyimpan berkas-berkas perusahaan WinJason di dalam tas tersebut. Miley segera masuk, rasanya sudah tidak sabar segera mengusir adik perempuan ayahnya dari perusahaan WinJason.'Tunggu aku melempa
Sekilas melihat rumah itu saja terasa menyeramkan. Memang rumahnya mewah, tapi tidak terawat. Pohon dan tanaman merambat hampir menutupi pintu rumah tersebut. Selain jauh dari pemukiman warga juga dan beberapa pohon besar hampir menutupi keberadaan rumah tersebut."Masuklah!" titah Jason cukup puas melihat ketiga orang bersamanya heran dengan penampakan rumahnya yang terkesan angker itu. Mereka tidak tahu saja kalau Jason dengan sengaja membuat rumah induknya seperti itu untuk mengelabui siapapun yang sedang mencarinya.Terbukti bertahun-tahun dia selamat dari kejaran polisi dan orang-orang pimpinan Turbo XX dengan bersembunyi di rumah induknya. "Kau jangan coba-coba mempermainkan kita!" berang Abian menarik Jason dengan kasar dari dalam mobil. "Ingat! Aku tidak segan-segan menembak kepalamu itu!" lanjutnya mengarahkan ujung sepatu kulitnya ke pinggang Jason yang tersungkur di tanah.Jason hanya meringis kecil, tidak berdaya melawan karena kedua tangannya terikat kuat ke belakang.
Miley gegas menemui Theo, meminta pria itu mengantarnya ke perusahaan WinJason. Tapi Theo menolak karena tadi Aland berpesan dan tidak mengizinkannya mengantar Miley keluar."Aku mau bertemu dengan wanita itu, Theo?" geram Miley mencondongkan badannya ke depan seraya menumpulkan pandangannya ke wajah Theo. Tekad Miley sudah bulat akan bertemu dengan adik perempuan ayahnya, yang saat ini menghandle sepenuhnya perusahaan WinJason. Dengan semua bukti yang telah ia dapatkan wanita itu tidak akan berani mengelak lagi."Miley, Tuan Muda Aland tidak mengizinkanmu ke sana! Itu yang diperintahkan Tuan Muda Aland tadi kepadaku!" "Jangan mengada-ada ya! Aland tidak ada mengatakan seperti itu tadi!" Miley yang tersulut kesal itu mengeluarkan berkas-berkas perusahaan WinJason dari dalam tasnya. "Ini! Aku sudah mendapatkan semua berkas yang ku perlukan untuk mengambil alih perusahaan WinJason! Sekarang tugasmu hanya mengantarku ke sana, Theo!"Tapi Theo tetap saja tidak mau mengantarnya ke sana.