Share

Bela diri itu penting

Ajun masuk ke pekarangan rumahnya dengan wajah lelah. Dia pikir pulang sekolah akan dijemput Ayahnya, ternyata tidak bisa karena mobilnya sedang mogok. Dia bahkan melihat sendiri sang Ayah yang tengah berada di halaman rumah, memeriksa kap mobilnya.

"Pulang sama siapa? Ojek?" tanya Bahar yang masih menatap kabel-kabel di depannya.

"Jalan kaki."

"Jalan Kaki? Kenapa gak naik ojek atau nebeng temen kamu?" Pria itu kini menatap putra bungsunya.

Ajun mendengus pelan dan membuang wajahnya ke arah lain. "Uang aku abis. Bang Rival gak bisa di telepon, Kak Naura gak aktif. Temen-temen aku juga gak bisa nganterin."

"Abang kamu lagi ke luar beli makan. Tapi kakak kamu ada di dalam, tuh."

"Papa, aku bawain minum, nih."

Tak berselang lama Naura keluar dari rumah dengan membawa segelas jus jeruk di tangannya. Wajahnya benar-benar ceria hari ini. Karena Naura baru mendapat kabar baik pagi tadi, maka dirinya dalam keadaan mood yang bagus.

"Kenapa senyum-senyum?" tanya Ajun mendelik. "Giliran tadi di
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status