Share

Tiga pawang Naura

Rival menuntun Jevran turun dari mobilnya. Jevran benar-benar sudah sangat lemas, bahkan rasanya kedua kakinya seakan diseret. Luka di wajahnya membuat darah-darah segar itu mengalir di bagian kening dan lebam yang menghiasinya.

Jevran sudah tidak peduli dengan kaca mata miliknya yang entah kemana. Yang dia coba tutupi adalah pipinya, di mana tompelnya terlepas dan menjadi satu-satunya penyamaran yang mengundang kecurigaan. Namun untungnya rambut palsu miliknya tidak ikut bermasalah saat perkelahian tadi.

Hm, menjadi Joko ternyata memiliki banyak drama.

"Naura! Papa! Ajun!" teriak Rival memanggil orang-orang di rumah.

Mendengar suara Rival mereka segera keluar dari rumah. Bahar yang melihat Rival membawa seseorang yang babak belur langsung menghampirinya. Memastikan sang anak baik-baik saja. "Ada apa ini?"

"Ini, pah. Di jalan aku ketemu tetangga kita ini. Dia dikeroyok sama preman di depan komplek."

"Joko?" Naura berlari kecil mendekatinya. "Ya ampun ini darahnya banyak banget. Ha
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status