Share

Ancaman Ajeng

Tetanggaku Luar Biasa

Bab 22

Saat kami sampai di rumah, tampak Arif sedang mengasuh kedua anaknya di teras. Hampir saja Alisha keceplosan mengatakan pada Arif, bahwa kami melihat Siska.

"Kenapa nggak boleh bilang sama Arif kalo kalian ketemu Siska?" tanya Mas Reyhan.

"Mas mau, mereka berantem?"

"Kok, berantem sih?"

"Nih, kalo Mas, ada di posisi Arif, marah nggak?"

"Kenapa harus marah? Toh, selama ini, juga kamu sering gitu, kan? Pergi belanja ama Leni, dan aku di rumah sama anak-anak."

"Ini beda, Mas. Gini, gimana, kalo Mas tahu, ternyata aku perginya ama cowok? Ha-ha-hi-hi, sementara, kamu di rumah kerepotan ngurus anak-anak. Terus, yang datang nagih utang, hilir mudik?"

"Kamu sebenernya mau ngomong apa, sih? Muter-muter nggak jelas."

Kuambil ponsel dari dalam tas, lalu membuka galeri, dan menyerahkannya pada Mas Reyhan. Kening suamiku berkerut saat mengamati foto dan video yang kuambil.

"Kamu nggak ada kerjaan amat ngambil foto orang."

Reaksi Mas Reyhan membuatku sedikit dongkol. D
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status