Share

N-Coc mau dipinjam

“Riiin ….” Aduh suara Mbak Kiki dari balik pagar. Dia tahu aktivitas pagiku selalu menyirami tanaman.

“Gosah teriak-teriak! Aku gak budek!” ujarku sambil membukakan pagar.

“Hehehe, kali aja kamu gak denger!”

“Ada perlu apa? Dapurku kosong, sayuran juga abis! Tanaman semua udah pada mati, belum sempat nanam lagi,” ujarku to the point.

“Diih, tau aja kalau aku mau minta sayuran.” Aku tak menyahut.

“Kang sayur udah beberapa hari ini gak lewat, aku udah bingung mau masak apa,”

“Potong bebek angsa aja! Masak di kuali, Nona minta dansa, dansa di kuali!”

“Malah nyanyi!” ujarnya kesal.

“Ke pasar laah!”

“Nah, itu dia. Pinjem motor ya,”

“Si Butut udah di museumkan. Si N-Cox dibawa suamiku!”

“Yaah! Jadi pake apa dong?”

“Pake BURAQ! Ya pake motormu sendiri, lah!”

“Ya udah, deh! Padahal kan kalo minjem lebih enak!”

“Dasar wanita MOGE!” ujarku ketus.

“Apaan, tuh?”

“MODAL GENGSI!”

“Yee. Biarin!” Akhirnya dia pulang tanpa hasil. Lagian punya motor sendiri kok dianggurin. Aneh!

***

Siang hari, saat ak
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status