Home / Romansa / Tetanggaku si Crazy Hot Boss / Perjodohan di atas kertas

Share

Perjodohan di atas kertas

Author: Vellichor_Ann
last update Last Updated: 2023-06-21 14:20:00

"Wah, keliatannya enak."

Wilan dan Vita tersenyum melihat antusias Elkan. Jarang sekali ada atasan yang berbaur dengan karyawannya. Pria itu seperti bersikap santai seolah mereka tidak dibatasi oleh jabatan. Justru, Elkan lebih menghormati Wilan karena usia mereka.

"Enak, sih, enak. Tapi santai aja kali makannya," gumam Kalea yang hanya di dengar olehnya. Dia menggelengkan kepala melihat Elkan yang semangat mengambil nasi dan lauk-pauk. Apa pria itu tidak malu? Atau urat malunya yang putus?

"Uhuk-uhuk!" Elkan tiba-tiba tersedak. Wajahnya yang memerah membuat Wilan dan istrinya menatap khawatir.

"Kenapa, nak? Apa masakannya ga enak?"

Elkan melambaikan tangannya setelah meminum segelas air. "Enak, kok."

"Ah, kalau begitu pelan-pelan saja makannya."

Pria itu tersenyum tipis lalu mengangguk. Sebenarnya bukan karena ia makan terburu-buru. Makanan yang dihidangkan ini rasanya pedas semua. Sedangkan Elkan tidak suka makanan pedas. Dia tak mengatakannya karena dirasa tidak sopan.

Tapi jika boleh jujur, masakan ini memang enak. Pria itu jarang menemui makanan rumahan seperti ini. Dia biasa makan pizza, pasta, beef, dan makanan mahal lainnya. Bukan sombong, tapi Elkan lebih sering makan di luar daripada di rumah.

"Ini enak banget."

Elkan menatap Kalea yang kembali mengambil nasi untuk kedua kalinya. Makan banyak seperti itu kenapa tubuhnya tetap saja kecil? Dia kira gadis itu memang jarang makan.

"Maaf, nak. Kalea memang begitu anaknya," ucap Wilan yang menyadari tatapan Elkan pada Fara.

"Oh, tidak apa-apa. Saya justru suka."

"Suka?" Gadis menatapnya sinis dengan mulut terisi penuh makanan.

"Maksud saya, suka melihat orang yang lahap makan. Jadi mereka bisa cepat tumbuh dan besar."

"Bftt!" Ucapan Elkan membuat Kalea hampir menyemburkan makanan di mulutnya.

"Kalea!"

****

Seorang perempuan cantik masuk ke dalam rumah mewah di depannyya. Mengabaikan para asisten rumah tangga yang menyapa. Dengan wajah yang ditekuk ia menghampiri seorang wanita berumur yang tengah menyiram bunga di taman belakang. Para pekerha di rumah itu sudah oaham betul bagaimana sikap perempuan tersebut.

"Tante!" Ia menaikan dagunya mencoba bersikap profesional.

"Loh, Airin. Kamu tumben main ke sini. Datang sama siapa?"

"Itu gak penting, Tante. Aku ke sini mau bahas soal Elkan." Perempuan bernama Airin itu menghela nafas sesaat. "Aku datang ke kantor Elkan, tapi dia malah ngusir aku. Tante tolong kasih tau dia. Sebentar lagi kita tunangan, tapi Elkan masih suka main perempuan."

Wanita tersebut mematikan selang air lebih dulu, mengusap keringatnya. "Anak itu benar-benar. Nanti Tante akan kasih tau Elkan."

Perjodohan antara Elkan dan Airin memang sudah direncanakan sejak lama. Namun pitranya terlihat seperti menolak, padahal Airin itu terlihat cantik dan mendekati kata sempurna. Entah perempuan seperti apa yang akan membuat anaknya bertekuk lutut, berhenti memainkan hati perempuan.

"Aku datang ke sini cuma mau bilang itu. Jujur aku gak niat untuk ngadu awalnya, karena aku tau hubungan keluarga kita sudah dekat. Tapi kalau Elkan turus seperti ini, aku gak bisa diam aja. Tante ingat, kan? mama sama Papa aku juga udah buat tanda tangan secara resmi, kalau perjodohan ini terikat dengan kerja sama bisnis? Dan perjodohan ini ada hitam di atas putih, jadi gak bisa seenaknya dibatalin."

"Tapi Elkan belum tau tentang itu."

"Tante harus kasih tau secepatnya. Aku gakmua disamain kayak perempuan yang jadi mainannya."

Ibunya Elkan mengangguk kecil. "Kamu tenang aja, nanti Tante telepon anak nakal itu."

"Yaudah, kalau gitu aku mau pergi lagi," ucap Airin sedikit lebih tenang.

"Gak main dulu? Di dalam ada Belina, loh."

"Kapan-kapan aja, Tante. Soalnya nnati sore ada pemotretan."

****

Keesokan harinya.

Elkan mendesis saat tidurnya terganggu. Dia mendengar suara bising di luar kamar seperti ada seseorang. Tentu saja aneh, karena rumahnya tak memiliki asisten rumah tangga yang menetap di sini. Mereka hanya akan datang untuk membersihkan rumah dan mencuci baju saat Elkan mengabarinya. Urusan makanan, pria itu bisa membuat sarapan sendiri, atau pergi ke restoran cepat saji.

Dengan langkah gontai, Elkan keluar dari kamarnya. Dia berjalan mendekati sumber suara yang berada di ruang tengah. Ternyata suara itu bukan berasal dari maling yang menyelinap ke rumahnya. Melainkan dua sahabat tengilnya yang heboh menonton TV.

"Ngapain lo berdua di sini?"

"Eh, yang punya rumah udah bangun. Kita bawain makanan buat lo. Karena pintunya ga dikunci jadi kita masuk aja," jawab Deon dengan cengiran khasnya.

Elkan mendengus lalu menjatuhkan tubuhnya di samping Jonan. Pria itu terlihat fokus dengan tontonannya. Hey, apa dia tidak pergi ke kantor pagi ini?

"Tangan lo kenapa?" tanya Jonan saat melihat perban yang melilit telapak tangan temannya.

"Ini karena kemarin. Waktu mobil gue diambil sama tikus jalanan itu."

Deon mendesah, menyangkan kelakuan Elkan saat itu. "Lagian lo ceroboh banget. Biasanya langsung lo bantai orang kayak gitu. Sekarang malah dibiarin bawa mobil lo."

"Ck, ada karyawan papa gue disana. Kalau dia liat bahaya. Tapi, kalian udah cari mobil gue, kan?"

"Aman. Udah kita bawa ke basecamp. Orang-orang itu juga udah kita sikat sampe rata."

Elkan terkekeh dan mengangguk. Ia puas dengan cara kerja dua temannya ini. Meski sedikit absurd, urusan pekerjaan mereka nomor satu. Elkan juga tak menampik dirinya memiliki tingkah seperti mereka di waktu tertentu.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu membuat tiga pria itu saling tatap.

"Buka sana!" titah Elkan mengambil sebuah snack di atas meja.

"Aelah, ini kan rumah lo. Mana ada tamu disuruh buka pintu."

"Emangnya ada tamu yang masuk tanpa izin?" Elkan menyindir dua temannya tersebut.

"Ingat! Tamu adalah raja."

"Pemilik rumah itu maharaja."

"Kalau begitu kami persilahkan sang Maharaja menemui rakyatnya diluar sana." Jonan menggerakan tangannya seperti orang-orang di jaman kerajaan.

Elkan menahan mulutnya untuk tidak mengumpat. Menyebalkan sekali mereka ini. Ingatkan dia untuk membuang mereka ke pulau bikini bottom nanti.

Saat Elkan sudah melangkah pergi untuk membukakan pintu, Jonan dan Deon ber-tos ria. Mendengar pintu yang masih saja diketuk membuat Elkan geram. Pria itu membuka pintunya kasar, dan menatap tajam perempuan di depannya.

"Kamu?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Qontak Yanus
seru bnget
goodnovel comment avatar
Sapiah Piah
seru banget jalan ceritanya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Tetanggaku si Crazy Hot Boss   Akhir kisah

    Huek...Kalea mengusap mulutnya dengan air mengalir dan menatapnya di depan cermin. Tiba-tiba saja ia merasa mual. Kalea sempat berpikir ke arah lain apalagi dia telat haid 2 Minggu."Masa udah hamil lagi, sih? Jangan dulu dong. Kenan masih kecil."Kalea memang selalu menjaga dirinya setiap berhubungan dengan Elkan. Dengan memiliki suami yang selalu berhasrat membuat Kalea takut kebobolan. Dia ingin memiliki anak kedua jika Kenan memang sudah berusia 5 tahun agar dia juga masih mendapat perhatian dengan cukup.Wanita itu pergi ke luar kamar mandi dan mencari Elkan dan Kenan. Ayah dan anak itu ternyata berada di luar rumah. Elkan tengah mencuci mobilnya sedangkan Kenan bermain busa dengan sebuah bebek mainan yang terapung."Kenan main apa?" tanya Kalea ikut berjongkok di samping anaknya."Bun..""Main sabun? Bajunya basah ini. Nanti masuk angin sayang. Ini pasti Papa yang ajarin, kan?"Kenan yang dibawa-bawa langsung berbalik. "Kenapa aku? Itu mau anak kamu kok.""Anak kamu juga ini. S

  • Tetanggaku si Crazy Hot Boss   kepulangan Belina

    2 tahun kemudian.Waktu terasa begitu cepat bagi orang tua untuk melihat tumbuh kembang sang anak. Contohnya Elkan, apalagi semenjak memiliki anak dia banyak menghabiskan waktu di rumah dan bekerja dari rumah. Hal itu juga yang membuat Kalea senang karena Elkan bisa membagi waktunya dengan baik.Kenan, anak itu sudah berusia 2 tahun sekarang. Semakin lucu dan semakin terlihat tampan seperti ayahnya. Bukan hanya parasnya yang menarik perhatian, tapi juga kepintarannya karena dia sudah mulai belajar berbicara. Selama di tahun kedua itu juga Kalea dan Elkan sama-sama banyak belajar. Menjadi orang tua tidak semudah itu. Bahkan tak menampik jika terkadang mereka bertengkar kecil. Namun itu juga tak akan lama karena diantara mereka akan selalu ada yang mengalah. Mungkin bisa dikatakan Elkan lebih banyak mengalah."Elkan! Udah siap belum?" teriak Kalea dari lantai bawah. Tak lama kemudian datanglah Elkan dengan Kenan di gendongannya. Bocah dua tahun itu merentangkan tangannya saat melihat K

  • Tetanggaku si Crazy Hot Boss   lembaran baru

    "El bangun," bisik Kalea menepuk pipi Elan dengan pelan. Dia tidak ingin sang anak yang tengah tertidur jadi ikut terbangun."Eum.. ada apa?" gumam Elkan membuka matanya perlahan. Ia menarik tangan Kalea agar kembali berbaring di atasnya. "Aku masih ngantuk, Beb.""Bangun! Ini udah jam tujuh, nanti kan mama sama Papa mau ke sini. Aku mau mandi, kamu jagain Kenan, ya."Pria itu menekuk wajahnya. "Gak bisa mandi bareng, dong?"Kalea terkekeh pelan dan mengecup suaminya lembut. Maklumi saja karena Elkan ini memang sedikit gila dan dia mesum. Tapi terhitung sudah 4 bulan mereka tidak melakukan hubungan suami istri. Jadi sebagai pria Elkan sangat menginginkan hal itu. "Nanti tunggu Kenan besar.""Lama banget dong, Beb.""Aku mau mandi dulu, ya. Dah..." Wanita itu tertawa sambil bergegas masuk ke dalam kamar mandi, meninggalkan Elkan yang kini mendengus pelan.Tapi tidak apa-apa, dia juga hanya bercanda. Elkan tau Kalea masih baru beberapa hari ini melahirkan anaknya. Jadi Elkan hanya meng

  • Tetanggaku si Crazy Hot Boss   cucu pertama

    Hari ini Kalea sudah bisa dibawa pulang bersama bayinya. Kalea menggendong bayinya dengan hati-hati dengan Elkan yang membawa tas, berjalan di belakangnya. Hari ini katanya khusus hari untuk Kalea dan Elkan bersama anaknya. Setelah ini barulah nanti orang-orang bisa bebas bermain dengan anak mereka.Untuk membiasakan diri sebagai orang tua baru. Kalea dan Elkan ingin mereka memiliki waktu bertiga terlebih dahulu. Dan dimulai sekarang Elkan akan menetapkan bahwa satu Minggu sekali dia ingin ada hari dimana mereka benar-benar bertiga."Selamat datang." Elkan membuka pintu apartemen lebar, membiarkan istri dan anaknya masuk lebih dulu."Makasih Papa," kata Kalea dengan suara anak kecil.""Sama-sama sayang."Elkan meletakan tas-tas berisi pakaian Kalea dan menghampiri istrinya tersebut. Setelah dipikir-pikir sepertinya Elkan berniat untuk pindah membeli rumah lagi. Jika tetap tinggal di apartemen pasti sulit juga, apalagi kini mereka sudah punya bayi. Sebenarnya Elkan juga belum menjual r

  • Tetanggaku si Crazy Hot Boss   anggota keluarga baru

    Setelah dua bulan perginya Belina ke Swiss, keluarga Cyrano mulai terbiasa. Mereka sering mendapat kabar dari Belina. Dan jika tidak ada kabar darinya maka Elkan akan meminta kabar dari Jonan. Pria itu cukup sering melihat Belina di asrama sekolah untuk memastikan keadaannya. Hal yang terdengar menenangkan adalah Belina kembali bisa bersosialisasi seperti biasa. Contohnya dengan Jonan, dia tidak takut seperti sebelumnya. Belina mulai terbiasa dan mulai melupakan masalahnya. Fokusnya hanya pada sekolah."Aw!" Kalea mendudukkan dirinya di kursi sambil memegangi perutnya yang terasa sakit."Kalea! Lo kenapa?" Adel bergegas menghampiri sahabatnya itu. Hari ini Kalea, Adel, dan Oliv berada di apartemen Kalea. Akhir-akhir ini mereka berdua memang sering menemui Kalea. Karena tengah hamil besar, tidak mungkin juga mereka membiarkan Kalea keluar rumah hanya untuk bertemu, jadi lebih aman jika Adel dan Oliv yang mendatanginya. Lagipula Elkan tidak mengizinkan istrinya itu keluar rumah tanpa

  • Tetanggaku si Crazy Hot Boss   pergi

    Belina berjalan masuk ke dalam rumah dan menatap Kakaknya yang tengah diobati oleh Kalea. Akibat kecelakaan tadi mereka langsung pulang. Kalea benar-benar khawatir meskipun Elkan mengatakan jika dirinya baik-baik saja.Memang tidak ada luka serius. Hanya telapak tangan yang berdarah dan celana bagian lutut yang sobek, namun tak ada luka parah di lututnya. Belina tak berani mendekat karena dia merasa bersalah. Dengan perlahan Jonan lagi-lagi mendekatinya. Namun kali ini Belina menghindar."Jangan deket-deket!"Pria itu tersenyum kecut. "Maaf." Ia sedikit menjauh dari perempuan di sampingnya. "Elkan itu gak sebrengsek yang kamu pikir. Dia cuma main-main sama ceweknya dulu. Gak ada paksaan sama sekali. Mungkin kamu jijik dengernya, tapi itu Elkan. Setelah Kalea datang, Kakak kamu itu gak pernah main cewek lagi. Dan ketakutan Elkan itu, adek ceweknya ketemu sama cowok yang gak bener. Karena dia gak mau kamu kenapa-napa.""Tetep aja ini karma." Belina menunduk memainkan ujung kaosnya."Jan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status