Zay membawa Anaxtra dan teman-temannya ke sebuah gedung di tengah-tengah kota. Setelah naik ke dalam lift, mereka keluar setelah indikator lift menunjukan lantai 20.
Sebuah koridor yang hanya berjarak 10 meter dengan sebuah ruangan di depannya, pintu secara otomatis terbuka ketika sensor mengenali identitas Zay, mereka lalu masuk ke dalam ruangan itu.
Di dalam ruangan ternyata ada ruangan lain yang merupakan ruangan inti, sementara ruang petama sebagai induk seperti sebuah ruang tungu.
Ada sekitar 10 orang yang duduk di ruang pertama, Anaxtra dan temannya tidak terlalu memperhatikannya karena mereka pikir ini adalah gedung pusat data, mungkin mereka sedang mengantri untuk melakukan pembaruan atau apapun yang berhubungan dengan identitas mereka.
Zay kembali membawa mereka masuk ke ruang kedua.
Pada ruang ini hanya ada satu meja berbentuk segi empat dengan delapan kursi yang masing-masing empat di sebelah kanan, dan empat lagi di sebelah kiri.
Lilia dan Peter kembali duduk"Apa mau kalian?" Kata Anaxtra dingin.Hans cuma tersenyum sinis."Aku cuma ingin tau lebih banyak tentang kaum mu dan tempat tinggalmu, aku dengar kalian mempunyai kekuatan hebat dalam menghadapi monster snakehead.Tempat asal kalian tinggal juga mungkin mempunyai banyak sumber alam yang bisa kami manfaatkan, kalaupun tidak ada, jika ada banyak orang hebat seperti kalian, kami bisa mempekerjakan kalian di pabrik-pabrik SludgeCity.Kebetulan akhir-akhir ini kami banyak kekurangan sumberdaya"Mendengar penuturan Hans, kedua tangan Peter langsung mengepal, seluruh amarahnya seperti mau meledak."Kau tak akan pernah bisa melakukan" kata Peter sambil menarik tubuh petugas yang ada di dekatnya, lalu pukulan keras segera meninju wajah petugas itu yang langsung tersungkur.Melihat temannya jatuh, satu petugas lain yang berdiri di sebelah Lilia bermaksud membantunya, namun Lilia sudah terlebih dulu melompa
Princes Sabrina membawa Anaxtra, Peter dan Lilia ke sebuah ruangan yang lebih besar. Berbeda dengan ruangan sebelumnya, ruangan ini bisa dikatakan sebuah kamar besar layaknya kamar-kamar kekuarga kerajaan."Semoga kalian nyaman tinggal di sini" kata Sabrina sambil membuka telapak tangannya dan mempersilahkan mereka masuk."Beristirahatlah sejenak, beberapa saat lagi aku akan mengajak kalian ikut pertemuan" ucap Sabrina melanjutkan.Anaxtra dan teman-temannya masih belum berkata sepatah katapun."Baiklah, aku tak akan mengganggu waktu istirahat kalian, aku akan membiarkan kalian menikmati waktu kalian"Sabrina lalu berbalik berniat pergi."Terimakasih, Putri" tiba-tiba Anaxtra bersuara.Sabrina hanya memutar tubuhnya,"Panggil saja aku, Sabrina, Kau tak perlu sungkan"Anaxtra hanya mengangguk, lalu Sabrina kembali berbalik dan melanjutkan langkahnya diikuti para pengawalnya."Apa yang akan kita lakukan, Anaxtra ?
Sementara di rumah Rudi, Riris masih duduk di ruang lantai 2 sambil sesekali melihat layar monitor yang memperlihatkan depan rumahnya.Selang beberapa menit kemudian, mobil yang dikendarai Rudi masuk ke dalam garasi.Riris memperhatikan monitor dengan seksama, sementara Rudi turun dari dalam mobilnya sendirian dan langsung naik ke lantai dua."Ayah cuma sendiri" gumam Riris seraya berdiri menghadap ke pintu untuk menyambut Rudi."Bagaimana ayah?' kata Riris setelah melihat Rudi masuk ke ruangan dengan wajah berseri-seri"Rudi tak langsung menjawab, dia lalu duduk di sofa sambil menyilangkan kakinya ke atas."Seperti dugaanku, harga jual mereka sangatlah tinggi"Mendengar ucapan Rudi, raut muka Riris langsung berbinar."Benarkah?""Berapa nilai jual mereka, ayah" kata Riris tak bisa menyembunyikan penasarannya.Rudi terkekeh,"Satu orang senilai satu bulan subsidi kebutuhan makanan dan minuman kita""
Suara ketukan menyela pembicarakan mereka, lalu dari pintu yang terbuka keluar seorang pengawal yang langsung berkata,"Tuan-tuan, mari ikut denganku" kata penjaga sambil merentangkan tangan kanannya untuk mempersilahkan mereka jalan.Tanpa pikir panjang, Anaxtra langsung berjalan mengikuti perintah pengawal itu yang diikuti Peter dan Lilia.Penjaga membawa mereka keruang pertemuan utama Sludge City.Di ruang itu telah duduk Lord Zack diatas singgahsananya, sementara di tiap sisi kanan dan kiri duduk juga dua orang laki-laki yang sudah dipastikan merupakan para petinggi Sludge City.Sabrina juga ada di antara mereka, namun dia hanya berdiri menghadap Lord Zack.Sabrina menoleh begitu rombongan Anaxtra masuk."Ayah, mereka sudah datang" kata Sabrina.Lord Zack hanya menggerakan kepalanya memberi isyarat.Sabrina membalikan badannya dan berkata kepada Anaxtra dan teman-temannya."Perkenalkan diri kalian"Dala
Anaxtra, Peter dan Lilia masuk ke dalam pesawat dengan ukuran besar yang mampu menampung 40 sampai 50 orang, pesawat ini mirip dengan helikopter Sikorsky, hanya sudah tidak menggunakan baling-baling. Meskipun pesawat ini memiliki daya tampung besar, namun Sabrina hanya membawa 20 perajurit di dalamnya, sementara dia sendiri bersama 9 prajurit lain menggunakan pesawat tunggal. Pesawat-pesawat itu berangkat dari hanggar Sludge City dan melaju dengan cepat menuju titik kordinat munculnya Snakehead. Jarak antara Prambanan dan Sludge City itu ratusan kilometer, bagaimana Monster Snakehead bisa berada di sini?", Ucap Peter. "Pada dasarnya, Channa Argus merupakan predator air tawar yang mampu bertahan lama di daratan, kalian harus ingat, sebelum pulau ini terkubur lumpur, ada sebuah sungai yang membentang anatara Jawa Tengah dan Jawa Timur". "Bengawan Solo". Gumam Lilia."Benar, dan tidak menutup kemungkinan Monster Snakehead banyak bersembunyi di
Dug ! Dug ! Dug !Terdengar beberapa kali suara benturan, lalu dari bawah tanah yang tiba-tiba retak muncul 7 monster snakehead yang langsung menyerang pesawat besar yang dinaiki Anaxtra dan rombongannya tadi.Hanya dalam hitungan detik, pesawat yang meiliki berat hampir 50 pound itu terbalik, para awak dan beberapa prajurit yang ada di dalam berhamburan keluar, namun seperti potongan daging kecil yang dilemparkan ke kolam yang berisi buaya lapar, para prajurit langsung di mangsa Snakehead tanpa tersisa.Tidak berhenti sampai disitu, begitu tidak ada lagi manusia yang dimangsa, snakehead kembali membenturkan kepalanya, sebagian ada yang mengibaskan ekornya menyerang badan pesawat yang sudah terbalik, pesawat itu layaknya bola yang direbutkan anak-anak, menjadi bilan-bulanan kesana kemari sebelum akhirnya meledak.Sabrina tercengang melihat pemandangan di depan matanya,"Josh, tarik semua pasukanmu kembali kesini" perintah Sabrina melalui alat komun
Seperti ikan-ikan kelaparan yang dilempari makanan, begitu 5 pesawat terbang rendah di atas mereka, Snake head saling lompat berlomba memangsa. Sabrina dan satu pesawat yang terbang paling depan lolos dari sergapan mereka, sementar 3 pesawat lain tak berdaya ketika sekelompok monster snakehead menerkam mereka dan memotong-motong bagian tubuh pesawat dan awaknya dengan gigi runcing mereka, ledakan kecil dari mesin pesawat yang hancur sama sekali tidak berarti bagi monster snake head.Pada saat bersamaan, dua pesawat lain menyusul di belakang, melihat jejadian di depan matanya, John yang berada di salah satu dari dua pesawat yang terbang dibelakang Sabrina segera memberi perintah."Tembakan misil kebagian bawah tubuh monster itu"Masing-masing dari pesawat yang dikendarai John dan rekannya menembakan dua misil sekaligus, 4 misil sejenis AIM-9 Sidewinder meluncur dengan cepat dan langsung menghancurkan tubuh 3 monster Snake head sekaligus. Sementara 1 misil lainnya
"Bagaimana dengan pesawatmu, John ?" tanya Sabrina yang dari tadi hanya mendengarkan. John mendesah, "sejujurnya situasiku sama dengan Max, sekarang aku hanya mengandalkanmu dan Paul untuk menyelesaikan misi ini menghabisi monster-monster itu" Sabrina menarik nafas, "aku juga sebenarnya tak yakin, tapi kita harus tetap mencobanya" Sesaat mereka saling diam dengan pikiran masing-masing. Lalu John kemudian berkata, "Titik lemah mereka berada di tubuh bagian bawah, jika dalam keadaan normal, sangat sulit untuk menyerang di titik itu, jika kita tetap memaksa, misil kita hanya akan sia-sia" "Apakah kau punya, ide ?" Tanya Sabrina bersemangat. "Aku dan Max akan memancing mereka melakukan gerakan yang membuka titik lemah mereka, aku akan terbang rendah ke arah mereka, dengan begitu, para monster yang agresif itu pasti akan melompat untuk mencoba memangsa kami, pada saat, kalian tembak sisi lemah mereka yang berada di tubuh bagian bawa