Share

Ch. 14 Bukan Darah Biru

"Kok koasnya cuma empat? Bukannya lima biasanya? Yang satu kemana?" Dokter Anas mengerutkan keningnya, menatap satu persatu residen dan koas yang berdiri di hadapannya itu. Semua sontak memucat, kalau obsgyn lain mungkin masih bisa ditolerir, tapi kalau yang satu ini? Jangan harap!

Ken menggaruk-garuk kepalanya, ini si Elsa kemana sih? Tumben-tumbenan dia sampai telat. Ken melirik jam tangannya, baru telat dua menit sih, cuma kalau telatnya pas Dokter Anas mau visiting, itu sama saja cari masalah.

Renita hendak membuka mulutnya ketika kemudian terdengar suara teriakan yang Renita hafal betul itu suara Elsa.

"Dokter, ma-maaf saya ter-terlambat," guman Elsa tengah nafas terengah-engah.

Semua menoleh dan terkejut melihat kondisi Elsa yang nampak tengah menetralkan nafasnya.

"Elsa?" Ken hampir berteriak, lengan Elsa penuh parut, darahnya tampak masih basah dan memerah, begitu pula lututnya, tampak darah itu masih begitu segar.

"Maaf Dokter, tadi a-"

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status