[BOOK 2 of the Gentleman Series] Michael Collin, a well-known sexy Casanova and business magnate, was on the verge of self-destruction. A man battling demons from his past and nursing a broken heart; and like every broken-hearted man, it was a woman who caused it. Cassie Stone, the beautiful and mysterious woman from his past, unwillingly crosses paths with him again. The woman swore never to love him again, because of an evil lie they both believed to be true. A woman who will do everything she can, to fight every attempt of desire and love, fate will build between them.
Lihat lebih banyak"Berhenti bersikap seolah kamu istri yang baik di depan keluargaku, Tari."
Ucapan Kak Abisatya membuatku yang tengah menunduk hendak melepas sepatu high heels, terkesiap. Aku sudah sangat lelah setelah makan malam di keluarga mertuaku. Perlukah kami bertengkar lagi malam ini? "Kamu dengar, tidak? Jawab!!" sentaknya dengan suara keras yang hampir membuat jantungku copot dari tempatnya. Pelan, aku mengelus dadaku karena kaget. "Maaf." Hanya kata itu yang kurasa aman untuk kuucapkan. Aku sadar membela diri akan semakin membuatnya marah. Namun, mengapa Kak Abisatya malah menatapku tajam? Sepertinya aku memilih kata yang salah. "Maaf? Tidak perlu minta maaf jika kamu terus mengulangi kesalahan yang sama," ucapnya, "Ingat baik-baik, Tari. Pernikahan kita hanya di atas kertas. Jika bukan karena Ganendra yang memintaku, aku tidak sudi menikahimu. Jangan pernah lupa, aku menikahimu hanya—" "—untuk membantu menutupi aib keluargaku akibat kesalahanku memilih calon suami," potongku, hapal ucapannya. Jika bisanya, aku hanya diam kali ini aku sudah sangat lelah dengan sikap kasar dan hinaannya. Sudah puluhan, bahkan mungkin ratusan kali Kak Abisatya mengucapkan kalimat itu sampai membuatku hafal di luar kepala. Bayangkan, enam bulan dari pernikahan kami hampir setiap hari aku mendengar kalimat itu! Tiba-tiba saja, Kak Abisatya menatapku nyalang. "Bagus, mulai berani sekarang kamu ya? Pria itu melangkah maju, sontak aku pun melangkah mundur. Aku sudah sedikit hapal dengan sikapnya. Kak Abisatya sangat pemarah, sangat berbeda dengan sosoknya yang kukenal dulu. Dia juga tidak suka dibantah jika sedang bicara. Tapi, dia juga kesal jika aku hanya diam saja. Entah mengapa, serba salah sekali hidup bersamanya. Ini di luar ekspektasiku! "Jangan melewati batasanmu, Ayu Bestari!!" geramnya dengan mata melotot dan wajah memerah. "Tapi, aku hanya mengikuti permintaan Mama Aisyah," ucapku membela diri. "Jangan jadikan Mama sebagai alasan. Aku tahu kamu sengaja ingin menyakiti hati Danisa. Apa belum puas kamu membuat hidup kami berantakan?" Kembali, Kak Abisatya berteriak. Lagi, aku menutup satu sisi hatiku yang ingin melawan. Di sini aku memang yang salah. Aku membuat Kak Abisatya tak bisa bersatu dengan orang yang dicintainya. Tapi, untuk malam ini aku hanya menuruti permintaan mama mertua untuk menyuapi Kak Abisatya. Haruskah aku menanggung kemarahannya. Hari ini, mama mertua mengundang kami makan malam. Aku pikir itu hanya makan malam keluarga biasa. Namun ternyata, aku salah. Di sana hadir keluarga dari Danisa, kekasih sekaligus sepupu Kak Abisatya dari ayahnya. "Tari, suapi suami kamu, dong. Satya itu paling malas makan ikan karena durinya," perintah mama mertua saat kami baru memulai makan malam. "Jodoh itu memang saling melengkapi, makanya Satya menikah dengan Tari. Soalnya, Tari itu telate, dan pintar ngilangin durinya ikan." Ucapan Mama mertuanya yang sedikit lebai itu seketika membuat wajah Danisa dan mamanya berubah sinis. Dan … jangan ditanya ekspresi Kak Abisatya! Bibirnya memang tersenyum tapi matanya melotot dengan kilatan amarah yang membuatku urung mengangkat tangan untuk menyuapinya. "Tari.... Satya sudah nunggu itu, loh. Masa dilihatin, gak ngerti?" perintah Mama mertua, hingga akhirnya aku pun menuruti perintahnya. "Kamu itu memang munafik!" bentak Kak Abisatya. Aku tersentak, teringat kejadian satu jam yang lalu membuatku tak sadar pria itu sudah berada tepat di hadapanku. Reflek aku segera mundur. "Apa yang kamu dapatkan dengan menyakiti Danisa? Bangga, merasa sudah bisa mengalahkan Danisa? Jujur saja, kamu itu tidak pantas bersaing dengannya." Bersaing? Untuk apa aku bersaing dengan Danisa? Jarak umur kami saja 7 tahun. Pergaulan dan lingkungan kami berbeda. Tidak ada alasan untukku bersaing dengannya. Satu-satunya hal yang menjadi alasan untuk aku bersaing adalah cinta Kak Abisatya. Tapi, itu pun dulu. Dan sejak lima tahun lalu, aku sudah mengubur dalam-dalam perasaanku untuknya dan membuka lembar baru. Sayangnya, takdir membawa kami ke posisi seperti ini. "Terserah Kak Satya mau mikir apa! Aku lelah. Bisakah Kakak keluar?" ucapku pada akhirnya, ingin perdebatan ini segera berakhir. Tak peduli dengan kesopanan, aku memintanya keluar. Aku sudah lelah mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulutnya. Tajam, bak panah beracun yang menusuk hatiku. Sakit sekali. Namun tanpa kuduga, tangan kirinya mencengkeram lengan erat. “Akhh!” Aku tersentak sekaligus kesakitan. Cengkeramannya sangat kuat. "Jangan berani membantah apalagi memerintahku! Ingat ini rumahku dan kamu di sini hanya numpang," ucap Kak Abisatya, membuat dadaku bergemuruh. Entah dapat dari mana, keberanian dalam diriku bahkan muncul. "Cukup!!!" teriakku sambil menghempaskan tangannya kasar. "Apa yang sebenarnya Kak Satya inginkan? Mau cerai? Ya sudah ceraikan aku! Aku sudah muak dengan semua ini. Dari awal, aku sudah meminta Kak Satya untuk menolak, kan? Tapi, Kak Satya yang kekeh merima menjadi pengganti.” “Lantas, kenapa sekarang menyiksaku?" Kesabaranku habis sudah! Aku juga korban sama sepertinya. Kenapa terus menganggapku pelaku? Dengan langkah cepat, aku berbalik menuju meja rias. Brak! Kuambil satu botol body lotion lalu melemparkannya ke lantai tepat di depannya. "Keluar!!!" bentakku dengan air mata bercucuran. Tampak keterkejutan di wajah pria berhidung mancung itu. Mungkin tak menyangka aku akan seberani ini. Aku merutuki diriku. Bodoh ... kenapa harus menangis di depannya? Aku malah memperlihatkan ketidakberdayaanku di depan pria yang tak punya hati itu. Satu yang kusyukuri. Tak lama, pria itu pun keluar. Tubuhku langsung luruh ke lantai. Tangisku pun pecah meratapi Kak Abisatya yang begitu membenciku meski aku sudah menuruti semua keinginannya. Bahkan sejak malam pertama kami, bukan rayuan atau ajakan memadu kasih yang dilontarkannya, Kak Abisatya justru menunjukkan penolakannya atas hubungan kami! Jika demikian, kenapa dia harus menerima permintaan kakakku untuk menjadi mempelai pengganti? Harusnya, dia menolak. Biarkan aku menanggung malu sendirian daripada terjebak dalam pernikahan yang tak ubahnya sebuah neraka untuk kami berdua…. “Ya Tuhan. Apa yang harus kulakukan?” lirihku, pedih. Dalam hati, aku berharap dapat memutar waktu jika diizinkan. Sebab, sekuat tenaga aku akan menolak pernikahan ini.MIKEY COLLIN P.O.V“Tell me about this woman,” Matthew ordered. “She must be quite the lay if she brings Mikey Collins to his knees.”Something in me felt a tick when he spoke of her as if she was an easy woman. Cassie isn’t like that. If he wasn’t my best friend, I would have punched this man in the jaw and drag his face against the floor.“Talk about her like she’s an easy woman one more time and I will snap your neck.” I seethed.Unfazed by my threat, Matthew replied with a grin, “Well, well, well.” His interest peaked, “This is entertaining.” He leaned back to get comfortable in his chair. “I have never seen you act this hostile over a woman.” He ordered as if it was necessary, “I want to meet her.”I shut that idea downrealquick. Sticking my hand out in a halting motio
MIKEY COLLIN P.O.VThroughout the whole drive, I tried to think of the many ways I could clear up the misunderstanding that Cassie has of me.“We’re here sir,” said Silas, pulling the car to a halt. He stepped out of the car and quickly opened the door for me.I get out of the car and saw Stella, who was Matthews P.A walking toward me. If he had someone already waiting for me, he must have known I was coming.That arrogant man.She approached me with those aquamarine eyes and naturally plump lips that were throwing a seductive smile. Her pixie-cut hair worked for her and highlighted her features.It was what drew men to her. Stella slept with any man that had her seeing dollar signs. I wasn’t an idiot. This woman was looking for a man who would pay for the luxurious life she was dreaming for. Matthew knew that too; which was why he kept her around, but not close enough for he
MIKEY COLLIN P.O.VI’m still standing in my spot, after watching her walk away with hurt on her face. She was trying to hide it, but I could see it. The thing is, I don’t understand why she is feeling that way.Was it something I said?If it wasn’t for her friend, I would have figured out what made her feel that way. My time with Cassie was interrupted so many times. By my mother, nanna, Matthew, and now her friend.I groaned and drag my hand down on my face. Silas looked at me with an unpleased look. An expression, I doubt he realized was showing on his face.“Did you see that?” I asked with a disbelieving look. I shook my head, “One moment we were okay, the next moment, she looks at me like I broke destroyed her world.”Silas, look hesitant to reply.“What Silas?” I asked, feeling impatient.Silas cleared his throat, “I believe it was what y
CASSIE STONE P.O.VThis guy just won’t give up. I don’t know if he’s lying and I’m afraid of believing him. Once I give in, I’m a goner. I can’t remember a time when he did. He didn’t lie when he told me who he was. Then again, if I was a rich CEO like him, I wouldn’t lie either.“As far as I know, you haven’t,” I said looking up from the ground. “Yet,” I added.I looked around us and noticed the many eyes watching us. Students stopped and were watching us with both the extreme amount of interest. Jealously was shot my way, but those were by the women. If looks could kill, I would be dead.He leaned down towards me and with his index finger turned my head to him; drawing my attention back to him. If he took one more step towards me, his lips would be touching mine. “I know winning you over won’t be easy, but tell me what I can do to
MIKEY COLLIN P.O.VMy hand gripped the phone in my hands. I took a peek at Cassie to see if she heard what Matthew asked. She wasn’t looking my way and was looking out her window instead. I wouldn’t be surprised if she heard, but I really hope she didn’t.Turning my head away from Cassie. “That is none of your business if I am or not,” I replied to the idiot on the phone. For someone that thinks of love as a bad word, I’m surprised he even said it.“Someone’s being defensive,” sang Matthew. My hands gripped the phone tighter. If I squeezed it any tighter, then it would break. I know I was, but obviously, I’m not going to admit that.“No, I’m not,” I lied.“That’s exactly what a person feeling defensive would say,” Matthew pointed out.I really wish I could jump through this phone and smash his fa
MIKEY COLLIN P.O.VShe doesn’t say anything.“I’m growing on you,” I said knowingly. I know it’s true. I drop the teasing look on my face.Like a predator approaching its prey, I step closer to her, and she automatically takes a step away.“I’m going to ruin all men for you, Cassie.” I look at her with promise and a look that shows I’m being serious, “and that’s a fact.”I watch as her eyes widen, but she doesn’t say anything. She can see that I’m not playing around anymore. It doesn’t escape my attention that her breathing gets quicker. I watch as her eyes stray to my lips. She licks her own, and I groan with frustration. This woman is so beautiful and I’m trying to hold myself back from devouring her.“Don’t do that,” I growled.I’m holding on by a thread. “Don&rsquo
Welcome to GoodNovel world of fiction. If you like this novel, or you are an idealist hoping to explore a perfect world, and also want to become an original novel author online to increase income, you can join our family to read or create various types of books, such as romance novel, epic reading, werewolf novel, fantasy novel, history novel and so on. If you are a reader, high quality novels can be selected here. If you are an author, you can obtain more inspiration from others to create more brilliant works, what's more, your works on our platform will catch more attention and win more admiration from readers.
Komen