Raut wajah Xavier berubah menjadi bersemangat saat melihat kedatangan Mikaila, dia yang tadinya beraura suram karena tugasnya sebagai seorang Grand Duke yang menumpuk, kini berubah menjadi cerah seketika.
Xavier mencoba tersenyum ramah seperti Anhard, maupun mencoba tersenyum imut seperti Casis. Akan tetapi senyumnya malah terlihat aneh di mata Mikaila. Sehingga membuat gadis itu mengernyitkan dahinya.
"Salam Grand Duke Xavier, semoga Dewi Cahaya memberkati anda." Mikaila melakukan salam ala Lady, lalu dibalas oleh Xavier kemudian pria itu menyuruhnya untuk duduk.
"Ada apa Lady Mikaila, datang ke tempat saya?" tanya Xavier penasaran. Akan tetapi, tak urung dia merasakan senang di dalam hati.
"Ada yang ingin memecah kita, dengan mengirimkan saya sebuah teror menggunakan inisial nama anda dan tulisan tangannya hampir sama seperti anda," jawab Mikaila to the point, wajah cantiknya terlihat dingin ketika mengingat teror barusan.
"Tapi
Hari ini adalah hari perayaan kerajaan. Hari yang ditunggu-tunggu bagi Mikaila dan yang lainnya untuk memberikan panggung yang spesial untuk ratu dan para pengikutnya.Pesta perayaan berlangsung selama 5 hari, dan tepat di pesta perayaan terakhir. Mikaila akan memberikan pertunjukan penutup yang tidak akan orang lain sangka-sangka. Mikaila hanya tersenyum miring kala mengingat rencananya. Karena di saat hari itu tiba permainan balas dendamnya benar-benar berakhir.Hubungannya dengan Xavier akhir-akhir ini cukup canggung karena Xavier yang menyatakan perasaannya pada Mikaila, pada waktu itu. Akan tetapi mereka menutupi kecanggungan mereka itu dengan wajah tanpa ekspresi mereka.Beberapa hari terakhir juga, keluarga Mikaila gencar mencari Mikaila dan meminta maaf pada Mikaila. Tapi lagi-lagi gadis itu teguh pada pendiriannya. Dia bahkan tidak membukakan pintu sama sekali ketika keluarganya datang.Dan Casis, semenjak terakhir kali dia data
Serena yang kembali ke tenda dan melihat Mikaila yang tidak ada di sana, sontak merasa panik. Dia hanya keluar sebentar untuk memberikan sapu tangan kepada Leonard akan tetapi setelah dia kembali, dia tidak menemukan Mikaila di sana.Gadis itu mencoba untuk tenang, Mikaila bukanlah gadis lemah jadi kemungkinan besar dia akan tetap baik-baik saja.Serena mencoba bertanya ke gadis bangsawan yang ada di tenda sebelah, ingin menanyakan kemana Mikaila pergi, akan tetapi mereka semua tidak mengetahuinya. Hal ini, terpaksa membuat Serena untuk mencari Mikaila, dengan membawa para penjaga yang sudah keluarganya suruh untuk melindunginya.Dia ingin meminta bantuan kepada Leonard dan yang lainnya, akan tetapi acara perburuan sudah dimulai dan para lelaki itu sudah mulai mencari buruannya. Sehingga mau tak mau, membuat Serena mencari Mikaila tanpa mereka.Sementara di sisi lain, Mikaila Perlahan membuka matanya, rasa pusing langsung ia rasaka
"Saya menolak!" ucapan tegas dan sedikit berteriak itu bukan diucapkan oleh Mikaila, akan tetapi oleh Xavier dan Anhard yang berkata secara serempak karena refleks.Suasana hening seketika, tidak ada yang berbicara sama sekali ketika suara penolakan dari Xavier dan Anhard terdengar.Tatapan mata para bangsawan tertuju pada mereka berdua, termasuk raja dan putra mahkota itu sendiri.Bahkan kini, keluarga Arundell yang berada di ujung kanan pun, turut serta dalam memperhatikan mereka.Suasana ini membuat semua orang tak percaya, bagaimana tidak? Ini adalah kejadian langka bagi mereka.Di mana ada seorang putra mahkota kerajaan, yang mau memohon pada Sang Raja untuk menganugerahkan pernikahan dengan mantan tunangannya sendiri, dan yang lebih menakjubkannya lagi ada dua orang pemuda tampan lain yang membuka suara untuk menolak keinginan putra mahkota.Para gadis bangsawan yang ada di sana, kini menatap iri pada Mika
Irene merasa marah ketika orang suruhannya mengatakan bahwa Mikaila kembali dengan selamat, tanpa luka sedikitpun di tubuhnya. Dia menebak pasti Helena benar-benar tidak berguna, karena tidak bisa menjalankan perintahnya dengan baik.Dan yang lebih membuat ia muak lagi, mengapa juga Carlos begitu bodoh dan malah meminta anugerah pernikahan dengan Mikaila kepada raja. Tidak bisa begini, ketakutan terbesarnya terjadi. Jika Carlos benar-benar jatuh cinta pada Mikaila maka semua rencananya gagal. Makanya dia menyuruh Helena membuat Carlos jatuh padanya lewat sihir hitam sekalipun, agar Carlos tidak jatuh cinta pada Mikaila. Akan tetapi sekarang, rupanya anak sialan itu benar-benar telah jatuh hati pada gadis memuakkan seperti Mikaila."Yang Mulia, Lady Helena ingin bertemu dengan anda," ucap si pelayan memberitahukan hal ini tiba-tiba."Suruh dia masuk," pinta ratu pada si pelayan."Baik, Yang Mulia." Pelayan itu segera menjalankan per
"Nona, anda dari mana saja? Saya mencari-cari anda dari tadi, khawatir jika terjadi sesuatu pada anda." Marry langsung menghampiri Mikaila dengan panik, kala melihat kedatangan gadis itu."Aku hanya berjalan-jalan sebentar Marry, tenanglah, aku tidak apa-apa," jawabnya, mencoba menenangkan."Syukurlah jika anda tidak apa-apa Nona, ayo masuk ke dalam aula. Acara pertunjukan bakat para bangsawan sudah dimulai," ajak Marry untuk masuk ke dalam.Mikaila hanya mengangguk, kedua wanita berbeda usia itu masuk ke dalam aula istana.Ketika sampai, dia melihat seorang gadis bangsawan dari keluarga Count, yang sedang menunjukkan bakatnya yaitu menyanyi, suaranya begitu indah dan merdu, sehingga membuat semua orang yang ada di sana karenanya.Mikaila duduk di kursi paling belakang, dia tidak menyadari bahwa gadis di sampingnya ternyata adalah Serena.Sementara Serena yang menyadari ba
Mikaila tertawa senang dalam hati, setelah ini, dia merasa bahwa Helena benar-benar idiot sejati. Mengapa dia begitu mudah untuk masuk ke dalam jebakannya? Dan berujung mempermalukan dirinya sendiri.Namun, apapun itu, Mikaila bersyukur dengan kebodohan Helena, karena tanpa perlu bersusah payah, dia mengakui kejahatannya sendiri di muka umum. Sebenarnya, ini adalah rencana Mikaila, membuat Helena marah sampai kehilangan akal dan berakhir mengatakan yang sejujurnya. Karena biasanya orang yang sedang marah sampai kehilangan akal sehat, tanpa sadar akan mengatakan sesuatu yang seharusnya tidak dia katakan.Sementara Helena yang menyadari bahwa dia telah masuk ke rencana Mikaila langsung menjadi gila, dia memandang Mikaila penuh kebencian. "Mikaila kau begitu sialan, ini semua karena kau! Harusnya kau mati!" Helena langsung naik ke atas podium dengan amarah yang memuncak, dia berniat menyerang Mikaila menggunakan kekuatannya, akan tetapi dengan cepat Mikaila me
Suasana saat ini hening di aula istana, semua orang saat ini nampak tengah memperhatikan saintess yang tengah menguji kalung milik Helena.Sedangkan Helena sendiri, sudah terkapar tak berdaya di lantai istana.raja dan ratu yang baru saja datang merasa shock dengan segala hal yang sedang terjadi. Memang, raja dan ratu datang agak sedikit terlambat karena ada hal yang perlu mereka urus. Karena itu mereka menyerahkan semuanya pada pejabat istana sekaligus pihak kuil yang diundang untuk hadir."Ada apa ini?" Irene menatap acara yang sudah kacau, dia melihat Helena yang sudah terkapar, Mikaila dan keluarga Arundell yang berdiri di samping Helena, lalu pihak kuil yang terlihat sedang mendiskusikan sesuatu, dan para bangsawan yang nampak baru menyadari kedatangan dua orang pemimpin di kerajaan ini."Salam kepada Yang Mulia Raja dan Ratukerajaan Valcke, sang matahari pertama kerajaan, semoga Dewi cahaya selalu memberkati," salam sem
Setelah keluarga Satalia di masukkan ke dalam penjara, acara pertunjukan bakat dibubarkan. Para bangsawan diminta untuk kembali ke kediaman mereka masing-masing. Dan raja juga menjadikan keluarga Satalia sebagai contoh untuk mereka agar tidak menggunakan sihir hitam, dan menjual jiwa kepada iblis.Mikaila saat ini sedang dalam suasana hati yang baik karena berhasil membongkar kebusukan keluarga Satalia dihadapan semua orang, tinggal satu langkah lagi, permainan balas dendam ini benar-benar selesai."Mikaila, tunggu!" Sebuah suara berhasil menghentikan langkah Mikaila yang ingin pergi ke rumahnya. Dia membalikkan tubuhnya, kemudian dia melihat mantan keluarganya kini tengah menghampirinya.Gadis itu mendengkus, Mikaila hanya menatap mereka dengan tatap datar seperti biasa."Mikaila, tidak mau kah kau kembali ke kediaman Arundell? Biar bagaimanapun itu adalah rumahmu, dan kamu masihlah putri bungsu keluarga Arundell." Kevlan berkata