Share

Meninggalkan Desa Elunara

Mata-mata merah yang misterius mengintai dari kegelapan malam, menyala dengan cahaya yang tidak wajar, menambah aura misteri di sekitar hutan. Sumber mata-mata tersebut tidak terlihat, tetapi kedua mata merah itu seperti bintang kecil yang menembus kegelapan.

Lucius merasa kehadiran mata-mata ini tidak biasa dan merasakan aura aneh yang menyertainya. Kepala mereka seakan-akan mengikuti setiap gerakan yang dilakukannya. Rasa waspada pun semakin berkembang di benak Lucius.

Darkwood Spiders adalah laba-laba besar yang mendiami hutan yang gelap. Mereka memiliki tubuh yang besar, sekitar dua kali lipat ukuran laba-laba biasa, dan ciri khas hitam pekat pada bulu-bulu mereka. Kaki-kaki mereka kuat dan dilengkapi dengan cakar yang tajam, memungkinkan mereka untuk bergerak dengan cepat dan merayap di antara pepohonan dengan keahlian yang luar biasa.

Laba-laba ini membuat sarang di antara ranting-ranting pohon, menciptakan jaring yang halus tetapi sangat kuat. Jaring-jaring ini digunakan untuk menangkap mangsa yang melintas di malam hari. Bulu hitam mereka memberikan perlindungan dan menyatu dengan kegelapan, menjadikan mereka sulit terlihat oleh mata yang tidak waspada.

Salah satu ancaman utama dari Darkwood Spiders adalah racun mematikan yang mereka hasilkan melalui kelenjar racun mereka. Setiap gigitan bisa mengakibatkan efek paralisis atau kelemahan pada mangsa. Lucius harus mengandalkan kelincahan dan ketrampilannya untuk menghindari jaring-jaring mematikan ini dan menghadapi serangan dari makhluk ini selama malam di hutan gelap.

Monster yang mengintai dengan mata-mata merah tersebut memiliki ukuran besar yang menakutkan. Tubuhnya mencapai sekitar tiga meter panjangnya dan dua meter lebar. Sosok yang besar ini memungkinkannya untuk dengan mudah menyelinap di antara pepohonan dan mengendalikan daerah kegelapan di hutan.

Monster yang mendekati Lucius dengan mata-mata merahnya mulai menunjukkan agresi. Dengan gerakan cepat dan lincah, monster itu melepaskan jaring halusnya menuju Lucius, mencoba untuk menangkapnya dalam perangkapnya yang mematikan.

Lucius, dengan refleks yang terasah oleh pengalaman dan kultivasinya yang baru, berhasil menghindari jaring yang meluncur cepat ke arahnya. Dia dengan cepat menyusun strategi untuk menghadapi serangan monster ini. Dengan Mandau Blade di tangan dan kultivasi Ascendant yang baru, Lucius siap menghadapi pertarungan yang tak terduga ini.

Dalam momen kritis ini, Lucius memutuskan untuk mengandalkan keterampilan gaming-nya yang telah terasah selama bertahun-tahun. Dia membiarkan insting gamer-nya memandu langkah-langkahnya di dunia nyata ini. Dengan skill bermain game yang teruji, Lucius merencanakan serangan balasan yang efektif.

Menggunakan pengalaman gaming-nya, dia memperhatikan pola serangan dan perilaku monster dengan cermat. Dengan kecepatan yang luar biasa, dia menggunakan "Dark Resonance Slash," skill yang baru diperolehnya, untuk memotong jaring monster dengan presisi yang mematikan. Cahaya merah gelap menyala di Mandau Blade, menciptakan serangan yang kuat dan efektif.

Skill bermain game-nya bukan hanya menjadi hiburan, tetapi juga menjadi alat yang kuat dalam menghadapi bahaya nyata di Dunia Donghua ini.

Pertarungan semakin sengit ketika monster itu, menyadari kesulitan yang dihadapi, mengeluarkan serangan berbahaya berupa semburan racun. Cairan beracun itu mengalir dari rahangnya, mengancam untuk meracuni Lucius jika terkena.

Dalam momen tersebut, Lucius harus meningkatkan kewaspadaannya dan menggunakan kelincahan serta keterampilan bertarungnya untuk menghindari serangan racun yang mematikan. Dengan gerakan yang lincah dan refleks yang cepat, dia berusaha menghindari setiap tetesan racun yang dilepaskan monster.

Sambil terus menghadapi tantangan yang semakin berat, Lucius mencoba untuk menemukan celah dalam pertahanan monster, bersiap untuk melancarkan serangan balasan yang dapat meredakan ancaman racun dan mengakhiri pertarungan ini dengan kemenangan.

Dengan penuh keberanian, Lucius memanfaatkan celah yang ditemukannya dan mulai melancarkan serangan beruntun ke kaki monster itu. Mandau Blade-nya bergerak dengan kecepatan kilat, memotong kaki monster satu per satu dengan presisi yang mematikan. Monster itu berteriak kesakitan sambil mencoba melawan, tetapi serangan bertubi-tubi dari Lucius berhasil mengurangi mobilitas monster tersebut.

Dengan setiap kaki yang terputus, monster itu semakin kesulitan bergerak. Racun yang sebelumnya menyemburkan dari rahangnya sekarang tampaknya melambat karena kesakitan yang dia alami. Lucius terus mengontrol pertarungan dengan kelincahan dan kecepatan, merencanakan serangan selanjutnya untuk menjatuhkan monster tersebut dengan kekuatan yang dimilikinya.

Saat Lucius hampir menghabisi monster itu, sebuah notifikasi tiba-tiba muncul di gelang NSD-nya. Notifikasi tersebut memberitahu bahwa esensi dari racun monster tersebut dapat digunakan untuk membuat beberapa botol Detox yang berguna untuk membersihkan racun dan memberikan perlindungan terhadap efek negatif lainnya.Dengan bijak, Lucius memutuskan untuk tidak hanya menghabisi monster itu, tetapi juga memanfaatkan sumber daya yang diberikan oleh monster tersebut. Dia mengumpulkan esensi racun dengan hati-hati dan menyimpannya dalam wadah khusus yang dapat digunakan untuk membuat botol Detox nantinya.

Setelah berburu selama satu minggu di hutan yang penuh tantangan, Lucius kembali ke desa dengan hasil buruannya. Tasnya penuh dengan sumber daya yang dia peroleh dari monster dan hewan hutan. Dengan wajah lelah namun penuh dengan rasa puas, Lucius menuju pasar desa untuk menjual hasil buruannya.

Penduduk desa yang melihatnya datang memberikan sambutan hangat. Mereka tahu bahwa Lucius adalah petualang yang berani dan terampil. Di pasar, Lucius menjual daging monster, kulit, dan sumber daya lainnya, mendapatkan koin emas sebagai imbalan.

Hasil penjualan tersebut tidak hanya memberikan keuntungan finansial, tetapi juga mendapatkan rasa hormat dari penduduk desa.

Namun, yang membuatnya lebih kaya adalah Detox yang dia buat dari esensi racun monster. Setiap botol Detox terjual dengan harga yang mengesankan, dan dari penjualan tiga botol, Lucius menerima 3000 koin emas. Keberhasilan ini tak hanya mengukuhkan reputasinya, tetapi juga memberinya sumber daya finansial yang cukup untuk melanjutkan petualangannya di dunia Donghua yang masih menyimpan banyak misteri.

Dengan hasil penjualan total sebanyak 4000 koin emas dari semua sumber daya yang dia bawa dari hutan, Lucius merasa puas dengan pencapaian tersebut. Kesuksesannya dalam berburu dan berdagang tidak hanya meningkatkan keberanian dan reputasinya di desa, tetapi juga memberinya sumber daya finansial yang cukup untuk petualangan yang lebih besar.

Sebelum meninggalkan desa, Lucius berpamitan kepada Kakek Arion, menyampaikan terima kasih atas bantuan dan nasihatnya. Dengan hati yang penuh semangat, dia memutuskan untuk menjelajahi dunia Donghua yang luas, menantang dirinya dengan petualangan baru dan misteri yang menanti di setiap sudutnya.

Dengan tekad yang bulat, Lucius memasuki wilayah pegunungan yang belum pernah dia jelajahi sebelumnya. Langkah-langkahnya yang mantap membawanya melintasi rimbunnya hutan dan medan yang sulit, menuju ketinggian yang lebih tinggi. Pegunungan Donghua menyimpan misteri dan rintangan yang belum terungkap, dan Lucius bersiap menghadapi segala kemungkinan dalam pencarian Sekte Nightmare yang tersembunyi.

Di tengah perjalanan, dia bertemu dengan makhluk-makhluk fantastis yang belum pernah ditemuinya sebelumnya, dan menggunakan keterampilan bertarungnya yang teruji untuk melawan tantangan tersebut. Setiap langkahnya membawanya lebih dekat ke pusat pegunungan, di mana kabar tentang Sekte Nightmare semakin kuat.

Lucius yakin bahwa petualangannya di pegunungan akan membuka lembaran baru dalam kisahnya.

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status