Share

Tiga Belas

“Mom, mommy... , jangan tinggalkan aku, Mom,” rengek Druf.

Kaki mungilnya berlari menuruni tangga istana. Ia hendak mengejar ibunya yang diseret paksa oleh beberapa menteri. Druf tidak mengerti mengapa mereka berbuat seperti itu pada isteri pimpinannya. Padahal ibunya sangat baik dan juga berperan sangat besar bagi kekaisaran.

“Druf di sini sama, Dad,” ucap Mom dengan mata yang basah oleh air mata. Wajahnya menyiratkan kesedihan yang sangat mendalam. Ekspresi itu sangat sulit untuk dilupakan oleh Druf.

“Tapi Druf juga ingin sama, Mom,” sahutnya polos.

Tiba-tiba Raja Cezar datang dan memeluk Druf dengan air mata yang mengalir. Sejenak Druf tertegun, namun akhirnya Druf tertawa karena menurutnya mata raja Cezar seperti langit yang menurunkan hujan. Druf menyentuh air mata itu dengan tangannya. Air mata merah seperti darah.

“Jangan dekat-dekat mom, ya,” bisik ayahnya.

“Gak mau. Druf mau Mom," ucap Druf kecil sambil memberontak ingin terlepas dari pelukan Raja Cezar. Sementara air
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status