Share

Lelap

Zhura mundur selangkah. Jadi dia adalah sosok yang menjadi legenda bagi para gadis. Keterkejutan menciptakan satu perasaan gelap di sudut hatinya, ketakutan. Wanita bergaun merah yang baru saja datang itu tak terlihat seperti teman, tapi ada bagian dari Zhura yang merasa sudah lama mengenalnya. Kepalanya terus menerus menyebutkan satu nama yang entah bagaimana bisa terus tengiang.

Sacia.

"Selamat datang aku ucapkan bagi kalian para tamu. Maaf atas ketidaksopananku yang tidak mampu menyambut kalian dengan memuaskan," ujar Sacia membuka suara dengan anggun untuk pertama kalinya. Tubuhnya ramping dengan rambut hitam yang memanjang hingga ke mata kaki. Dibalut gaun yang bisa dibilang indah ia seperti bunga mawar merah yang segar, tak terpengaruh dengan suasana membekukan di sekitarnya.

"Jadi kau yang ada di balik semua ini?!" Pangeran Asyaralia menggeram marah.

Sacia tertawa terlihat geli, "Jadi begitu cara seorang pangeran kerajaan terbesar di Firmest berbicara pada seorang wanita? Tidak
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status