Share

Terperangkap Dalam Kamar Bersama 5 Pria Asing (Part 1)

"Si*l!" Rezvan merutuk kesal. "Seorang gadis lugu! Bisa mati dia! Aku harus menyembunyikannya dari mereka."

"Bagusnya untukku saja," tukasnya lagi seraya menyeringai. "Sudah kubayar mahal juga!"

"Arrggghhh! Sial! Ponselku!" Pria itu memungut kartu perdana dari ponsel yang terpecah menjadi beberapa keping bagian.

Rezvan Oxley—pria tampan rupawan bertubuh tinggi, bermata elang, beriris kecokelatan tajam—adalah seorang Owner sekaligus CEO dari perusahaan OXLEY. Sebuah perusahaan besar dan ternama yang bergerak di bidang properti. Saat ini pria itu mengolah beberapa perumahan, villa, dan apartement di beberapa titik wilayah.

Sebagai pengusaha sukses, ia sering berlaku sesuka hati. Kehidupan malam ibarat candu memabukkan yang selalu melekat dalam setiap inci kehidupan pria itu, termasuk salah satunya menghabiskan uang demi bermain wanita. Bahkan tak segan merogoh kocek besar demi memikat wanita yang menjadi incarannya. Seakan sandang Harta, tahta, dan wanita memang pantas digelarkan padanya.

Namun hal yang paling Rezvan benci dalam hidup adalah bermain dengan perasaan

Untuk itu ia tak pernah bersungguh-sungguh dalam menjalin hubungan dengan banyak wanita. Baginya, wanita hanyalah sosok pemuas nafsu semata yang cukup sekali pakai, lalu buang. Andai masih suka, mungkin hanya sekadar ia jadikan ajang Having Fun semataHidup bagi pria itu hanya sebatas bekerja keras, mendapat uang, lalu menghabiskannya demi mereguk kebahagiaan terbaik menurut jalan pikirannya sendiri walau dengan jalan maksiat sekalipun.

Bergegas pria yang mengenakan kaus putih berlengan panjang itu pun menuju garasi, lalu mengeluarkan mobil sport merah yang biasa dikenakannya di luar jam kerja. 

Tampak berjajar rapi di dalam garasi 6 buah mobil dan beberapa motor besar dengan merek terkenal mulai dari buatan Asia sampai kelas Eropa yang ia koleksi. Setiap mobil memiliki makna sendiri di setiap waktunya. Tentunya, pria itu dengan teliti mengkhususkan mana mobil yang dibawa untuk bekerja dan mana yang harus dipergunakan untuk menikmati gemerlap dunia malam. Semua dilakukan hanya demi menutupi identitas. Pantang baginya benda-benda itu sampai tertukar.

Setelah sekian menit berkeliling, pria itu kini mampir ke sebuah toko di mana terbiasa menjadi tempat berlangganan membeli ponsel.

Usai menentukan ponsel yang diinginkan, bergegas ia memasukkan kartu perdana dari ponselnya lama. Beberapa notif pun bermunculan tertera di layar.

Kembali ia melajukan kendaraan. Lalu, memutuskan untuk mampir ke sebuah restaurant elit yang terdapat di sudut kota. "Sepertinya wanita itu belum makan," gumamnya.

"Arrghhh! Kenapa aku harus peduli?!" Namun walau mengeluh, pria itu tetap memaksa turun, lalu membeli dua paket kotak makan malam. Pikirnya ia akan memakan bersama dengan wanita itu sebelum melancarkan aksi. "Masih satu jam lagi sebelum kawan-kawan datang."

***Athikah_Bauzier***

Zeeta mencari cara agar dapat keluar dari rumah ini. Dibukanya jendela kamar. Namun, ia lupa jika berada di lantai dua. Wanita itu pun mengurungkan niat.

"Ya Allah! Apa yang harus aku lakukan?"

Terdengar suara derap langkah dari luar kamar. Disertai bahak tawa yang menggema. Zeeta bergegas mundur beberapa langkah, menjauh dari pintu. Ia begitu merasa takut jika pria yang bisa diperkirakan berjumlah lebih dari satu orang itu akan memasuki kamar ini.

Suara tombol digital terdengar dari luar kamar. Berbeda dengan kamar yang ia masuki saat hendak mengganti pakaian tadi, pintu kamar ini didesign menggunakan Digital Door Lock. Memerlukan pin untuk membukanya.

Napas Zeeta tertahan. Ia mengedarkan pandangan pada sekitar. Di sebelah kiri terdapat sebuah pintu. Bisa dipastikan itu adalah kamar mandi. Bergegas ia berlari memasuki ruangan tersebut.

Setelah berada di dalam kamar mandi, kembali wanita itu bingung harus berbuat apa. Tak ada tempat untuk bersembunyi di dalam sana. Namun terdapat bathub dengan pembatas tabir. Bergegas ia memasuki bathtub tersebut, lalu menarik tabir sehingga dapat menutupi dirinya.

Suara ingar bingar di luar kamar mandi terdengar. Bisa dipastikan para pria itu sudah memasuki kamar kali ini.

Tak berselang lama, gagang pintu kamar mandi berputar. Sepertinya seseorang hendak masuk. Namun, jantung Zeeta nyaris terhenti. Rasa panik berlebih membuatnya terlupa untuk mengunci pintu kamar mandi.

Zeeta merapatkan rengkuhan pada kedua kaki. Berharap terselamatkan oleh keadaan. "Ya Allah! Tolong aku," lirihnya kemudian.

Salah seorang pria tengah memasuki kamar mandi, terlihat membuang hajat kecil pada toilet duduk. Tubuh Zeeta bergetar, tampak shock, lalu memalingkan muka serta merapatkan kedua mata. Berharap tak melihat semua, dan pria itu pun tak menyadari keberadaan dirinya.

Namun, Zeeta keliru. Tabir agak menerawang, sehingga pria yang baru saja menarik resliting ke atas itu menyadari keberadaannya.

Pria itu pun mendekat, lalu dengan cepat membuka tabir yang menutup bathub. Ia terperangah mendapati seorang wanita berjilbab tengah meringkuk di dalam bathub.

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status