Home / Romansa / The Dark Side (Perawan 1 Miliar) / Terperangkap Dalam Kamar Bersama Pria Asing (Part 2)

Share

Terperangkap Dalam Kamar Bersama Pria Asing (Part 2)

last update Huling Na-update: 2021-10-10 20:26:17

Menyadari bahaya yang akan dihadapi, sontak, Zeeta pun memekik, "Aahhh ...."

Namun dengan cepat pria itu menutup mulut Zeeta. "Jangan berteriak! Atau mereka semua akan mendengar!" tekannya.

"Akan kubuka, tapi jangan berteriak! Aku tidak akan menyakitimu. Mengerti?!" tukas pria itu lagi.

Zeeta pun hanya mengangguk seraya terisak pelan.

"Siapa kau?" tanya pria itu.

"Tu–an! Se–selamatkan saya, Tuan! Sa–saya tidak mau berada di sini. Sa–saya takut!" Buliran bening kian menderas dari kedua benik mata Zeeta.

"Sssttt!" suruh pria itu lagi seraya menoleh ke arah pintu. Ia pun bangkit, lalu mengunci pintu kamar mandi dari dalam.

Melihat pria itu mengunci pintu kamar mandi, Zeeta membelalakkan mata. Semakin dirapatkan rengkuhan pada kedua lututnya.

"Ja–jangan, Tuan! Sa–saya wanita baik-baik," Wanita itu semakin terisak.

"Sedang apa kau di sini?"

"Sa–saya hendak melamar pekerjaan, ta–tapi sa–saya tidak paham kenapa bisa seperti ini. Sa–saya takut, Tuan!" Mulut Zeeta bergetar.

Pria tersebut menyorot wanita yang terlihat gugup itu. Menyadari akan sebuah kesalahan yang tidak seperti biasanya. "Bagaimana bisa kau berada di kamar ini?" tanyanya kemudian.

"Pria itu ... me–nyekap sa–ya di kamar ini, Tuan. Di–dia mengatakan, sa–ya harus me–muaskan ka–kawan-kawannya ma–malam ini. Sa–ya bu–kan pe–lacur, Tuan. To–long! Ja–ngan apa-apakan saya!"

"Rezvan maksudmu?"

"Sa–saya tidak tahu, Tuan."

"Kau tunggu di sini! Berbaringlah di bathtub. Berusahalah! Jangan sampai kawan-kawanku melihatmu," suruh pria yang mengenakan kaus santai hitam berpadu dengan blue jeans itu.

"Erga! Cepatlah, Bro! Kau tidur atau apa di dalam?" panggil salah seorang pria dari luar.

"Mules, Bro!" sahut pria yang dipanggil Erga itu dengan tatapan masih melekat pada wanita cantik di hadapannya.

"Siapa namamu?" tanya pria itu lagi pelan.

"Zeeta, Tu–tuan," sahut Zeeta masih dengan air mata yang berderai.

"Aku Erga."

Zeeta hanya mengangguk cepat. Rasa takut masih menyelimuti perasaannya.

"Baiklah, aku keluar dulu. Ingat kata-kataku! Jangan melakukan pergerakan mencurigakan," tekannya lagi.

"I–iya, Tuan."

Pria bernama Erga itu pun melangkah keluar. Zeeta bernapas lega saat pria yang baru saja menemukannya tak mencoba melakukan hal buruk padanya.

***Athikah_Bauzier***

"Arrggghhh! Aku kehabisan rokok!" keluh salah seorang pria bersweater putih. "Masam sekali mulutku! Ke mana pula si Rezvan? Ponselnya mati juga!"

"Kita terlalu awal datang, Bro," timpal seorang yang lain.

"Ga, kau bawa motor, kan? Bukankah kau tadi bilang akan membeli sesuatu? Titip rokok!"

"Nanti saja!" Erga tampak keberatan. Sedang tangannya sibuk memainkan ponsel. Diliriknya pintu kamar mandi.

"Ayolah, Bro! Hanya kau yang membawa motor!" Pria bersweater putih itu melempar bantal ke arah Erga.

***Athikah_Bauzier**

Rezvan mengarahkan mobil ke pom bensin sebelum memutuskan kembali ke rumah. Situasi jalan tampak lengang. Hanya orang-orang penikmat dunia malam yang tampak berseliweran di beberapa lokasi hiburan.

Tepat di ujung jalan, lokasi karaoke ternama penuh dengan kendaraan. "Sial! Tahu begitu kuajak saja kawan-kawan ke sana. Arrrggghhh!" gumamnya lagi.

Usai mengisi solar, dan membayar total tagihan, Rezvan mendapati Erga hendak keluar dari parkiran sebuah pertokoan di dalam pom bensin. Bergegas ia memutar kendaraan dan mendekat pada Erga. "Ga!" panggilnya.

Erga pun mendekat. Lalu, membuka kaca pada helm teropong yang dikenakannya. "Van, kau ke mana saja?"

"Ada urusan."

Erga sedikit menengok ke dalam mobil, dan melihat dua kotak makan di kursi jok sebelah Rezvan. "Apa wanita itu?" tanyanya kemudian.

"Damn! Kalian sudah sampai? Sudah melihatnya?" Rezvan meraup wajah dengan gusar.

"Hanya aku, belum lainnya. Ia bersembunyi dan menangis di kamar mandi. Aku memintanya untuk tetap diam di sana. Hsshhh! Kenapa justru aku meninggalkannya?!"

Awalnya Erga memang sempat keberatan untuk keluar. Namun, desakan dari yang lain membuatnya harus mengalah. Alasan kuat bagi yang lain, hanya dirinyalah yang membawa motor malam ini.

"Damn! Danny! Jangan biarkan dia tahu!" pungkas Rezvan.

Tak lama, ponsel Rezvan berdering.

"Ya?"

"Kau ke mana saja, Bro?"

"Otw," sahut Rezvan.

"Cantik juga! Dari mana kau mendapatkan wanita ini? Tak sabar lagi! Cepatlah pulang!"

"Damn! Dan! Jangan kau sentuh dia!"

"Hey, what's up, Bro? Kau sudah berjanji malam ini!"

"Sedikit kau sentuh dia, aku hajar kau!" Rezvan mengeraskan rahang.

"Ayolah, Bro! Jangan main-main!"

"Jangan sentuh dia! Bangsaattt!" Rezvan membanting sekali lagi ponsel yang di genggamnya hingga mengenai dashboard. "Arrggghhh! Ponselku! Sial!"

"Van!?" Erga mengernyit.

"Gas, Bro! Danny berulah."

"Oke!" Erga menutup helm topong AGV Ducati Panigale V4 R dibalut cat airbrush dengan kolaborasi warna hitam, merah, putih abu-abu dan juga carbon, lalu menstarter motor Ducati merah miliknya.

Bersambung ....

____

Zeeta dalam bahaya. Bisakah Rezvan dan Erga datang tepat waktu?

Telat ajalah, ya. Hahahaha

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • The Dark Side (Perawan 1 Miliar)   Mengatur Siasat 2

    "Hemh! Kau yakin dengan yang kau katakan?" Rebecca menyipitkan pandangan. Ribuan kerikil tajam seolah berdesakan memenuhi kerongkongan Zeeta, sehingga begitu sulit baginya untuk menelan. Ia saling menautkan jari jemari, lalu meremasnya kuat. Berusaha untuk tetap tersenyum dalam getir. "Ya, Bu!" Rebecca tersenyum seraya menyesap cappucino miliknya yang mulai terasa dingin. "Aku perhatikan, ada yang tampak berbeda dari tubuhmu sejak terakhir kali kita bertemu." Ia memindai tubuh Zeeta dari ujung kepala, lalu sedikit menunduk hendak memerhatikan bagian bawah tubuh Zeeta yang terhalang oleh meja. Namun, seketika Rebecca membulatkan mata sempurna. "Katakan padaku, apa kau hamil?" tanyanya lagi, lalu meletakkan cangkir di meja. Walaupun mengenakan pakaian tertutup dan longgar, Rebecca dapat melihat perut Zeeta yang tampak membulat saat dalam posisi duduk. Tatapan Zeeta pecah ke seantero sudut ruangan. "Jangan hiraukan saya, Bu. Saya hanya berharap,

  • The Dark Side (Perawan 1 Miliar)   Mengatur Siasat 1

    "Anu ... Tuan! Bibi sudah janji pada Non Zeeta agar tidak membocorkan masalah ini." Bi Netty pun akhirnya mengaku. "Jadi, Zeeta di rumah Bi Netty?" Tatap Erga penuh selidik. "I–iya, Tuan." Bi Netty tampak gugup. "Hemh! Sudah kuduga. Aku akan ke sana sekarang." "Maafkan bibi. Sebaiknya jangan dulu, Tuan. Non Zeeta ingin menenangkan diri katanya," cegah Bi Netty seraya menundukkan pandangan. "Tidak apa-apa, Bi. Aku cuma ingin menjelaskan padanya kalau hanya aku yang berwewenang membuat aturan di villa ini, bukan yang lain, apalagi Mama." Erga menatap Cindy yang tengah sibuk memasukkan amplop cokelat ke dalam tasnya. "Maaf, Tuan. Anggap bibi tidak menceritakan ini pada Tuan, ya. Pura-pura saja Tuan tidak tahu kalau sudah bibi kasih tahu." Bi Netty terlihat cemas dan meremas kedua tangan di depan dada. "Bagaimana keadaan dia, Bi?" "Sejujurnya, bibi sangat khawatir dengan keadaan Non Zeeta. Dia susah makan, Tuan. Semua

  • The Dark Side (Perawan 1 Miliar)   Kepercayaan yang Memudar

    "Wa–nita itu mengurungkan niat?! Itu berarti, wanita itu sadar sepenuhnya atas apa yang dilakukannya?" Zeeta ingin memastikan ucapan Ethan lagi. "Ya, tidak semuanya wanita yang kami tawarkan adalah hasil penculikan. Bahkan, sebagian dari mereka terang-terangan ingin menjual diri dengan sadar. Wanita itu mendesak ingin menjadi milik Rezvan, tapi Rezvan tidak sadar bahwa pilihannya tertukar. Sengaja aku memilihkan wanita sedikit terlihat liar untuk Rezvan. Kau tahu sendiri Rezvan berbeda dari Erga, bukan?" Dada Zeeta semakin terasa sesak tak tertahankan usai mendengar penjelasan Ethan. Belum juga masalah dengan Rezvan terselesaikan, kini terungkap lagi masalah yang semakin membuatnya semakin tergoncang. Erga yang selama ini ia percaya nyatanya .... "Erga marah besar padaku sehari setelah peristiwa malam di mana kau nyaris saja menjadi mainan kawan-kawan Rezvan. Tapi, ia berusaha terlihat tenang di hadapanmu dan juga Rezvan. Kau pikir apa alasan Erga selalu data

  • The Dark Side (Perawan 1 Miliar)   Zeeta adalah Milik Erga, Bukan Rezan?!

    Bi Netty pernah mengatakan pada Zeeta bahwa Erga memiliki ruang pribadi di lantai atas yang tidak ada seorang pun diizinkan masuk ke dalamnya. Ruangan itu berisikan koleksi karya lukisan Erga. Beberapa waktu lalu Erga memang menunjukkan ruangan lain pada dirinya, bahkan mereka berdua beberapa kali menghabiskan waktu di tempat itu untuk melukis dinding. Namun, itu bukan ruangan yang Bi Netty maksud. Zeeta berdiri tepat di depan sebuah ruangan yang bisa jadi itu adalah ruang pribadi milik Erga. Namun, sayangnya ia mendapati ruangan itu terkunci. Ia pun mencari cara agar Bi Netty bisa menyerahkan kunci ruangan itu padanya. "Bi, aku membutuhkan sesuatu, tadi Tuan Erga menyuruhku untuk mengambil sesuatu di ruang pribadinya di atas," ucap Zeeta membuat alasan. "Benarkah, Non!?" Kedua mata Bi Netty berputar seolah merasa terheran. Selain dirinya yang dipercaya untuk membersihkan ruangan itu, tidak ada seorang pun ya

  • The Dark Side (Perawan 1 Miliar)   Tipu Muslihat Erga?

    "Wilma ... Wilma! Siapa dia? Wajahnya tampak tak asing. Tapi di mana aku pernah bertemu dengannya?" Berulang kali Rezvan mencoba mengingat. Banyak wanita yang ditemui sehingga membuatnya lupa salah satu di antarnya. "Arrggghhh!" erangnya kemudian.Namun, tak berselang lama, pria itu mengingat sesuatu. "Wanita itu ... apa mungkin dia ... tapi bagaimana mungkin?" gumamnya."Tolong, periksa berkas jual beli lahan Green Bougenvil 5 tahun lalu," perintahnya kemudian pada salah satu staf.Setelah menunggu cukup lama, berkas yang diminta pun diantar ke ruang Rezvan. Lalu, pria itu pun menelisik secara seksama apa yang tertera pada setiap lembarnya. Sontak, ia mendongak seolah mulai mengingat sesuatu. Rentetan adegan beberapa tahun silam berkelebat dalam ingatan Rezvan. Namun, ia masih tak yakin akan terkaannya. Bisa saja itu hanya suatu kebetulan yang tak ada kaitannya sama sekali.Terdengar pintu ruang kerja diketuk pelan. Seorang karyawan masuk ke dalam ruanga

  • The Dark Side (Perawan 1 Miliar)   Mengusir Zeeta Secara Halus

    **Athikah_Bauzier*** "Non, istirahat saja, ya! Biar bibi saja yang selesaikan cuci piringnya. Non, kan, lagi hamil muda. Jadi harus banyak istirahat. Bibi juga takut kena marah sama Tuan Erga." Bi Netty meraih apa pun yang hendak Zeeta lakukan. "Bi, saya tidak enak kalau cuma diam saja. Sudah, bibi jangan bilang-bilang sama Tuan Erga kalau saya melakukan semua ini. Jadi, bibi tenang saja, ya!" elak Zeeta. "Tidak perlu, Non. Begini saja, lebih baik Non Zeeta lanjut melukis saja, ya. Biar cepat selesai. Open gallery sudah tinggal beberapa hari lagi, Non. Jadi, ini kesempatan buat Non Zeeta," saran Bi Netty. "Hemh! Baiklah kalau begitu, Bi. Pokoknya kalau Bibi butuh bantuan, panggil saya saja, ya." Zeeta pun mengikuti saran Bi Netty walaupun sebenarnya ia merasa tak nyaman jika tidak melakukan apa pun. Sudahlah menumpang, tapi mau enak-enakan. Itulah yang sering kali membuat Zeeta merasa tidak nyaman. ***Athikah_Bauzier*** "Zeeta!"

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status