Jaxon menemukan Mia dalam keadaan tidur di atas ranjang. Setelah memeriksa tidak ada luka pada Mia, dia pun meninggalkan gadis itu, lalu berjalan menuju jendela, melihat ke luar pada halaman di depan. Lampu-lampu di halaman menyala terang hingga menutupi langit malam. Cukup lama Jaxon berdiri dengan postur tegak sedang kedua tangan berada dalam kantung pada sisi celana hingga akhirnya terdengar suara Mia yang mengigau dengan isak tangis mengiris hati Jaxon, membuat dia mengepalkan buku-buku jarinya di sisi tubuh, menahan diri untuk tidak meninju tembok di hadapannya.
“Tidak … Ayah,” tangis Mia dalam tidur. “Jangan … Ayah, aku janji akan jadi gadis baik. Aku janji Ayah … maaf kan aku,” isak Mia.
Jaxon berjalan cepat mendekati gadis itu dan menariknya dalam pelukan.
“Ssshhh … semua baik-baik saja, Dolcezza. Tidak ada yang perlu kau takutkan, aku di sini,” bisik jaxon dengan suara pelan menenangkan.
Di luar Kastil Aurelia langit tampak mulai gelap, membuat Mia duduk gelisah di kursi baca dalam kamar pribadinya. Dia sengaja menghindari Jaxon karena insiden pagi tadi. Bahkan jantung Mia masih berdetak tidak karuan hingga dia tidak mau turun ke lantai bawah, bergabung sarapan bersama pria itu di meja makan.“Miss Heart.” Terdengar suara Piper dari luar kamar.Mia menurunkan novel yang sejak tadi dibaca dan terhenti di halaman empat puluh tanpa berpindah halaman sejak lima menit lalu. Dia menghela napas dan membuka pintu, mengintip keluar.“Ada apa?” tanya Mia saat Piper muncul di balik celah pintu yang Mia buka.“Mr. Bradwood memintaku untuk memanggil anda ke perpustakaan,” kata Piper menyampaikan pesan Jaxon.Mendengar nama pria itu, lagi-lagi Mia merasa bulu kuduknya merinding. Dia masih tidak siap untuk bertatap muka dengan Jaxon.“Aku akan ke sana,” jawab Mia, tidak ingin membuat Piper me
“Menikahlah denganku, Dolcezza,” kata Jaxon dengan mata penuh keyakinan.Mia kembali membaca kata demi kata dalam dokumen di tangan, dia menggigit bibir bawah dan menatap Jaxon berulang kali, merasa tidak yakin dengan pendengaran tadi.“Kau … ingin menikah denganku?” tanya Mia memastikan.Di satu sisi Mia merasa kecewa. Dia berpikir seseorang akan datang dan melamar padanya dengan sebuah kejutan atau mungkin makan malam romantis. Bukan seperti ini yang ada dalam pikirannya. Disodorkan selembar dokumen berisi surat perjanjian pernikahan, bukannya sekotak cincin berlian.Kertas dalam genggaman Mia mengerut seketika. Jantungnya yang tadi berdebar terdengar retak dalam pendengarannya sendiri. Dia bahkan kesulitan mengatur napas dan menata emosi, sedang matanya menatap Jaxon terluka.“Seingatku kita tidak memiliki hubungan sejauh itu,” ucap Mia yang susah payah untuk tidak menjeritkan amarah. “Tidur satu
Setelah Mia pergi dari ruangan dan pintu di balik tubuh gadis itu tertutup rapat, barulah Rey menyuarakan isi hati yang tersimpan selama percakapan tadi berlangsung.“Kenapa?” tanya Jaxon dengan alis bertaut dan berjalan menuju jendela saat dia mendapat tatapan Rey yang tidak biasa.“Kau berbohong tentang Allen pada Mia,” kata Rey mengingat penjelasan Jaxon tadi.Rey memilih diam sejak tadi karena dia memang tidak ingin ikut campur dengan rencana Jaxon. Sahabatnya hanya meminta dia membuatkan draft perjanjian untuk Mia serta menyiapkan dokumen dari pengadilan yang Allen ceritakan kemarin, lalu mengatakan bahwa dia ingin Rey hadir saat melamar Mia agar gadis itu tidak merasa canggung ketika mereka hanya berdua saja, tetapi dia tidak mengira Jaxon akan mengarang cerita seolah Allen adalah musuh yang sulit dibasmi dan Mia tidak memiliki pilihan selain menikahi Jaxon.Jaxon mengedikan bahu. “Mia tidak perlu tahu bahwa Allen sudah
Mobil yang membawa Mia dan Jaxon tiba di pelataran parkir gedung berlantai dua puluh milik Danny Johanson. Pria itu tinggal di penthouse yang terletak di lantai teratas gedung.“Aku akan menjemput besok, hubungi jika terjadi sesuatu,” kata Jaxon menahan Mia yang hendak membuka pintu.Jaxon melarang Mia menyetir sendiri terutama setelah Joe terluka. Pria itu bahkan menjadi overprotektif ratusan kali lipat dari biasa. Tidak sekali pun dia membiarkan Mia menghilang dari pandangan. Bahkan terjadi kekacauan di Aurelia saat Jaxon tidak menemukan Mia di dalam kamar. Pria itu mengerahkan seluruh penjaga kastil hanya untuk mencari Mia yang ternyata duduk bersantai dengan empat pelayan terdekat gadis itu; Piper, Emily, Allana dan Greta di Gazebo dekat taman mawar yang baru setengah jadi.Lima kepala menatap kumpulan pria berwajah panik saat melewati mereka yang sedang mengadakan pesta teh di kebun.“Mia!” teriak Jaxon saat itu, hingga akhirn
Mia dan Slaine saling tatap begitu Gideon pergi. Keduanya pun melirik ke arah Kalista yang duduk manis di sofa dengan senyum malu-malu mengulas di wajah.Slaine berdehem dan berjalan ke dekat wanita itu.“Hey,” sapa Slaine sedikit meninggikan suara.Kalista melambaikan tangan, membalas sapaan itu sembari bibirnya bergerak mengatakan Hey juga.Takut suasana berubah canggung, Mia pun mengeluarkan ponsel dan mengetik sesuatu di sana.‘Namaku Mia dan ini Slaine’ꟷ tulis Mia di ponsel dan menunjukannya pada Kalista.Wanita itu pun mengeluarkan buku catatan dan pena dari dalam tas yang tadi Gideon bawa.‘Aku Kalista’ ꟷ tulis wanita itu. ‘Terima kasih sudah menerimaku. Gideon bilang dia tidak ingin meninggalkanku di Gardenia karena terjadi masalah di sana.’Mia dan Slaine membaca penjelasan Kalista di atas buku catatan.Tidak mau ketinggalan, Slaine pun mencari pena dan kertas dari
Slaine memberikan sebuah Lingerie pada Kalista yang menatap empat wanita di hadapannya dengan wajah tercengang.‘Pakailah, kau pasti akan terlihat sangat cantik memakai ini,’ tulis Slaine di atas catatan.Sekali lagi Kalista memperhatikan lingerie tersebut. Tampaknya dia tidak berminat untuk memakai itu karena beberapa kali matanya melihat ke arah perut yang sudah membuncit.Krista mendekati wanita berparas malaikat itu dan menulis sesuatu di atasnya.‘Sekarang sedang trend berfoto dengan memakai lingerie kemudian memamerkannya di sosial media, terutama bagi wanita hamil. Yakinlah, banyak wanita di luar sana berpose di depan kamera dan menguploadnya ke Ingram. Apa kau mau aku tunjukan beberapa selebriti yang melakukannya?’Krista hendak mengeluarkan ponsel saat Kalista menahan gerakan wanita itu.‘Aku percaya,’ balas Kalista yang langsung mendapat senyuman lebar dari Krista.‘Tenang saja, kau
Setelah pesta piyama mereka berakhir, Mia dan dua wanita lain, yaitu Krista dan Audrey berpamitan pada Slaine, sedangkan Kalista tetap tinggal bersama Slaine di penthouse.“Kau ingin kami antar?” tanya Krista pada Mia begitu mereka masuk ke lift untuk turun ke lantai bawah dimana parkiran berada.“Tidak, terima kasih, Jaxon akan menjemputku,” tolaknya halus.Kedua wanita itu memasuki mobil begitu sampai di parkiran. Mia menunggu beberapa saat sebelum akhirnya dia melihat Jaxon keluar dari salah satu mobil yang baru kali itu Mia lihat. Pria itu berjalan penuh urgensi mendekatinya, membuat Mia tanpa sadar menggigit bibir karena sadar pastilah ada sesuatu dalam kepala pria itu. Dalam hati Mia mengutuk diri, terlalu berani mencari masalah hingga memancing reaksi Jaxon yang pastinya tidak akan baik-baik saja.“Dolcezza,” geram pria itu begitu tiba di hadapan Mia.Agar tidak kentara dengan rasa takut, Mia pun mengipas
Kastil Aurelia kedatangan tamu tidak diundang, yaitu Gia Leonore yang diikuti pengawal setianya, Henrieta.Terdengar keributan di sepanjang gerbang hingga ke dalam Kastil, membuat semua pelayan dan penjaga bersiap antisipasi pada kekacauan yang mungkin saja terjadi, karena Gia terkenal suka membuat kehidupan cucunya seperti neraka setiap kali wanita tua itu datang ke Aurelia.Bahkan orang-orang masih ingat dengan ratusan wanita mengantri di sepanjang gerbang hanya untuk audisi mencari istri idaman bagi Jaxon Bradwood. Emily dan Piper sangat ingat dengan selebaran yang menyampah di jalan, dan disebar hingga ke kota tetangga. Belum lagi papan-papan Billboard di sepanjang kota, dan iklan dimana-mana menampilkan tulisan besar yang berbunyi; ‘Jaxon Bradwood mencari Istri idaman’.Saat itu, Jaxon merasa malu luar biasa karena ulah neneknya. Dan sejak saat itu neneknya tidak lagi pernah diizinkan menginjakan kaki di Kastil Aurelia, namun sepertinya larangan