Home / Fantasi / The Magic Of Friddenlux / Pencarian Jawaban

Share

Pencarian Jawaban

Author: Fay Rizky
last update Last Updated: 2021-02-18 00:18:56

The Magic of Friddenlux

Episode 10

"Andrew!" seru Audrey yang berlari ke arah Andrew.

"Kenapa kau lama sekali?" tanya Andrew.

"Iya maafkan aku, tadi guru memanggilku dan memintaku membantu menyusun laporan. Ku pikir sebentar, ternyata memakan cukup waktu juga," jawab Audrey.

"Sudahlah ayo pergi, sebelum hari semakin sore," kata Andrew.

Audrey mengangguk dan mereka berangkat dari gerbang sekolah. Tapi saat Audrey melangkah, tiba-tiba ia menabrak Xavier yang sedang berjalan bersama Julian dan ia terjatuh ke tanah.

"Audrey!" seru Andrew sambil membantu Audrey bangkit.

"Hei kau minta maaf, kau menabraknya," kata Andrew pada seseorang yang menabraknya.

"Hei, kakakmu lah yang menabrak dia. Kenapa kau menyuruh dia? Kakakmu lah yang seharusnya meminta maaf," ujar Julian dengan tegas.

"Apa? Berani-beraninya kau.."

"Andrew sudah lah, bukankah tadi kau bilang kita harus segera berangkat?" kata Audrey yang memotong perkataan Andrew.

"Hei kataku minta maaf!" teriak Julian.

"Julian sudahlah," kata Xavier.

"Tapi.."

"Kita kan juga punya urusan. Ayo cepat pergi," sambung Xavier.

Julian pun mengikutinya dari belakang. Sekarang baik Audrey dan Andrew atau Julian dan Xavier mempunyai urusannya masing-masing.

Audrey dan Andrew langsung pergi menuju  perpustakaan kota. Mereka berharap hari ini akan menemukan petunjuk lebih. Tentanh semua permasalahan dan juga solusinya, sehingga mereka bisa hidup dengan tenang.

Sekarang mereka telah sampai di sebuah gedung tua, berdesign kuno tapi juga megah. Sewaktu kecil mereka sering datang ke perpustakaan dengan neneknya.

Mungkin karena itu lah mereka bisa menjadi murid terpintar di sekolah. Didik dengan baik oleh sang nenek. Diberi bekal yang terbaik oleh sang nenek. Hal itu sudah lebih dari cukup bagi mereka.

"Audrey, kita harus mencari melalui komputer dulu ya," kata Andrew.

Audrey pun mengangguk. Lalu mereka pergi menuju komputer untuk mencari nomor buku yang menjelaskan tentang pertanyaan mereka.

Andrew langsung mengetikkan zombie. Lalu muncul beberapa jurnal dan buku beserta nomor dan pengarang bukunya. Ketika mendapati informasi yang mereka butuhkan, mereka langsung pergi meninggalkan meja komputer.

Audrey dan Andrew berpencar untuk menemukan buku-buku yang mereka cari. Karena di perpustakaan ini terdapat ribuan buku, jadi mereka membutuhkan waktu untuk menemukannya.

Di waktu yang sama, di sebuah bukit kecil di dekat sekolah Remeny. 

Terlihat Xavier dan Julian mengeluarkan mirvon milik mereka. Mirvon adalah sebuah pita yang bisa mengeluarkan pakaian dan senjata sihir mereka.

Pakaian dan senjata sihir itu bisa melekat pada tubuh mereka, jika mirvon di letakkan di dada mereka. Maka pita itu akan langsung mengeluarkan dan membentuk pakaian sihir dan senjata sihirnya.

Zwingg..

Terdengar suara dari reaksi aktif nya mirvon.

Pada dasarnya pakaian sihir berwarna putih. Karena melambangkan kesucian. Tapi setiap penyihir memiliki list warna tambahan pada pakaian sihirnya. Sesuai dengan karakteristik warna sihir mereka.

Xavier adalah penyihir biru, jadi list warna pada pakaian sihirnya adalah putih dan biru. Sedangkan Julian adalah penyihir merah, jadi list warna pada pakaian sihirnya adalah putih dan merah.

Kemudian Xavier menggunakan energinya pada mirvon untuk membuka portal menuju Friddenlux. Mereka harus kembali untuk melaporkan beberapa hal pada Raja.

Kembali kepada Audrey dan Andrew. Beberapa menit kemudian mereka telah menemukan beberapa buku dan jurnal. Mereka mengumpulkan semua buku dan jurnal itu di meja panjang. Kini mereka mulai membacanya.

"Andrew, beritahu aku jika kau menemukan sesuatu oke," kata Audrey. Dan Andrew pun mengangguk.

Khusyuknya mereka membaca hingga tidak menyadari perpustakaan kota mulai sepi. Sangkin tenangnya mereka membaca, sampai suara saat membuka lembaran buku saja tidak terdengar.

Sudah tiga jam terlewati, tapi mereka belum mendiskusikan apa-apa. Mereka masih sibuk dengan buku masing-masing. Mereka akan terus begitu hingga salah satu dari mereka menemukan sesuatu.

"Hei Audrey, dari semua buku dan jurnal yang aku baca, zombie itu tidak nyata. Zombie itu cuman ada di film, dengan kata lain zombie itu hanya fiktif," kata Andrew yang berbisik kepada Audrey.

"Lalu apa yang mengejar kita?" tanya Audrey sambil berpangku tangan.

"Mungkin selama ini kita hanya berhalusinasi Audrey. Mungkin semua yang kita alami ini, hanya mimpi. Mungkin saja kita masih tertidur karena terlalu bersedih atas meninggalnya nenek kita," jawab Andrew.

"Hei bicara yang masuk akal! Aku tidak mau memikirkan hal yang barusan kau katakan," kata Audrey yang kesal dengan Andrew.

Kemudian Audrey dan Andrew kembali membaca buku dan jurnal lain. Terlalu fokus dengan membaca buku dan jurnal. Audrey Jo seperti melupakan sesuatu.

"Rou!" seru Audrey bersemangat.

"Hhssstt!" seru pengunjung perpustakaan yang lain.

"Ups maaf." balas Audrey.

"Rou Andrew. Nama zombie itu Rou," kata Audrey sambil berbisik.

"Rou? Kau tahu dari mana?" tanya Andrew.

"Dari nenek, yang memberitahuku," jawab Audrey.

"Seharusnya kau tanya saja dengan nenek semuanya," ujar Andrew.

"Nenek kan bukan tipe orang yang akan membocorkan rahasia dan lagi pula pemakaian kekuatan nenek itu ada batasan waktunya, jadi tidak bisa seenaknya," ucap Audrey.

"Iya benar juga. Lalu apa lagi yang dikatakan nenek?" tanya Andrew mendekat kepada Audrey.

"Kata nenek kita harus mencari mereka yang dari Friddenlux," jawab Audrey.

"Friddenlux?" tanya Andrew yang kebingungan.

Syyuuutt...

Tiba-tiba terdengar suara buku yang tersibak oleh angin. Hal itu membuat Audrey dan Andrew menengok ke arah buku itu.

Dengan ekspresi setengah ketakutan dan setengahnya lagi terkejut. Audrey dan Andrew pun saling melirik. Yang mereka takutkan adalah jika ada serangan zombie yang bernama Rou secara tiba-tiba.

"Audrey bukannya ruangan di perpustakaan ini menggunakan pendingin ruangan?" tanya Andrew.

"Iya aku juga berpikir seperti itu," jawab Audrey.

"Kalau begitu apa yang membuat buku itu tiba-tiba terbuka?" tanya Andrew.

"Entah lah, mungkin sebaiknya aku lihat dulu," jawab Audrey.

"Hati-hati Audrey," ucap Andrew.

Audrey pun berjalan perlahan menuju buku itu. Buku bersampul coklat dan memiliki tebal seperti kayu ini, terlihat sangat kuno.

Saat Audrey melihat buku itu, Audrey langsung terkejut. Pupil matanya yang membesar dan mulutnya setengah membuka. Melihat Audrey seperti itu membuat Andrew cemas.

"Audrey ada apa?" tanya Andrew.

"Buku ini adalah jurnal milik ayah. Axel Jo," jawab Audrey.

"Apa? Ada buku ayah disini? Audrey buku ini terlihat lebih kuno dari semua buku ayah yang kita baca," balas Andrew.

"Andrew, coba kau katakan kata tadi," pinta Audrey.

"Kata apa? Friddenlux?" tanya Andrew.

Dan Syuut..

Terdengar suara seperti buku yang tertutup dengan cepat.

Kejadian aneh baru saja terjadi. Bukan cuman aneh, tapi ini juga hal yang baru bagi Audrey dan Andrew. Semoga saja si buku itu ada sesuatu yang bisa menjawab semua pertanyaan mereka.

"Kak, apa ini semua adalah sihir?" tanya Andrew yang membuat Audrey terkejut 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • The Magic Of Friddenlux   Kejutan Cerita

    The Magic Of Friddenlux"Apa-apaan ini?"Tampak Audrey Jo dan Julian Fang yang terkejut hingga spontan berdiri di tempat duduk mereka. Semua siswa terheran melihat Audrey dan Julian yang tiba-tiba berdiri dari bangku mereka."Audrey Jo, Julian Fang, ada apa dengan kalian? Kembali duduk di tempat kalian!" perintah Mrs. Rita.Audrey dan Julian saling bertatapan. Sedangkan Xavier menatap tajam ke arah depan. Tepatnya arah orang yang ada disamping guru mereka itu."Sekarang silahkan perkenalkan dirimu," kata Mrs. Rita"Perkenalkan semuanya, namaku Theodore Sorton, aku adalah orang baru disini, jadi mohon bantuannya," kata anak baru itu.Orang yang ada disamping guru mereka itu adalah Theodore Sorton. Sepupu dari Xavier Killman, yang kini datang ke sekolah mereka sebagai anak baru.Kedatangan Theo itu tentu saja membuat Audrey dan Julian sangat terkejut. Xavier juga tidak menyangkanya, tapi ia mencoba untuk tidak menunjukkannya.

  • The Magic Of Friddenlux   Kembali Pulang

    The Magic Of FriddenluxEpisode 57Di halaman istana, tampak Xavier sedang berjalan bersama Julian. Mereka berjalan ke arah gedung asrama ksatria. Di gedung itu lah terdapat Hans dan kelompoknya ditempatkan."Hei, penyihir yang kau rekomendasikan itu, apa kau yakin dengan kemampuan mereka?" tanya Julian."Entahlah, mereka sebenarnya lemah, tapi memiliki teknik yang bagus karena ingin cepat menyelamatkan Audrey saja aku merekomendasikan mereka," jawab Xavier."Jawaban macam apa itu?" tanya Julian yang terkejut."Memangnya kau mengharapkan jawaban seperti apa?" tanya Xavier sambil berbalik arah menghadap Julian."Maksudku, kau mempertaruhkan nasib kerajaan pada penyihir yang belum pasti baik? Bagaimana jika dia malah membahayakan Friddenlux?" tanya Julian."Jika itu terjadi, maka kita akan berada di garis depan untuk menghentikan mereka," jawab Xavier.Lalu Xavier dan Julian pun masuk ke dalam gedung asrama ksatria. Di sebuah ruangan

  • The Magic Of Friddenlux   Pengumuman Raja

    The Magic Of FriddenluxEpisode 56"Jadi kalian tertidur dengan berpegangan tangan sepanjang malam?" tanya Andrew dan Julian yang tiba-tiba datang ke kamar Audrey.Kehebohan yang dibuat oleh Andrew dan Julian membuat Audrey dan Xavier jadi terbangun dari tidurnya. Audrey yang tidak sadar karena telah memegang tangan Xavier sepanjang malam ini pun terkejut dan langsung meminta maaf."Maafkan aku, sepertinya tanganmu menjadi pegal," kata Audrey."Tidak apa, yang penting kau bisa tidur dengan tenang," ujar Xavier sambil membelai rambut Audrey.Karena Xavier seenaknya membelai rambut Audrey membuat Andrew dan Julian menjadi kesal. Andrew langsung datang dan menjauhkan tangan Xavier dari kepala Audrey."Hei seenaknya saja kau menyentuh kepalanya," kata Andrew sambil melotot."Andrew, aku rasa aku tidak jadi berjalan-jalan hari ini," ungkap Audrey tiba-tiba."Apa?!" ucap Andrew dan Xavier bersamaan."Tapi kenapa Audrey?" tanya Andre

  • The Magic Of Friddenlux   Gaya Tidur

    The Magic Of FriddenluxEpisode 55"Nona Lisa Parkling, atas apa yang sudah didata, saya putuskan anda akan ditahan selama 3 hari," kata Julian sambil menutup data Lisa."Apa? 3 hari? Itu terlalu lama!" seru Lisa yang tidak terima dengan keputusan Julian."Kalau begitu, masa tahananmu akan kuganti menjadi seminggu," kata Julian."Apa? Tidak! Tidak bisa seperti ini!" seru Lisa."Anda terlalu berisik, ini sudah tengah malam," kata Julian dengan mata yang bersinar.Saat melihat mata Julian yang bersinar itu langsung membuat Lisa membatu. Ia takut dan merinding karena Julian terlihat menakutkan.Setelah itu Julian memerintahkan kepada ksatria yang ada untuk membawa Lisa masuk ke dalam kurungan besi. Melihat sudah tidak ada lagi pekerjaan, akhirnya Julian pergi meninggalkan penjara.Sementara itu, di kamar tampak Xavier sedang membaringkan Audrey diranjangnya. Ketika hendak meninggalkan Audrey, tiba-tiba saja tangan Xavier ditahan oleh A

  • The Magic Of Friddenlux   Hukuman dan Imbalan

    The Magic Of FriddenluxEpisode 54Malam itu Xavier melepaskan pengaruh sihirnya yang ia berikan pada Hans dan kelompoknya. Kemudian Hans dan yang lainnya mengikat tangan nona aktris itu.Saat mereka akan berangkat, tiba-tiba Audrey kehilangan keseimbangan tubuhnya yang membuat Xavier spontan menangkapngya."Sebaiknya kau kugendong saja," kata Xavier yang langsung menggendong Audrey.Semua orang pun terkejut melihat Xavier memperlakukan Audrey. Tapi Xavier tidak memperdulikan pandangan mereka. Ia tetap menggendong Audrey."Kenapa kau memperlakukannya seperti itu?" tanya nona aktris."Karena dia adalah wanitaku. Jadi sudah sewajarnya aku memperlakulannya seperti ini," jawab Xavier dengan tatapan sinis.Saat berjalan ditengah malam, tampak nona aktris yang berjalan dengan tangan terikat. Dibawa dengan dikawal oleh Hans dan kelompoknya.Sedangkan Xavier berjalan lebih dulu dengan menggendong Audrey. Walaupun rasanya sed

  • The Magic Of Friddenlux   Tertangkap

    The Magic Of FriddenluxEpisode 53"Pergilah. Aku tidak akan menahanmu," kata Sora sambil memalingkan matanya.Kemudian Xavier pergi meninggalkan Sora yang masih terhimpit oleh tekanan berat dari sihir Xavier. Sora hanya menghela nafasnya dan menatap langit malam.Xavier mempercepat langkahnya. Karena angin malam semakin kuat dan dingin. Ia sedang mengkhawatirkan Audrey, jadi Xavier meluapkan aura kegelapannya.Aura kegelapan itu menyebar ke seluruh hutan. Tapi aura kegelapan itu tidak bisa menyebar jauh karena ada sihir pembatas.Aura kegelapan yang Xavier sebarkan itu cukup untuk membuat penculik Audrey merasakannya. Mereka langsung menghentikan langkahnya karena merasakan aura kegelapan dari Xavier."Hans, aku saja yang menghentikannya," kata seorang laki-laki."Tunggu dulu Tori!" seru Hans."Aura kegelapan ini, sedang melacak kita. Jangan kau keluarkan energi sihirmu," sambung Hans.Di tengah pembicaraan m

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status