Pertanyaan Travis membuat semua orang di sekeliling Lock terperangah. Sementara itu, Lock terlalu lapar untuk terkejut.
“Wapa?” tanya Lock dengan mulut penuh hingga tidak bisa berbicara dengan benar.
“Aku bertanya-tanya apakah orang menjijikan sepertimu pantas dikatakan sebagai [Yang Terpilih].”
“Apa sih, yang kau bicarakan?” tanya David.
Namun, Travis tidak menjawab pertanyaan David dan beranjak pergi setelah melemparkan satu kali lagi pandangan sengit kepada Lock.
David mengerutkan kening. “Ada apa dengannya?”
“Aku tidak menyangka perilaku idiotmu yang menyebalkan itu dapat membuat orang semarah itu,” ejek Gary pada Lock yang masih sibuk mengunyah tanpa henti. “Yah, aku sih tidak heran.”
“Apa kau tahu sesuatu, Damian?” tanya Embry, yang turut terkesima dengan perilaku Travis yang aneh. “Apa maksudnya dengan mati karena ulah Lock?”
“Seperti yang kalian ketahui, ‘Caera’ adalah inti kekuatan kalian. Dan inti kekuatan itu selalu condong pada satu hal.”Kemudian, Collin memanggil masing-masing satu anak dari tiap golongan, menempatkan mereka berempat berdiri bersisian menghadap anak-anak lainnya yang berada di bawah podium.“Akan lebih mudah menjelaskan bila kalian melihatnya sendiri. Nah, Embry, ambil ini.”Embry, perwakilan dari golongan Emas, mengambil sesuatu yang disodorkan Collin padanya. Collin menepuk pelan pundak Embry, dan sesuatu dalam genggaman tangan Embry bersinar, membuat pemuda itu tersentak terkejut.Perlahan, diiringi dengan desahan pelan dan raut wajah penuh kekaguman, butir-butiran tanah di depan podium terangkat naik hingga satu meter dan menari-nari sebelum terjatuh kembali seperti tubuh tanpa tulang.“Emas – ‘Caera’ yang condong pada atribut alam. Kebetulan, atribut Embry adalah tanah. Atribut alam
“Putih – netral.” ia kemudian berpaling kepada semua anak seolah tugasnya telah usai. “Itu saja. Apa ada pertanyaan?”Lock bukannya keberatan Jo Collin tidak menyuruhnya melakukan ini-itu dan mempermalukannya seperti pemuda kekar atau si gadis bersuara sumbang tersebut, namun sikap Collin yang benar-benar mengacuhkannya membuatnya mengerutkan kening.Dan bukan hanya dia saja. Beberapa anak dari Golongan Putih tampak terkejut dan tidak puas. Seorang gadis mengangkat tangannya tinggi-tinggi. “Mengapa kau tidak memberikan penjelasan apapun mengenai Golongan Putih? Apa maksudnya dengan netral?”“Itu karena aku tidak bisa menjelaskan apa-apa.”“Apa?"“Golongan Putih adalah golongan kosong. Dengan kata lain, ‘Caera’ kalian tidak condong kepada aliran magis seperti golongan Emas atau Kuning; dan tidak condong kepada kekuatan fisik seperti golongan Merah.”Jo Collin
“Aku melihatnya! Aku melihat dia melindungi monster itu saat orang lain berusaha untuk bertahan hidup dengan mengambil jam pasirnya. Jika itu bukan [Panggung Akhir], seandainya itu adalah kenyataan, orang lain sudah mati akibat perbuatannya! Apa kau pikir perbuatannya itu masuk akal?”Anak-anak yang telah tewas jauh sebelum babak akhir dimulai memang dapat menonton apa yang dilakukan oleh peserta lainnya di [Panggung Akhir]. Itu adalah salah satu fakta yang diketahui oleh para mantan-peserta setelah semua usai. Walau itu terdengar mengerikan dan sangat meresahkan, namun perlahan-lahan semua berusaha mengabaikan kenyataan bahwa perjuangan mereka untuk hidup ditonton oleh banyak orang seperti layaknya hiburan.Tetapi, perjuangan mereka di [Panggung Akhir] itu adalah nyata. Tidak ada seorang pun yang tidak berusaha bertahan hidup dengan melakukan segala cara untuk mendapatkan tambahan waktu. Satu detik sangat berharga – itulah salah satu hal yang dipelaj
Gelak tawa terdengar dari beberapa anak yang entah mengapa menganggap perkataan Lock lucu. Namun sayangnya, tidak semua anak menganggap itu lucu. Salah satunya adalah Travis, yang seketika melotot dengan wajah merah padam dan tubuh gemetar menahan amarah. Selang beberapa detik setelahnya, dia bergerak maju menuju podium dengan mata berapi-api. Damian, yang berdiri di sebelahnya, langsung memegang Travis kuat-kuat.“Wow, Sobat! Kendalikan dirimu!”Di atas podium, Embry yang sempat kehilangan kata-kata beberapa saat lamanya dengan rahang terbuka, mulai tersadar. Ia mendorong Lock mundur dan bergegas menoleh kesana-kemari. Ekspresi wajahnya mengeras saat ia menemukan orang yang dicarinya.Jo Collin sedang duduk makan es krim di pinggir podium dengan kaki berselonjor dan satu tangan terulur kebelakang untuk menyangga tubuhnya. Di sampingnya, Eira juga tengah bersandar pada podium dan mengamati sisi lapangan lain dengan ekspresi tak acuh. Tangan gadis itu
Hanya dalam waktu sehari, sebagian besar anak sudah mulai membentuk kelompok-kelompok kecil – seperti insting untuk bertahan hidup di dunia baru yang asing dengan cara mencari sekutu. Cerita mengenai kejadian di lapangan pada hari pertama mereka menjadi [Yang Terpilih] menyebar dengan sangat cepat hingga ke tim yang berasal dari Zona 4 hingga 7 – yang pada saat kejadian itu berlangsung, hanya dapat menonton dari kejauhan tanpa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.Sehari setelahnya, Lock mulai dikenali oleh banyak orang. Ekspresi mereka beraneka ragam; ada yang melihatnya dengan penuh ingin tahu dan geli, ada pula yang melihatnya seolah dia orang gila, atau seolah ia kuman berjalan, dan ada yang menunjukan rasa simpatinya terhadap Travis dengan terang-terangan menatap Lock dengan tidak suka. Lock, yang sudah kebal, mengacuhkan itu semua.Tetapi, ada beberapa orang yang bersimpati terhadap pemuda tersebut; entah simpati itu dikarenakan mereka sudah t
Jo Collin menghampiri mereka saat Lock tengah mengambil sebutir apel besar untuk hidangan penutup. Pria itu tersenyum menyapa mereka semua lalu mengetuk pundak Lock. “Ikut aku.” katanya.Keempat temannya menatap Lock dengan penasaran, tetapi Lock juga tidak tahu alasan Collin memanggilnya. Setelah menyambar sebutir apel dan memasukannya ke dalam saku, Lock berjalan mengikuti Jo Collin yang terus berjalan tanpa sedikitpun menoleh ke belakang. Pria itu menuntunnya ke sayap kiri bangunan Akademi Soru dan tidak berhenti bahkan saat melewati perpustakaan.Lock menyejajarkan langkahnya dengan Collin. “Aku ingin bertanya.”Jo Collin meliriknya, tetapi tidak berhenti berjalan. Lock mengeluarkan sedotan besi yang telah disimpannya selama ini di sakunya, menunjukannya pada Collin.“Apa kau tahu ini apa?”Pengamat itu menatap barang yang ditunjukkan Lock sekilas sebelum balik memandangnya dengan kepala ditelengkan. “S
30 menit kemudian, Lock keluar bersama dengan Jo Collin dari gedung Akademi Soru dengan penampilan yang sudah berubah total. Seragam cokelat Lock telah berganti menjadi kemeja putih serta mantel hitam berekor; dan celana jins nya telah digantikan dengan celana panjang hitam ketat. Itu pertama kalinya Lock mengenakan baju yang lembut dan berkualitas bagus seperti itu, namun wajahnya tampak gusar.“Kenapa ini berenda?” tuntut Lock, menunjuk kemejanya. “Aku terlihat seperti mengenakan baju perempuan!”Jo Collin, sebaliknya, tampak necis dan rapi dengan pakaian mewah yang berlebihan. Ia bahkan menyisir rambutnya ke belakang dengan bergaya, dan kacamatanya berubah menjadi kacamata hitam. Bahkan ia memutuskan untuk membawa sebuah tongkat hitam mengilap yang entah diambilnya darimana. Dia berusaha keras untuk terlihat seperti pewaris keluarga kaya yang tampan dan berkelas, tetapi menurut Lock, ia terlihat seperti orang buta yang terlalu banyak menuangk
Itu adalah sebuah gerbang lengkung dari batu setinggi kurang lebih 3 meter yang didirikan di tengah-tengah lapangan berumput seperti selayaknya portal yang sering digambarkan di dalam buku dongeng. Getaran energi bewarna hijau kebiruan membungkus gerbang tersebut, dan kegelapan total menunggu di baliknya.Collin mengutak-ngatik jam tangannya – yang mirip seperti kepunyaan Lock – dan sebuah bayangan hijau muncul di depannya. Meski Lock tidak dapat melihat apapun, tetapi ia tahu Collin sedang membaca sesuatu yang tidak terlihat oleh mata Lock. Sejurus kemudian, pria itu mengibaskan tangan, mengoyak bayangan hijau itu karena ia telah selesai memeriksa apa yang ingin ia cari.Lock memperhatikan dengan tertarik saat tangan Collin mengeluarkan aura kuning samar dan menempelkannya pada dinding gerbang. “Stasiun 85,”Getaran energi hijau kebiruan yang berasal dari gerbang tersebut merespon Collin; energi itu menggulung di udara sebelum menyerbu m