หน้าหลัก / Fantasi / The Peacemaker / Bab 3. Arga Bereinkarnasi

แชร์

Bab 3. Arga Bereinkarnasi

ผู้เขียน: riwidy
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2021-09-22 16:43:17

"Kematian sebenarnya hanyalah sebuah cara untuk kemudian bisa beralih ke tempat yang lebih baik. Semoga."

"Kasihan sekali banyak dari mereka yang tak tertolong di luar sana. Teman, tetangga atau saudara kalian telah  meninggal secara mengenaskan! Memang tindakan 7 penguasa benar-benar biadab dan tak dipikirkan dampaknya!" Alan nampak gemas, marah dan mengepalkan kedua jemari tangannya. 

"Benar, Tuan. Kami juga sangat bersedih, mengetahui teman, tetangga, kerabat yang tidak berdosa apa-apa, mati mengenaskan seperti itu," keluh salah satu pegawai dengan wajah berduka.

"Kita harus membalas! Kalian selalu bersamaku kan? Walau mereka tidak menewaskanku. Setiap waktu selalu mengintimidasiku agar ikut mereka, tapi  kutolak mentah-mentah. Menghalalkan segala cara untuk menimbun harta itu tak bisa dibenarkan!  Cara bisnis mereka sungguh biadab, tidak manusiawi,  sudah menewaskan banyak masyarakat kecil, itu sama artinya menyakiti saudaraku!" teriak Alan berapi-api. Jiwa mudanya jadi berontak setiap melihat ketidakadilan terjadi. 

"Kami akan setia pada Tuan Alan selamanya! Nyawapun akan kami serahkan, apalagi cuma tenaga dan otak. Pasti kami akan berdiri di belakang Tuan!" teriak si pemimpin pegawai. 

"Terimakasih. Ya sudah, aku akan menyusun rencana juga mencari terus dukungan orang yang berpihak ke kebenaran dan keadilan. Kalian kembalilah beraktifitas. Tetap waspada dan pakai terus maskernya ya?"

"Baik, Tuan. Terimakasih atas semuanya. Kami sungguh berhutang budi pada Tuan." 

Alan lalu kembali ke rumahnya di depan yang bak istana mewah. Dia hanya tinggal bersama para pembantu dan sopir. Ayah ibunya sudah meninggal karena kecelakaan beberapa tahun yang lalu, sehingga sebagai anak tunggal Alan yang nama lengkapnya Alan Mc Allistaire ini selalu suka berbincang dengan semua pegawai yang dianggapnya keluarga sendiri. 

***

Di tempat yang super mewah tak jauh dari kediaman Alan McAllistaire, nampak ada perhelatan pesta akbar dari kubu yang dihujat oleh banyak warga miskin dan penguasa 8 dan 9. 

Yeah, setelah mereka berhasil secara gilang gemilang, menerapkan teknologi terkini yang berdampak buruk bagi manusia tanpa perlindungan itu, keuntungan perusahaan global mereka jadi naik berkali lipat. 

"Namanya juga teknologi canggih, wajar dong ada 'bayaran'nya. Walau itu berwujud tumbal manusia. Salah sendiri tidak menabung untuk beli masker pelindung." Kepala pimpinan 7 penguasa berkicau sambil menyeruput minuman wine merahnya. 

"Betul betul betul! Tak ada keberhasilan tanpa pengorbanan toh? Walau kalau kita yang diminta berkorban nyawa, ya ogah juga haha. Nanti tidak bisa pesta senang-senang begini. Wuih serasa hidup tak hidup, kering kerontang!" teriak salah satu penguasa yang agak mabuk karena bir. 

"Nah benar tuh, jadi penerapan teknologi percepatan produksi memang luar biasa. Sangat menyingkat waktu! Yang semula produksi membutuhkan waktu seminggu kini bisa diperpendek jadi satu hari saja hahaha. Genius benar ilmuwan kita!"seru pimpinan penguasa 5.

"Iya, luar biasa. Dia perlu dihadiahi kemewahan agar bisa terus menghasilkan teknologi secanggih itu!" tambah pimpinan penguasa 3.

Sampai pagi harinya, sekumpulan pimpinan dan keluarganya dengan tabiat barbar ini terus berpesta pora, tak peduli minggu lalu banyak manusia bergelimangan di rumah-rumah sederhana, meregang nyawa akibat ulah mereka. 

***

(LIMA TAHUN KEMUDIAN)

Keadaan bumintara sangat kacau, tak hanya manusia dengan banyaknya kematian yang tragis, sehingga warga sangat berkurang jumlahmya. Tetapi alampun menampakkan protesnya akan kesewenang-wenangan perbuatan  manusia. 

Alam sekitar yang   protes ini adalah dalam bentuk tanah yang super tandus dan tanaman mengering,  karena dampak tak langsung pemanfaatan teknologi itu. 

Memang sih ada dampak positif, produksi jadi meningkat tajam, sejalan efeknya  7 penguasa yang tentu makin kaya. Tapi alam yang rusak ini membutuhkan renovasi segera atau kalau tidak segera dilakukan,  dapat menimbulkan bencana alam yang lebih besar.

Maka mau tak mau 7 penguasa turun tangan untuk memperbaiki kondisi alam ini. Mereka ternyata juga mau berusia panjang untuk menikmati hartanya yang makin menggunung. 

Masyarakat juga jumlahnya banyak berkurang, karena adanya kematian massal lima tahun lalu. Mau tak mau hal itu menyebabkan 7 penguasa harus mendatangkan tenaga kerja dari luar Bumintara. Hmm ternyata semua itu berdampak dan berkaitan.  

***

Di sebuah rumah megah yang kelihatan senyap, tampak seorang pemuda sangat tampan bertubuh kekar, berusia 25 tahun membuka matanya setelah tidur panjang selama semingguan.  

Dia bingung sendiri, "Siapakah aku? Di manakah aku sekarang  dan apa yang sedang aku lakukan sekarang?" tanya pria tampan berusia 25 tahun itu memegangi kepalanya yang pusing. 

"Sekarang tahun berapa ya? Dan mengapa aku merasa jiwaku  kosong sama sekali? Apa yang sudah terjadi?" bisiknya pada dirinya sendiri.  

Tiba-tiba ada kedatangan seseorang yang  berseragam  seperti seorang asisten rumah tangga dalam keluarga kaya mnghampiri pemuda tadi. Dia berseragam rapi dan bersih serta bersikap kaku formal bak robot.  

"Tuan muda sudah siuman rupanya? Sudah semingguan tuan pingsan dan kata dokter pribadi keluarga tidak ada penyakit atau hal yang mengkuatirkan. Alhamdulillah tuan sudah sadar sekarang." Pria berusia 50 tahunan itu tersenyum hangat. 

"Kau siapa? Dan aku siapa? Ini sekarang kita dimana?  rumah siapa sih sebagus ini?" beruntun pertanyaan yang anak muda itu lontarkan. 

"Saya asisten rumah tangga Tuan Arga,  nama saya Toni.  Kita sekarang berada di rumah pribadi Tuan." jawab pak Toni perlahan,  kini dia tahu tuan mudanya mungkin mengalami amnesia, karena benturan seminggu yang lalu saat mengalami kecelakaan. 

"Namaku Arga?" Pemuda itu merasa familiar dengan nama Arga.  Dia mengangguk sendiri tanda setuju.  

"Iya tuan bernama Arga,"jawab pria tua itu lagi.  

"Baiklah. Kepalaku masih pusing. Bolehkah aku tidur lagi? Tetapi perutku juga lapar,  Pak?" Ekspresi pemuda bernama Arga ini malu-malu.  

"Baik.  Saya ambilkan makanan untuk Tuan Arga.  Sehabis makan,  Tuan bisa minum obat di meja ini ya,  agar sakit kepalanya cepat pulih." Pak Toni lalu berlalu menghilang dari pandangan Arga. 

"Aku merasa sangat akrab dengan namaku sendiri, tapi rasanya kepalaku sakit mengingat siapa pak Toni itu dan rumah ini.  Rasanya dua hal ini sangat asing dan tak akrab." Arga mengeryit menahan rasa sakit di kepalanya.  

Tidak beberapa lama kemudian,  pak Toni datang membawa senampan bubur yang sangat wangi dan hangat,  juga segelas susu coklat , serta sepiring kecil buah pepaya dan apel iris."

"Silakan dimakan dulu Tuan Arga.  Saya akan kembali melakukan tugas lainnya. Kalau perlu sesuatu, Tuan bisa menekan tombol biru ini ya.  Atau bisa telpon saya langsung. Permisi." Pak Toni lalu berlalu. 

Arga lalu memakan bubur itu perlahan.  Bubur ini sangat enak dan lembut. Rasanya sangat familiar di lidahnya. Dia mengingat dimana pernah memakannya,  tapi kepalanya kembali sakit.  

Karena kelaparan,  semua makanan, susu dan buah tandas dalam sekejap.  Dia juga mematuhi saran pak Toni,  segera meminum obat di atas meja.  

Setelah duduk menunggu beberapa saat,  reaksi obat pun mulai timbul,  rasa kantuk itu datang.  Pemuda ini segera merosot dan lalu terlelap dalam tidur nyenyak.

***

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป

บทล่าสุด

  • The Peacemaker   Bab 37. Maya Bergabung

    "Terkadang lawan jadi teman adalah tindakan yang terbaik karena konon ada terdapat lebih nilai kejujuran di sana."Maya melihat Arga dengan tatapan aneh."Tuan kenal dengan papaku?" "Aku tentu tahu Bu Guru, Mr Albert kan? Siapa sih yang tidak kenal seorang dari 7 penguasa nan mulia dan kaya raya itu?" Wajah Arga sangat masam dengan pandangan mata tajam. Rupanya Maya bisa merasakannya juga, terdengar dari suara Arga yang sedikit tergetar."Sepertinya nada suara Tuan Arga terdengar sangat sinis. Itu sangat kentara dari getaran suara Tuan. Apa ... hmm ... maaf, apa Tuan sangat membenci papaku?"Maya menebak tepat isi hati Arga yang memang sangat membenci Mr Albert itu. "Beliau itu, papamu itu ... maaf ya kalau perkataanku ini tidak terdengar sopan dan menyakiti hatimu, kurasa Mr Albert tipe penguasa yang paling bermuka dua dari ketujuh penguasa. Dan jujur saja aku memang paling benci tipe manusia seperti itu. Lebih baik orang jahat itu bermuka jahat bukannya berlawanan, bermuka gan

  • The Peacemaker   Bab 36. Ketahuan

    "Sepandai-pandainya tupai melompat, akhirnya sekali waktu akan terjun bebas ke bawah juga."Arga melirik ibu guru cantik itu dengan sungkan. Dia tahu wanita itu paling tidak suka diganggu saat ada pelajarannya. Tentu saja ini bisa berefek pada pelajarannya yang diperkirakan akan makin ketat. "Aaargh!"Arga mendengus dengan kesal sambil mengacak rambutnya. Dia bisa memastikan itu pasti Ryan. Sahabat sekaligus asistennya itulah yang paling mungkin memiliki kenekadan juga nyali untuk mengganggunya dengan sejuta alasan.Pak Tony si kepala ART tidak mungkin berani mengetuk pintu sekarang, apalagi pembantu lainnya. Mereka memiliki aturan tak tertulis yang sudah ditetapkan tuan muda, bahwa ketika dia sedang berada di ruang kerjanya atau sedang belajar seperti sekarang tak boleh sama sekali mengganggunya kecuali mau memberikan minuman atau makanan yang sudah dia pesan sebelumnya. "Ryan ya ... Ada apa? Masuk! Awas kalau tidak penting!" Belum-belum Arga sudah mengancam teman sekaligus tangan

  • The Peacemaker   Bab 35. Adu Otak Atau Fisik?

    "Menang atau kalah bukan tujuan dalam persaingan atas nama rasa sayang." Maya tergagap, "Iii ... iya, baiklah." Maya hanya memandang tajam tuan muda itu sekilas dan mengomel dalam hati dengan keras, 'dasar Argaaaa. Tuan muda ganjen! Huh nyesel aku kenapa balik kerja ke sini. Persetan dengan segala aturan dasar attitude pegawai. Aarghhh! Ini pasti aku lagi dikerjain. Ah bos muda peak! Seumur hidup aku paling benci sama olahraga apalagi senam. Kayak ibu-ibu kelebihan lemak aja. Aku kan sudah ramping seksi dan sehat dari kecil. Ah sial sial siallll!' Langkah gontai Maya menuju ke depan, artinya berdirinya tepat di belakang sang instruktur senam Arga, ternyata diiringi berbagai macam jenis pandangan mata dari sekitarnya. Kebanyakan pandangan iri, dengki juga sakit hati dari beberapa kaum hawa yang selalu ingin lebih dekat dengan tuan muda yang rajin berolahraga itu. Sedangkan beberapa pria hanya menggelengkan kepala atau mengangkat bahu tanda tidak peduli. Sisanya hanya tak tahu menah

  • The Peacemaker   Bab 34. Pergi untuk Kembali (Lagi)

    "Rasa rindu akan seorang yang pergi merupakan pertanda dia akan membutuhkanmu juga dan kembali."Maya terus bicara sendiri, merasa heran tanpa akhir. Dia takjub. Dia sangat membenci hal ini tetapi anehnya di lain pihak merasa sama sekali tidak berdaya. Ini keadaan yang sangat lain daripada yang lain. Batinnya sangat ramai bertentangan menyebabkan mulut manisnya terus berkicau sendiri. "Iya! Pasti dia tidak normal! Soal gaya sepak terjangnya dengan wanita-wanita yang dipamerkan di sosmed adalah omong kosong besar! Itu pasti palsu, hoax, pencitraan semata sebagai seorang artis muda, biar dikira Don Juan yang uwow ... ya kan? Iya dong!" serunya keras pada cermin yang diam di depannya.Maya mengangguk yakin. Tapi dasar hati terdalamnya kembali membantah. Dia menggeleng kemudian dengan lemah. 'Kalau dia tidak normal, kenapa juga itunya bisa tegak saat aku menjulurkan kakiku? Ah, sialll! Dia pasti berjuang keras menahan libidonya! Jadi dia pria normal dong?'"Arghhhh ... ARGA SIALAN!" ben

  • The Peacemaker   Bab 33. Pergi Untuk Kembali

    "Kepergian seseorang yang meninggalkan tanya pedih dalam hati. Bisa jadi itu cinta yang belum disadari.""Kenapa Tuan?""Anda tidak saya ijinkan keluar dari pekerjaan ini. Saya masih butuh bimbingan Nona. Janjinya apa kemarin lusa? Mau kasih soal baru untuk dipecahkan. Apa itu cuma janji kosong?" Arga menuntut sambil mengingatkan. "Maaf, masalah soal yang baru itu akan saya kirim lewat email. Dunia ini sudah demikian global, Tuan , tidak wajib harus bertemu langsung kan? Maaf untuk sekarang saya tetap akan keluar dari pekerjaan ini, Tuan Arga. Dengan atau tanpa ijin Tuan," tegas gadis cantik itu. "Begitu? Baiklah kalau Anda bersikeras, Nona Tenny." "Baiklah, saya mohon diri, Tuan. Terimakasih atas semuanya dan maafkan apabila hari terakhir kemarin saya berulah tidak wajar. Soal gaji dan bonus pun bisa dilanjutkan dikomunikasikan lewat email atau sosmed saya." Maya menundukkan kepalanya juga menekuk tubuhnya hampir 90 derajat untuk menghormati bosnya, lalu mau segera melangkah

  • The Peacemaker   Bab 32. Kemarahan Tanpa Akhir

    "Persaingan dalam ketidakjelasan memperebutkan sesuatu yang aslinya tidak perlu menjadi rebutan, karena semuanya memiliki getaran itu. Rasa kasih sejati."Pagi ini semua tampak aneh dan dengan kalimat lain, tak ada yang berjalan seperti biasanya. Paling tidak begitulah rasa yang mendiami batin Arga. Semua jadi berantakan. Apa yang membuat Arga berjibaku belajar IT selama dua minggu terakhir dan berhasil menerbitkan senyum di bibir Arga, sekarang melenyap tanpa bekas. Sirna tanpa suara. Apa penyebabnya? Wanita itu perhiasan dunia dan itu benar adanya. Semua yang ada di dirinya akan tampak sangat berkilau bagai perhiasan. Arga mengangguk membenarkannya kali ini. Paling tidak itu yang dilihat Arga pada diri guru cantik Maya pagi ini. Maya tersenyum sambil mengangkat kaki kanannya dan ditumpangkan anggun ke kaki kirinya. Sepasang kaki itu pagi ini tampak berjuta kali lebih seksi di mata Arga. Adakah kaki Maya itu asli? Bukan pualam indah pahatan seniman berbakat yang berhar

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status