Lyxia mulai menari dengan indah, sambil mengelilingi ibunya, dan membuat ibunya tersebut terpana akan keindahan setiap gerakan tari yang dibawakan Lyxia. Hanya gerakan tari balet yang sederhana, namun, ia mampu menghipnotis ibunya sendiri.
Para penyihir yang sedang memperhatikan mereka berdua, bukannya senang karena tarian tersebut indah, melainkan justru merasa ketakutan, karena bayangan Lyxia yang terlihat tampak seperti burung gagak hitam dengan sayap besar yang seolah sedang menari-nari sebelum membunuh mangsanya.
Dari kejauhan, terlihat Rae dan Yvoxy yang sedang berlari ke arah Lyxia dan ibunya, namun, keduanya justru langsung menghentikan langkahnya masing-masing ketika mereka memperhatikan bahwa Lyxia sedang menari di hadapan ibunya sendiri.
Sementara Rae seperti terpana dengan tarian Lyxia, Yvoxy justru melihat bayangan Lyxia yang seolah-olah adalah burung gagak hitam dengan sayapnya yang besar, sedang menari di hadapan mangsanya.
Menyadari ada sesuatu yang salah, Yvoxy langsung berlari ke arah ibu Lyxia sambil berteriak, "Ibu tua! Sadarlah! Ini semua hanya manipulasi!"
Namun, Lyxia langsung mengayunkan tangan kanannya ke depan, dan tiba-tiba saja entah dari mana asalnya, Yvoxy terhempas dan terlempar agak jauh oleh angin yang kencang, membuatnya jatuh tersungkur di atas tanah.
Rae yang melihat kejadian itu, langsung berlari ke arah Yvoxy, kemudian berlutut dan membantunya untuk berdiri.
Mereka berdua masih memperhatikan Lyxia yang masih menari, kemudian, ia mulai mengayunkan tangan kanannya lagi, dan tiba-tiba saja dari dalam tanah, dari bawah kakinya dan ibunya, sebuah pohon besar keluar, lalu tumbuh tinggi ke atas, membawa mereka berdua menjauhi tanah.
Sambil masih menari, Lyxia kembali bertanya kepada ibunya, "Ibu, apakah kau rela memberikan seluruh jiwa ragamu padaku, dengan tulus?"
Lalu ibunya menjawab dengan cepat, "Iya, aku bersedia, nak."
Lyxia tersenyum. Ia lalu berdiri di depan ibunya dan sambil menari, sebuah bulu burung gagak yang berwarna hitam, muncul dari telapak tangan kanannya dan ia langsung meraihnya, lalu dengan cepat, bulu burung gagak hitam itu berubah menjadi sebuah pisau kecil yang sangat tajam.
Sama seperti apa yang terjadi pada Mikhel sebelumnya, Lyxia langsung menghunuskan pisau kecil itu ke arah dada ibunya, dan menancapkannya pas di jantung ibunya.
Yvoxy yang melihat kejadian itu, langsung berteriak, "Lyxia! Sadarlah!!"
Namun, teriakan itu sudah terlambat. Pisau kecil yang tajam tadi, sudah tertancap di dada ibu Lyxia, tepat di jantungnya.
Yvoxy dan Rae hanya bisa terdiam menatap kejadian yang baru saja terjadi dengan cepat itu. Semua penyihir di sekitarnya, yang juga melihat kejadian tersebut, ikut terdiam dalam ketakutan.
Ibu Lyxia yang kini sudah mengeluarkan banyak darah dari dalam dadanya, lalu jatuh tersungkur, namun, matanya melotot menatap anak gadis satu-satunya tersebut. Bibirnya terbuka seolah hendak berbicara, namun, ia langsung tewas seketika.
Lyxia langsung mencabut pisau kecil yang ia tancapkan tepat di jantung ibunya, dan mengubahnya menjadi debu hitam. Menyadari korbannya sudah tewas, Lyxia lalu mengangkat kedua tangannya kedepan, dan mulai menyerap seluruh energi korbannya itu.
Debu-debu berwarna hitam mulai keluar dari dalam tubuh ibunya, mengalir menuju ke kedua tangannya. Tubuh ibunya yang kini sudah kaku dan menghitam, tiba-tiba saja menjadi debu-debu halus di udara setelah Lyxia selesai menyerap seluruh energinya, lalu menghilang secara perlahan.
Pohon besar yang menjulang tinggi ke atas, yang menopang Lyxia dan ibunya tadi, kemudian seolah terhisap ke dalam tanah secara perlahan dan menghilang. Kaki-kaki Lyxia lalu mendarat di atas tanah dengan lembut, namun, tiba-tiba di dalam tubuhnya, terjadi sebuah pergolakan yang hebat.
Ia mulai merasa kesakitan di sekujur tubuhnya, sehingga ia terjatuh dengan posisi berlutut di atas tanah.
Kedua bola mata Lyxia tiba-tiba saja berubah warna menjadi hitam kembali, lalu ia berteriak, "Keluar kau dari tubuhku! Apa yang sudah kau lakukan! Siapa dirimu, mengapa kau membunuh ibuku!!"
Seolah Lyxia yang asli sedang melawan seseorang yang merasuki tubuhnya, ia memukul-mukul terus dadanya dengan sekuat tenaga.
Tiba-tiba saja, bola mata Lyxia berubah lagi menjadi warna abu-abu dan berteriak lagi, "Hei gadis bodoh! Aku memberikanmu kekuatan! Kau sendiri yang ingin menjadikan dunia ini milikmu, namun, kekuatan hebat tersebut butuh pengorbanan! Seorang dengan cinta yang tulus adalah orang yang cocok energinya dengan kekuatan hitam ini, karena dengan begitu, ia akan rela memberikan seluruh jiwa dan raganya, dan kau akan menjadi penyihir terkuat yang akan memimpin kedua dunia ini!"
"Tidak! Aku tidak akan membiarkanmu membunuh korban berikutnya!" teriak Lyxia lagi, lalu, ia membuka telapak tangan kanannya, muncul sebuah bulu burung hitam yang langsung berubah menjadi sebuah pisau kecil yang tajam seperti tadi.
Ia lalu menghunuskan pisau kecil itu menuju ke dadanya sendiri, namun, Lyxia sendiri juga, langsung menahan tangannya sendiri dan berseru, "Kau sudah gila! Membunuhku? Tidak mungkin! Kau membunuhku sama saja dengan membunuh dirimu sendiri!"
"Jika itu bisa menghentikanmu, iblis!" seru Lyxia juga setelahnya.
Ia langsung menancapkan pisau kecil tersebut tepat di jantungnya sendiri tanpa berpikir. Darah mulai mengalir keluar, sangat banyak, dari dalam dadanya. Seluruh penyihir yang melihatnya pun terkejut dan ekspresi wajah-wajah mereka menjadi sangat ketakutan.
Yvoxy dan Rae sendiri tidak berani mendekat, walaupun tampak jelas kekhawatiran dan kesedihan, serta ketakutan yang terpancar melalui wajah mereka berdua.
Lyxia langsung tersungkur di atas tanah setelah ia melakukan aksi bunuh diri demi membunuh iblis yang merasuki dirinya itu.
Beberapa penyihir terlihat langsung berjalan mundur ketika melihat tubuh Lyxia sudah terbaring di atas tanah, mereka berusaha berjalan menjauhi tubuh Lyxia, dan tidak ada yang berani mendekat, kecuali Yvoxy dan Rae yang terlihat mulai berdiri dan berlari kecil menuju Lyxia yang kini sudah berlumuran darah.
Mereka hendak menolongnya.
Namun, setelah beberapa saat, Lyxia yang tubuhnya masih tergeletak di atas tanah tersebut, tiba-tiba ia tertawa. Mendengar Lyxia yang tertawa padahal dirinya masih berlumuran darah dan terlihat sudah tewas seketika itu juga, Yvoxy dan Rae langsung menghentikan langkahnya.
"Mmm, hahahaha! Uh, hahaha!" suara tawa Lyxia yang tubuhnya terlihat masih tergeletak di atas tanah.
Yvoxy melihat darah Lyxia yang tadinya tumpah begitu banyak, di atas tanah, dalam sekejap, kemudian menghilang, seolah terhisap kembali ke dalam tubuh Lyxia. Setelah itu, tiba-tiba saja Lyxia bangkit, lalu berdiri tegak di hadapan Yvoxy dan Rae.
Ia lalu tertawa lebar, kemudian berkata, "Aku sudah mengatakan semuanya kepada gadis bodoh ini. Cinta bisa mengakibatkan seseorang mengalami kebodohan jangka panjang. Anak ini, berusaha membunuh dirinya sendiri dengan pikiran bahwa ia akan membunuhku juga jika ia tewas. Dasar penyihir tingkat tinggi yang bodoh! Hahaha."
Lyxia melanjutkan tawanya dan entah mengapa, ia terlihat berbeda sekarang.
Yvoxy dengan wajah kesal lalu bertanya, "Lyxia... Kaukah itu?"
Lyxia langsung menoleh ke arah Yvoxy dan menatap tajam mata guru sihirnya itu, lalu menjawab, "Guru sihir bodoh. Tentu saja ia sudah tewas! Anak didikmu sudah tewas, bodoh! Kau pikir dia bisa mengalahkan ilmu sihir hitam. yang ada pada diriku, hanya dengan tusukan sebuah pisau kecil? Kalian ini bodoh sekali!"
Keringat dingin Rae mulai mengalir jelas dari kepala, turun menuju wajahnya.
Dengan penuh rasa ketakutan, Rae lalu bertanya kepada Lyxia, "Demona... Kaukah itu? Kau, apakah kau sudah bangkit kembali? Tidak mungkin. Nenekku, Ramona, sudah menyegel dirimu sudah lama. Mengapa kau tiba-tiba bangkit? Apa yang sudah terjadi, dan mengapa kau menggunakan tubuh Lyxia untuk kau jadikan fisikmu sendiri?!"
Lyxia lalu menatap Rae dengan sorot mata yang sinis dan berkata, "Lyxia sudah tewas. Gadis bodoh itu sudah tidak ada. Jangan kau sebut lagi namanya. Ramona yang bodoh menyegelku dengan kepingan-kepingan hatinya sehingga ia hidup sampai akhir hayatnya tanpa merasakan emosi dan tidak memiliki perasaan apapun, bodoh bukan?""Namun ia lupa satu hal, bahwa segel bodohnya itu tidak kuat untuk selamanya. Gadis bodoh yang kau panggil Lyxia ini, keinginan jahatnya sangat kuat sekali, menarik perhatian burung-burung iblis pelayan-pelayanku. Gadis bodoh ini datang sendiri kepadaku, perlu aku jelaskan apa lagi? Ia telah membangkitkan kekuatan kegelapan dalam hatinya dan hal itu membuat segel yang mengurungku selama ini, akhirnya hancur! Bagus sekali!"Air mata Rae seketika tumpah mendengar jawaban itu. Ia langsung teringat sosok Lyxia yang selalu senang ketika ia menari balet untuk semua orang.Tariannya selalu indah dan elegan, seolah-olah angsa putih, Lyxia selalu membuat orang-orang yang melih
Yvoxy lalu menggandeng Rae, dan berjalan menuju ke tengah-tengah bagian dalam gedung tersebut, dan para penyihir senior terlihat memberikan jalan bagi mereka berdua.Terdapat tiga buah anak tangga yang menuju ke atas sebuah altar besar yang letaknya persis di tengah Gedung Axell. Yvoxy lalu menaiki anak-anak tangga tersebut dan ketika ia sampai di atas altar, ia kemudian berdiri tegak sambil masih menggandeng Rae yang terlihat agak bingung dan panik.Yvoxy lalu berbisik pada Rae, "Ini kali pertamamu, jangan tegang, seluruh penyihir yang berkumpul di sini adalah para penyihir senior, kau tidak perlu setakut itu."Kemudian, Yvoxy menoleh ke depan, ke arah para penyihir senior yang sudah menunggu-nunggu kedatangannya sejak tadi.Seorang penyihir senior lalu berteriak, "Apa yang sudah terjadi, Yvoxy? Lyxia adalah anak didikmu, bagaimana kau bertanggung jawab akan hal ini?"Seorang penyihir lainnya berteriak juga, "Apakah mungkin Lyxia sudah jatuh cinta pada seorang manusia dan perasaan it
Mendengar pertanyaan dari Rae barusan, Yvoxy lalu menjawab dengan cepat, "Lyxia baru saja menguasai sihir untuk membuka portal ke dunia manusia. Kita bisa mulai dari sana, dunia manusia. Ia tampak terburu-buru memintaku dalam waktu satu minggu, agar ia bisa menguasai caranya membuat portal tersebut. Kau harus mengikutiku, Rae, sebagai cucu dari Ramona, aku berharap banyak padamu."Rae mengangguk. Mereka lalu berjalan bersama, keluar dari Gedung Axell, lalu pulang ke rumah masing-masing. Langit masih tampak gelap gulita karena kehadiran Demona yang mulai menguasai langit di dalam dunia penyihir.Melihat langit yang begitu kelam, Rae kemudian bersedih. Ia mengingat Lyxia sebagai anak didik yang pintar, bahkan tariannya selalu membuat orang-orang yang melihatnya, terpana dan terkagum-kagum. Rae meneruskan langkahnya, berjalan menuju rumahnya yang agak jauh dari Gedung Axell. Matanya masih terlihat sedih atas kejadian hari ini.Sementara itu, pintu di sebuah gedung tua kosong dan gelap ya
Rae bermimpi dalam tidurnya. Ia bertemu neneknya, Ramona, dengan pakaian yang serba putih, rambutnya yang berwarna putih, dengan bola matanya yang berwarna coklat tua, serta wajahnya yang tidak menua. Ramona lalu menatap Rae dan tersenyum kepadanya.Rae terkejut melihat neneknya tersenyum, karena sejak ia berhasil menyegel Demona dengan kepingan-kepingan hatinya, yang Rae tahu adalah Ramona sama sekali tidak bisa tersenyum, apalagi merasakan cinta, kesedihan, kesepian, kekecewaan, dan perasaan-perasaan lainnya.Ramona yang tersenyum kepada Rae, berkata, "Rae, kau tidak pernah menemuiku karena aku sudah lebih dulu meninggal sebelum kau lahir namun, sepertinya orang tuamu menceritakan semuanya tentang diriku kepadamu, Rae."Rae langsung berlari, kemudian memeluk neneknya yang bahkan tidak pernah ia temui itu.Setelah memeluk neneknya untuk beberapa saat, ia lantas berkata, "Nenek! Aku akhirnya bisa bertemu denganmu, untuk pertama kalinya! Ah, apakah kau sudah tahu bahwa Demona sudah ban
Yvoxy langsung terkejut mendengar pernyataan Rae tadi. Ia bahkan menatap Rae dengan ekspresi wajah yang kebingungan, lalu bertanya, "Apa mungkin? Seorang penyihir, atau manusia?"Rae langsung menjawab pertanyaan Yvoxy dengan tegas, "Anak gadis tersebut, menurut nenekku, akan lahir dari rahim seorang penyihir netral, namun, kekasihnya adalah seorang manusia!"Langsung saja Yvoxy merasa kesal setelah mendengar jawaban itu, lalu menatap Rae dengan ekspresi wajah yang terlihat marah, kemudian berkata, "Tidak mungkin! Penyihir mana yang berani melakukan hubungan badan dengan manusia? Kau sudah gila, Rae. Mimpi adalah mimpi! Jika Ramona dalam mimpimu berkata demikian, itu artinya memang Demona tidak akan pernah bisa dikalahkan, Rae! Mustahil sekali, penyihir mana yang mau melahirkan anak seorang manusia?"Rae yang tiba-tiba menjadi kebingungan setelah mendengar perkataan Yvoxy, hanya bisa menghela nafas panjang, lalu berkata, "Kau benar juga. Mimpi adalah mimpi. Baiklah, dari pada kita hany
Mereka berdua, Yvoxy dan Rae, berjalan agak cepat ke arah yang ditunjuk oleh wanita tua tadi, sambil melihat-lihat rumah-rumah warga di sekelilingnya.Namun, setelah menyusuri jalan untuk beberapa lama, mereka berdua mulai kebingungan karena belum juga menemukan rumah pria muda tersebut. Karena dilarang menggunakan sihir di dalam dunia manusia, mereka berdua hanya bisa mencari-cari rumah pria muda itu tanpa memakai kekuatan sihir.Setelah mencari-cari untuk sekian lama, Yvoxy dan Rae mulai kelelahan. Mereka lalu memutuskan untuk beristirahat sebentar, kemudian tanpa sengaja, mereka melihat sebuah bangku kosong yang terletak di seberang jalan.Mereka kemudian memutuskan untuk menyeberang jalan dan lalu duduk di atas bangku itu.Yvoxy lalu menolehkan kepalanya ke arah Rae yang sedang duduk di sampingnya dan menatap Rae dengan ekspresi kesal, lalu berkata, "Aku rasa wanita tua itu hanya membual saja, mengarang cerita demi menakut-nakuti anak muda seperti dirimu!"Rae lalu menolehkan kepa
Waktu kembali berjalan mundur ketika Rae kembali menggunakan kekuatan sihirnya. Waktu berjalan lebih mundur daripada sebelumnya, dan seluruh kejadian di dalam rumah tersebut mulai perlahan muncul di sekeliling Yvoxy dan Rae.Tiba-tiba saja waktu berhenti tepat ketika di mana Lyxia sedang bermesraan dengan pria muda tersebut, lalu, semuanya menjadi jelas. Lyxia mencintai pria muda tersebut, seorang manusia. Yvoxy sangat terkejut ketika ia sendiri dengan mata kepalanya sendiri, menyaksikan Lyxia dan pria muda tersebut tengah dimabuk asmara berdua, semalam penuh.Dalam hati Yvoxy, tidak mungkin ada seorang penyihir yang berani melanggar peraturan untuk tidak mencintai manusia, apalagi sampai berhubungan badan dengan manusia!Yvoxy sangat terkejut dengan apa yang sudah ia lihat, bahkan, terlihat juga waktu ketika Lyxia menyaksikan bahwa pria muda itu ternyata sedang bersama wanita lain ketika Lyxia tidak ada.Kecemburuan terlihat jelas di mata Lyxia, dan tubuh Lyxia tiba-tiba dikelilingi
Lyxia tidak berhenti menari. Ia terus melanjutkan gerakan-gerakan tarian Giselle sambil memerankan Giselle itu sendiri, kemudian ia menjawab guru tarinya itu, "Guru, aku mencintai pria manusia itu, Mikhel namanya. Aku tidak tahu bahwa ia sudah memiliki tunangan. Terpuruk, hatiku sakit, masih ingin mencari kebenarannya. Guru, apakah Mikhel mencintaiku juga, ataukah aku adalah Giselle dalam kehidupan ini?"Rae masih menari bersama Lyxia, mendengar pertanyaan itu dan langsung berkata, "Lyxia. Mencintai itu tidak salah. Kau tidak bisa menyalahkan cinta. Perasaan itu tidak pernah salah. Yang salah adalah orang itu, tidak bisa menjaga hatimu. Ia tidak pantas untukmu, yang mempunyai hati polos dan seputih salju. Lyxia, menarilah The Swan Lake bersamaku."Sambil masih menari sebagai Giselle, Lyxia langsung membalas Rae, "Tidak, guru. Aku adalah Giselle, bukan Odette. Odette tidak bisa melakukan pas de deux bersama pangerannya, karena Odile mencurinya. Hanya Odile yang berhasil melakukan pas d