Lyxia kini mengubah dirinya menjadi Mira, menggunakan ilmu sihir hitam yang tiba-tiba saja ia miliki. Padahal, tidak ada satu penyihir pun di dunia penyihir yang bisa menggunakan sihir hitam tersebut kecuali para penyihir hitam dan pemimpinya, Demona, karena sumber energinya berasal dari kegelapan, dari iblis.
Entah apa yang merasuki Lyxia, dan entah rencana apa yang ia punya sehingga ia mengubah dirinya sendiri menjadi Mira, wanita yang bersama Mikhel tadi malam.
Ia lalu masuk ke dalam rumah Mikhel yang tidak dikunci, dengan perlahan. Mikhel yang terlihat hendak membuang sampah dan membuka pintu depan rumahnya, tiba-tiba terkejut ketika ia menemukan Lyxia yang kini adalah Mira.
Mikhel terkejut ketika ia melihat 'Mira' yang kini berdiri tepat di hadapannya, namun ia tersenyum dan bertanya, "Mira, bukankah kau baru saja pulang tadi? Atau adakah sesuatu yang tertinggal di sini?"
'Mira' lalu tersenyum mendengar pertanyaan tersebut, dan menjawab, "Tidak, aku hanya ingin bersamamu, walau hari masih subuh, bagaimana kalau kita menari bersama sampai pagi?"
Mikhel yang senang karena 'Mira' kembali datang untuk bersamanya lagi, apalagi kali ini ia mengajaknya menari, tentu saja ia terima ajakan itu dengan hati gembira.
Mikhel mengangguk dengan wajah yang senang. 'Mira' juga terlihat tersenyum dengan licik, melihat Mikhel yang mengiyakan ajakannya. Mereka berdua lalu pergi menuju halaman belakang.
Setelah sampai di halaman belakang, 'Mira' lalu mulai melakukan first position, serta mengangkat tangan kanannya ke hadapan Mikhel sambil bertanya, "Menarilah bersamaku, Mikhel."
Mikhel mengangguk namun tatapan matanya tiba-tiba kosong, ia hanya fokus melihat 'Mira'. 'Mira' kemudian memulai tariannya, sebuah gerakan tari dari cerita si angsa hitam, Odile. 'Mira' mulai menari dengan gerakan memutar tubuhnya dan mengelilingi Mikhel setelah itu, ia mulai menggoda Mikhel dengan tariannya.
Mikhel mulai takjub melihat tarian tersebut, dan sambil menarikan tarian angsa hitam Odile, 'Mira' berkata pelan kepada Mikhel, "Mikhel, apakah kau mencintaiku? Aku ingin mendengarnya langsung dari mulutmu."
Mikhel yang terpesona akan tarian angsa hitam tersebut, kemudian menjawab, Aku mencintaimu, Mira. Hanya dirimu, dan wanita lain bukanlah tandinganmu. Aku hanya mencintaimu."
'Mira' lalu tersenyum lebar mendengar pernyataan cinta Mikhel barusan. Ia lalu mulai melakukan bagian dari gerakan tari angsa hitam yang sulit, yakni pas de deux.
Entah mengapa, Mikhel sendiri yang tidak bisa menari, tiba-tiba saja mulai mengikuti alur tarian yang dibuat oleh 'Mira'. Mikhel mulai menggerakan tangannya dan membantu 'Mira' untuk melakukan seluruh gerakan pas de deux.
Sambil melakukan pas de deux bersama Mikhel, 'Mira' lalu bertanya lagi, "Mikhel, apakah kau akan memberikan hatimu kepadaku? Apakah kau rela memberikan segalanya untukku?"
Mikhel yang seolah dihipnotis, kemudian menjawab, "Baiklah, Mira, akan kuberikan segalanya termasuk hatiku."
'Mira' lalu berkata, "Mikhel, cintailah hanya aku. Jangan kau mencintai orang lain, berikan hatimu hanya padaku saja."
Mikhel mengangguk. Seluruh gerakan pas de deux hampir selesai, Mikhel lalu mengangkat tubuh 'Mira' ke udara, dan setelah itu, Mikhel menurunkan 'Mira' dengan perlahan.
Setelah kedua kakinya mendarat di atas tanah dengan mantap, sebuah bulu burung gagak hitam kemudian muncul di hadapannya dan 'Mira' langsung meraih bulu burung gagak itu dengan tangan kanannya, dan dengan cepat, bulu burung gagak hitam tadi berubah menjadi sebuah pisau kecil yang sangat tajam.
'Mira' langsung menghunuskan pisau kecil itu ke arah Mikhel, dan menancapkannya ke dada kiri Mikhel, tepat di jantungnya.
Mikhel langsung tersadar setelah pisau kecil menancap tepat di jantungnya, dan ia melihat 'Mira' yang baru saja menari bersamanya, tiba-tiba saja tubuhnya dikelilingi oleh kabut-kabut hitam, dan sejurus kemudian, berubah menjadi seorang gadis berambut hitam dengan bola mata berwarna abu-abu, yang memakai dresss berwarna hitam serta sepatu balet yang juga berwarna hitam.
Gadis itu adalah Lyxia!
Mikhel langsung terkejut, namun, karena kejadiannya sangat cepat, dan pisau kecil tadi telah menancap tepat di bagian jantung Mikhel menyebabkan darahnya mulai mengalir keluar perlahan.
Ia lalu menatap Lyxia dengan penuh ekspresi wajah yang terkejut dan matanya melotot, namun ia mulai lemah, dan tubuhnya perlahan, jatuh ke atas tanah.
Lyxia lalu mencabut pisau kecil yang ia tancapkan tadi ke jantung Mikhel, sambil tersenyum kecil, dan berkata, "Mikhel, kau salah. Kau menyatakan cintamu kepada wanita yang salah. Seharusnya kau menyatakan cintamu kepadaku, sehingga kau tidak mungkin berakhir seperti ini. Sekarang, pergilah dengan tenang. Biarkan hati dan jiwa ragamu, menjadi kekuatan untuk diriku."
Mikhel langsung tewas karena kehabisan banyak darah. Lyxia lalu mengangkat kedua tangannya dan memposisikannya di atas jasad Mikhel. Ia kemudian membuka kedua telapak tangannya, dan tampak kabut-kabut berwarna hitam-merah keluar dari tubuh Mikhel, yang kemudian kabut-kabut itu masuk ke dalam kedua tangan Lyxia.
Setelah semua energi, nyawa, serta emosi dan perasaan-perasaan Mikhel diserap oleh Lyxia, jasad Mikhel langsung berubah menjadi hitam seluruhnya.
Lyxia tersenyum kecil melihat korbannya, dan mulai bergumam dalam hatinya, "Sungguh manusia bodoh. Kau tidak seharusnya menyatakan cintamu kepada gadis yang salah, lihat akibatnya, kan? Dan setelah ini, aku akan bangkit kembali, lalu akan kubuang tubuh penyihir bodoh yang jelek ini!"
Lyxia lalu membuka portal menuju dunia penyihir dengan kedua tangannya. Setelah portal terbuka lebar dan ia sudah masuk ke dalamnya, portal tersebut langsung menghilang.
Lyxia yang kini sudah berada di dalam dunia penyihir, lalu berjalan sendirian di tengah siang hari yang terang, berbeda dengan dunia manusia yang saat ini hampir pagi menjelang.
Beberapa penyihir melihat Lyxia yang berjalan melewati jalan yang agak ramai, dengan tatapan matanya yang kosong, dan penyihir-penyihir itu mulai ketakutan. Lyxia entah kenapa, tiba-tiba saja memiliki aura yang menakutkan.
Burung-burung gagak hitam juga terlihat terbang di atas langit, mengikuti kemana pun Lyxia berjalan. Seluruh penyihir yang melintas dan melihat bayangan Lyxia di atas tanah, justru merasa sangat ketakutan.
Bayangan Lyxia, bukan hanya bayangan tubuhnya, namun juga terlihat bayangan sepasang sayap hitam besar yang tidak terlihat sama sekali berada di tubuh belakang Lyxia, namun sayap hitam besar itu terlihat di balik bayangannya.
Kebetulan saja, ibu dari Lyxia, berjalan melewati jalan yang sama dengan Lyxia. Ia melihat anak gadisnya tersebut berjalan sendirian dengan tatapan mata yang kosong.
Ibu Lyxia lalu berteriak memanggil anak gadisnya tersebut, "Lyxia!"
Ketika mendengar seseorang memanggilnya, Lyxia menghentikan langkahnya, lalu ia menoleh ke depan, melihat ibunya yang berlari kecil menuju dirinya. Lyxia berdiri tegak, dan tersenyum sinis.
Ibu Lyxia yang berdiri di hadapan anaknya dan berkata, "Lyxia, dari mana saja dirimu? Ayo kita segera pulang, ayahmu menunggu," dan ibunya meraih tangan anak gadisnya tersebut, namun, Lyxia sama sekali tidak mau berjalan.
Ibunya lalu menoleh ke belakang dan menatap Lyxia, dan melihat bahwa bola mata anak gadisnya tersebut bukan berwarna hitam, melainkan berwarna abu-abu.
Ia langsung melepaskan gandengannya dari tangan Lyxia, dan terdiam sesaat, lalu menatap Lyxia dari atas sampai bawah kaki anak gadis satu-satunya itu, dan ia langsung tersadar akan sesuatu, ia lalu menutup mulutnya dengan tangan kanannya. Ekspresinya menunjukkan rasa terkejut dan ketakutan yang luar biasa.
"Ibu, mari kita menari bersama," ucap Lyxia sambil melakukan fifth position. Tangan kanannya lalu ia arahkan ke hadapan ibunya, hendak mengajak ibunya menari bersama. Seolah terhipnotis, ibunya mengangguk tanpa menjawab.
Lyxia mulai menari mengelilingi ibunya dengan perlahan, sambil bertanya, "Ibu, apakah ibu hanya mencintaiku?"
"Iya, Lyxia. Ibu hanya mencintaimu," jawab ibunya.
Lyxia kembali bertanya, "Ibu, apakah ibu rela memberikan jiwa dan raga ibu kepadaku, jika memang ibu mencintaiku?"
Dan ibunya membalas, "Anakku, aku rela."
Lyxia lalu tersenyum mendengar jawaban ibunya tadi. Ia lalu menari, mengelilingi tubuh ibunya sambil tersenyum sinis.
Mereka berdua kemudian berjalan menuju ke ruang utama yang terlihat sudah banyak penyihir yang berkumpul di sana.Rae dan Naoki terlihat berdiri di barisan paling depan dengan wajah yang sangat bahagia, bahkan Rae sampai menitikkan air mata dan berbisik, "Oh, anak itu sudah besar sekarang!"Yvoxy terlihat berdiri di atas altar pernikahan, karena diminta oleh Ixy untuk menikahkan mereka berdua. Hideki sendiri sudah berdiri di depan Yvoxy dan ketika Syerin dan Ixy masuk ke dalam ruang utama itu, kepalanya langsung menoleh ke arah Ixy, lalu menatap istrinya itu dengan kedua bola mata yang berkaca-kaca."Seekor angsa merah yang cantik," gumamnya dalam hati.Setelah tiba di hadapan Yvoxy, Syerin lalu menyerahkan Ixy kepada Hideki dan ia sendiri langsung berjalan menuju ke barisan di mana Rae dan Naoki berada.Yvoxy langsung saja memulai, "Aku tidak perlu bertanya lagi, kalian berdua pasti akan menjawab iya jika kutanya apakah kalian akan saling mencintai dan apakah kalian akan menerima kek
Di babak ketiga, Ixy yang kali ini berperan sebagai Odile, justru semakin membuat setiap tarian dan adegan yang ia perankan bersama Hideki, semakin terlihat nyata. Seolah dunia adalah milik mereka berdua, dan nyatanya, seluruh mata tertuju hanya pada mereka berdua.Pas de deux yang mereka lakukan bahkan membuat para penonton mulai tegang, karena kuatnya chemistry di antara mereka berdua.Dalam babak keempat, menampilkan akhir yang tragis bagi Odette dan sang pangeran. Tarian yang dibawakan oleh Ixy dan Hideki, membuat beberapa penonton menangis karena akhir ceritanya yang tragis.Setelah pertunjukan The Swan Lake itu selesai dipentaskan dan seluruh pemainnya memberikan hormat kepada para penonton.Seluruh penonton yang hadir langsung saja berdiri dan bertepuk tangan.Pertunjukan yang hebat dengan chemistry yang sungguh menakjubkan di antara Ixy dan Hideki hingga mereka sendiri tenggelam dalam cerita tersebut.Setelah pertunjukan usai dan tirai panggung sudah diturunkan kembali, semua
Setelah beberapa saat, Yvoxy kemudian mendekati Ixy dan berkata pelan, "Aku sejak awal, selalu mengira bahwa kau adalah penyihir, namun setelah Demona berhasil dikalahkan, ternyata selama ini, Ramona-lah yang telah membantumu, Ixy. Maafkan aku sudah mengira kau adalah penyihir sejak awal, ternyata kau sudah terlahir kembali sebagai manusia, dan bukankah ini adalah akhir yang bahagia untukmu?"Lalu Yvoxy menoleh ke arah Rae dan melanjutkan, "Rae, kau harus membereskan seluruh kekacauan yang kau buat di panti asuhan itu! Secepatnya! Yang kau lakukan hanya menari dan bermain-main saja!"Rae langsung tertawa, lalu membalas, "Apa? Aku sudah berhenti menari karena aku sendiri harus menjaga Ixy, nenek sihir tua!"Mendengar itu, Hideki dengan wajah yang memerah, dengan cepat langsung bertanya, "Jika begitu… Bukankah Ixy tidak memiliki tempat tinggal lain selain di panti asuhan itu? Ehm, Ixy… Boleh saja tinggal di rumahku, dengan senang hati!"Naoki langsung menepuk kepala Hideki dengan lemah
Rae langsung saja berlari ke arah Naoki yang sudah kembali seperti sedia kala, dan dengan cepat, ia memeluk Naoki yang baru saja tersadar. Naoki sendiri terlihat kebingungan dengan apa yang baru saja terjadi."Naoki! Kau baik-baik saja!" seru Rae sambil memeluk Naoki dengan erat.Naoki, walaupun ia masih kebingungan, namun ia tersenyum, kemudian membalas, "Ah, ternyata kau mengkhawatirkanku. Maafkan aku, Rae," ia lalu membalas pelukan Rae dengan erat juga.Yvoxy sendiri terlihat tersenyum sambil memandang sekelilingnya. Semua penyihir akhirnya kembali lagi kepada keluarganya masing-masing, ada yang menangis terharu dan bahkan ada yang saling berpelukan.Keluarga-keluarga penyihir yang tadinya terpecah akibat salah satu dari mereka menjadi penyihir hitam atau terpisah karena diculik oleh Demona dan beberapa penyihir melarikan diri menuju ke Gedung Axell, akhirnya kini bisa bersatu kembali.Krahe yang tadinya tersungkur di atas tanah, kemudian bangkit perlahan dan melihat ibu kandungnya
Ixy menggeram. Ia kali ini memberanikan diri untuk berkata kepada Demona, "Kembalikan Hideki sekarang juga! Bebaskan semua yang ada di sini, dan tebuslah dosamu, Demona!"Mendengar perkataan Ixy barusan, Demona menjadi semakin marah, kemudian berteriak, "Jadi kau ingin kematian yang perlahan? Baiklah. Tangkap gadis itu, dan hancurkan dia!"Para penyihir marionette langsung menyerbu dirinya, namun, tiba-tiba, kabut-kabut hitam mulai mengelilingi tubuh Krahe, dan ia menghilang seketika dari samping Rae.Yvoxy dan Rae tampak terkejut, karena kini, Krahe muncul di hadapan Ixy sambil memasang badan untuknya dari para penyihir marionette yang mulai mencoba untuk mencabik-cabik dirinya.Krahe mulai melakukan perlawanan dengan kekuatan sihir hitamnya, ia mulai menghalau satu per satu para penyihir yang masih di bawah kontrol Demona itu.Sambil melakukan perlawanan, Krahe berkata kepada Ixy, "Maafkan aku sudah membuat kekacauan padamu… Aku akui bahwa aku juga menyukai Hideki, namun, kini aku t
Ixy kemudian melakukan fifth position dan mengangkat kedua tangannya ke atas. Demona semakin tertawa melihat Ixy yang hendak menari, lalu ia berkata lagi, "Makhluk bodoh mana yang berpikir bahwa tariannya bisa mengalahkanku?""Ixy tidak lagi sendirian, Demona!" seru seseorang dari belakang Ixy.Rae, Yvoxy, Ixy dan Demona langsung mencari-cari asal suara itu, ternyata Hideki yang tiba-tiba muncul dan berdiri agak jauh di belakang Ixy, membuatnya membatalkan niatnya untuk menari. Ia langsung menatap pria itu dengan raut wajah yang sedih."Hideki? Kau adalah manusia, bagaimana caramu masuk ke dalam dunia penyihir?!" tanya Rae."Krahe membawaku ke sini tanpa sengaja," jawab Hideki dengan senyum kecil di wajahnya.Rae langsung menoleh ke kanan dan ke kiri, ternyata Krahe terlihat sedang tersungkur di atas tanah, dan jaraknya agak jauh dari mereka semua. Hideki kemudian berlari mendekati Ixy, dengan menerobos seluruh penyihir yang sedang menari mengelilinginya.Kemudian ia langsung berdiri