Share

Act 9. Angsa Hitam yang Menipu

Lyxia kini mengubah dirinya menjadi Mira, menggunakan ilmu sihir hitam yang tiba-tiba saja ia miliki. Padahal, tidak ada satu penyihir pun di dunia penyihir yang bisa menggunakan sihir hitam tersebut kecuali para penyihir hitam dan pemimpinya, Demona, karena sumber energinya berasal dari kegelapan, dari iblis.

Entah apa yang merasuki Lyxia, dan entah rencana apa yang ia punya sehingga ia mengubah dirinya sendiri menjadi Mira, wanita yang bersama Mikhel tadi malam.

Ia lalu masuk ke dalam rumah Mikhel yang tidak dikunci, dengan perlahan. Mikhel yang terlihat hendak membuang sampah dan membuka pintu depan rumahnya, tiba-tiba terkejut ketika ia menemukan Lyxia yang kini adalah Mira.

Mikhel terkejut ketika ia melihat 'Mira' yang kini berdiri tepat di hadapannya, namun ia tersenyum dan bertanya, "Mira, bukankah kau baru saja pulang tadi? Atau adakah sesuatu yang tertinggal di sini?"

'Mira' lalu tersenyum mendengar pertanyaan tersebut, dan menjawab, "Tidak, aku hanya ingin bersamamu, walau hari masih subuh, bagaimana kalau kita menari bersama sampai pagi?"

Mikhel yang senang karena 'Mira' kembali datang untuk bersamanya lagi, apalagi kali ini ia mengajaknya menari, tentu saja ia terima ajakan itu dengan hati gembira.

Mikhel mengangguk dengan wajah yang senang. 'Mira' juga terlihat tersenyum dengan licik, melihat Mikhel yang mengiyakan ajakannya. Mereka berdua lalu pergi menuju halaman belakang.

Setelah sampai di halaman belakang, 'Mira' lalu mulai melakukan first position, serta mengangkat tangan kanannya ke hadapan Mikhel sambil bertanya, "Menarilah bersamaku, Mikhel."

Mikhel mengangguk namun tatapan matanya tiba-tiba kosong, ia hanya fokus melihat 'Mira'. 'Mira' kemudian memulai tariannya, sebuah gerakan tari dari cerita si angsa hitam, Odile. 'Mira' mulai menari dengan gerakan memutar tubuhnya dan mengelilingi Mikhel setelah itu, ia mulai menggoda Mikhel dengan tariannya.

Mikhel mulai takjub melihat tarian tersebut, dan sambil menarikan tarian angsa hitam Odile, 'Mira' berkata pelan kepada Mikhel, "Mikhel, apakah kau mencintaiku? Aku ingin mendengarnya langsung dari mulutmu."

Mikhel yang terpesona akan tarian angsa hitam tersebut, kemudian menjawab, Aku mencintaimu, Mira. Hanya dirimu, dan wanita lain bukanlah tandinganmu. Aku hanya mencintaimu."

'Mira' lalu tersenyum lebar mendengar pernyataan cinta Mikhel barusan. Ia lalu mulai melakukan bagian dari gerakan tari angsa hitam yang sulit, yakni pas de deux.

Entah mengapa, Mikhel sendiri yang tidak bisa menari, tiba-tiba saja mulai mengikuti alur tarian yang dibuat oleh 'Mira'. Mikhel mulai menggerakan tangannya dan membantu 'Mira' untuk melakukan seluruh gerakan pas de deux.

Sambil melakukan pas de deux bersama Mikhel, 'Mira' lalu bertanya lagi, "Mikhel, apakah kau akan memberikan hatimu kepadaku? Apakah kau rela memberikan segalanya untukku?"

Mikhel yang seolah dihipnotis, kemudian menjawab, "Baiklah, Mira, akan kuberikan segalanya termasuk hatiku."

'Mira' lalu berkata, "Mikhel, cintailah hanya aku. Jangan kau mencintai orang lain, berikan hatimu hanya padaku saja."

Mikhel mengangguk. Seluruh gerakan pas de deux hampir selesai, Mikhel lalu mengangkat tubuh 'Mira' ke udara, dan setelah itu, Mikhel menurunkan 'Mira' dengan perlahan.

Setelah kedua kakinya mendarat di atas tanah dengan mantap, sebuah bulu burung gagak hitam kemudian muncul di hadapannya dan 'Mira' langsung meraih bulu burung gagak itu dengan tangan kanannya, dan dengan cepat, bulu burung gagak hitam tadi berubah menjadi sebuah pisau kecil yang sangat tajam.

'Mira' langsung menghunuskan pisau kecil itu ke arah Mikhel, dan menancapkannya ke dada kiri Mikhel, tepat di jantungnya.

Mikhel langsung tersadar setelah pisau kecil menancap tepat di jantungnya, dan ia melihat 'Mira' yang baru saja menari bersamanya, tiba-tiba saja tubuhnya dikelilingi oleh kabut-kabut hitam, dan sejurus kemudian, berubah menjadi seorang gadis berambut hitam dengan bola mata berwarna abu-abu, yang memakai dresss berwarna hitam serta sepatu balet yang juga berwarna hitam.

Gadis itu adalah Lyxia!

Mikhel langsung terkejut, namun, karena kejadiannya sangat cepat, dan pisau kecil tadi telah menancap tepat di bagian jantung Mikhel menyebabkan darahnya mulai mengalir keluar perlahan.

Ia lalu menatap Lyxia dengan penuh ekspresi wajah yang terkejut dan matanya melotot, namun ia mulai lemah, dan tubuhnya perlahan, jatuh ke atas tanah.

Lyxia lalu mencabut pisau kecil yang ia tancapkan tadi ke jantung Mikhel, sambil tersenyum kecil, dan berkata, "Mikhel, kau salah. Kau menyatakan cintamu kepada wanita yang salah. Seharusnya kau menyatakan cintamu kepadaku, sehingga kau tidak mungkin berakhir seperti ini. Sekarang, pergilah dengan tenang. Biarkan hati dan jiwa ragamu, menjadi kekuatan untuk diriku."

Mikhel langsung tewas karena kehabisan banyak darah. Lyxia lalu mengangkat kedua tangannya dan memposisikannya di atas jasad Mikhel. Ia kemudian membuka kedua telapak tangannya, dan tampak kabut-kabut berwarna hitam-merah keluar dari tubuh Mikhel, yang kemudian kabut-kabut itu masuk ke dalam kedua tangan Lyxia.

Setelah semua energi, nyawa, serta emosi dan perasaan-perasaan Mikhel diserap oleh Lyxia, jasad Mikhel langsung berubah menjadi hitam seluruhnya.

Lyxia tersenyum kecil melihat korbannya, dan mulai bergumam dalam hatinya, "Sungguh manusia bodoh. Kau tidak seharusnya menyatakan cintamu kepada gadis yang salah, lihat akibatnya, kan? Dan setelah ini, aku akan bangkit kembali, lalu akan kubuang tubuh penyihir bodoh yang jelek ini!"

Lyxia lalu membuka portal menuju dunia penyihir dengan kedua tangannya. Setelah portal terbuka lebar dan ia sudah masuk ke dalamnya, portal tersebut langsung menghilang.

Lyxia yang kini sudah berada di dalam dunia penyihir, lalu berjalan sendirian di tengah siang hari yang terang, berbeda dengan dunia manusia yang saat ini hampir pagi menjelang.

Beberapa penyihir melihat Lyxia yang berjalan melewati jalan yang agak ramai, dengan tatapan matanya yang kosong, dan penyihir-penyihir itu mulai ketakutan. Lyxia entah kenapa, tiba-tiba saja memiliki aura yang menakutkan.

Burung-burung gagak hitam juga terlihat terbang di atas langit, mengikuti kemana pun Lyxia berjalan. Seluruh penyihir yang melintas dan melihat bayangan Lyxia di atas tanah, justru merasa sangat ketakutan.

Bayangan Lyxia, bukan hanya bayangan tubuhnya, namun juga terlihat bayangan sepasang sayap hitam besar yang tidak terlihat sama sekali berada di tubuh belakang Lyxia, namun sayap hitam besar itu terlihat di balik bayangannya.

Kebetulan saja, ibu dari Lyxia, berjalan melewati jalan yang sama dengan Lyxia. Ia melihat anak gadisnya tersebut berjalan sendirian dengan tatapan mata yang kosong.

Ibu Lyxia lalu berteriak memanggil anak gadisnya tersebut, "Lyxia!"

Ketika mendengar seseorang memanggilnya, Lyxia menghentikan langkahnya, lalu ia menoleh ke depan, melihat ibunya yang berlari kecil menuju dirinya. Lyxia berdiri tegak, dan tersenyum sinis.

Ibu Lyxia yang berdiri di hadapan anaknya dan berkata, "Lyxia, dari mana saja dirimu? Ayo kita segera pulang, ayahmu menunggu," dan ibunya meraih tangan anak gadisnya tersebut, namun, Lyxia sama sekali tidak mau berjalan.

Ibunya lalu menoleh ke belakang dan menatap Lyxia, dan melihat bahwa bola mata anak gadisnya tersebut bukan berwarna hitam, melainkan berwarna abu-abu.

Ia langsung melepaskan gandengannya dari tangan Lyxia, dan terdiam sesaat, lalu menatap Lyxia dari atas sampai bawah kaki anak gadis satu-satunya itu, dan ia langsung tersadar akan sesuatu, ia lalu menutup mulutnya dengan tangan kanannya. Ekspresinya menunjukkan rasa terkejut dan ketakutan yang luar biasa.

"Ibu, mari kita menari bersama," ucap Lyxia sambil melakukan fifth position. Tangan kanannya lalu ia arahkan ke hadapan ibunya, hendak mengajak ibunya menari bersama. Seolah terhipnotis, ibunya mengangguk tanpa menjawab.

Lyxia mulai menari mengelilingi ibunya dengan perlahan, sambil bertanya, "Ibu, apakah ibu hanya mencintaiku?"

"Iya, Lyxia. Ibu hanya mencintaimu," jawab ibunya.

Lyxia kembali bertanya, "Ibu, apakah ibu rela memberikan jiwa dan raga ibu kepadaku, jika memang ibu mencintaiku?"

Dan ibunya membalas, "Anakku, aku rela."

Lyxia lalu tersenyum mendengar jawaban ibunya tadi. Ia lalu menari, mengelilingi tubuh ibunya sambil tersenyum sinis.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status