Share

Act 7. Kebangkitan Iblis Hitam

Setelah Lyxia masuk ke dalam lorong gelap yang minim cahaya, tiba-tiba saja, pintu kecil tadi tertutup rapat dengan sendirinya. Lyxia seolah tidak mendengar sama sekali suara pintu tersebut, dan seolah terhipnotis, ia justru semakin penasaran kemana bulu burung gagak hitam tersebut akan membawanya.

Bulu burung gagak hitam tersebut mulai terbang rendah dan semakin menjauhinya, dan Lyxia mulai berlari untuk mengejar bulu burung gagak hitam itu.

Setelah berlari untuk beberapa saat, ia akhirnya tiba di sebuah ruangan yang berada di ujung lorong. Bulu burung gagak hitam tersebut masih terus melayang, lalu pintu ruangan tersebut terbuka sendiri, dan bulu burung gagak hitam tersebut kemudian masuk ke dalamnya, diikuti oleh Lyxia.

Bulu burung gagak hitam itu akhirnya mendarat di atas sebuah lemari yang terlihat sudah tua usianya. Lyxia lalu membuka lemari tua itu dengan perlahan. Memang ruangan yang gelap, namun, entah bagaimana, Lyxia bisa melihat seberkas cahaya berwarna abu-abu yang memantul menuju ke arah lemari tua tersebut sehingga ia memberanikan diri untuk membukanya.

Setelah membuka lemari tua itu, Lyxia lalu melihat sebuah kotak berwarna hitam yang ukurannya kecil. Dengan rasa penasaran, Lyxia kemudian mengambil kotak berwarna hitam itu, lalu membukanya, dan terlihat sebuah batu kristal kecil yang berwarna hitam legam di dalamnya.

Tiba-tiba saja, kotak kecil berwarna hitam itu bercahaya, dan cahaya yang muncul dari luar kotak, berwarna merah terang, lalu mendadak, kotak itu pecah berkeping-keping di atas tangan Lyxia, namun pecahannya tidak melukai tangannya, melainkan berubah menjadi debu halus, sementara batu kristal hitam kecil yang ada di dalam kotak tadi, mulai bersinar, lalu melayang-layang di udara.

Kedua bola mata Lyxia yang berwarna hitam, tiba-tiba berubah menjadi warna abu-abu ketika ia menatap tajam bola kristal hitam itu.

Seolah dihipnotis, tiba-tiba saja Lyxia mendengar suara seorang wanita, yang sedang bertanya kepadanya entah dari mana asalnya, “Lyxia, apakah kau jatuh cinta kepada seorang manusia?”

Lyxia menjawab, “Iya. Aku mencintainya, dan cinta itu adalah pada pandangan pertama…”

Suara wanita misterius tersebut kemudian bertanya lagi, “Tidak ada yang salah mencintai seorang manusia, bukan?”

Lyxia mengangguk, dan kali ini, suara wanita misterius itu bertanya untuk ketiga kalinya, “Lyxia, apakah kau ingin seluruh dunia ini menjadi milikmu, sehingga kau bebas melakukan apa saja? Dan apakah kau ingin sekali mengendalikan kedua dunia itu?”

Lyxia yang terlihat seperti sedang terkena hipnotis, langsung saja mengangguk setelah pertanyaan ketiga tadi, lalu ia berkata, “Aku ingin sebuah dunia yang tidak mengekang diriku, aku ingin menguasai dunia ini. Aku ingin bebas melakukan apapun tanpa halangan, aku ingin kembali ke dunia manusia dan bertemu Mikhel, tanpa rasa khawatir. Dua dunia ini… Harus menjadi milikku!”

Suara wanita misterius itu tiba-tiba menghilang, tidak lagi bertanya ataupun membalas. Batu kristal hitam kecil yang melayang-layang tadi, kini semakin bersinar terang, dan dengan perlahan, batu kristal hitam kecil itu kemudian masuk ke dalam dada Lyxia, dan menyatu dengan tubuhnya. Lyxia sendiri masih terdiam, pandangan matanya kosong.

Di luar gedung perpustakaan, tiba-tiba banyak burung gagak hitam yang entah dari mana asalnya, berkumpul dan terbang di atas gedung perpustakaan. Banyak sekali burung-burung gagak hitam yang berkumpul dan membuat suara-suara yang menyakitkan telinga-telinga semua penyihir yang mendengarnya.

Penyihir-penyihir yang sedang berada di sekitar gedung perpustakaan, mulai terheran-heran melihat kumpulan burung-burung gagak hitam yang muncul secara misterius entah dari mana asalnya, namun, beberapa penyihir justru mulai merasa ketakutan melihat burung-burung gagak hitam itu.

Dari kejauhan, Yvoxy yang sedang berjalan dengan santai sambil menyusuri jalanan yang sepi, tanpa sengaja, ia melihat burung-burung gagak hitam yang berterbangan di atas sebuah gedung.

"Itu gedung perpustakaan!" seru Yvoxy, lalu ia langsung berlari menuju ke arah gedung perpustakaan dengan ekspresi wajah yang terlihat panik.

Setibanya dia di depan gedung perpustakaan, ia lalu menoleh ke atas, kemudian ia melihat burung-burung gagak hitam yang jumlahnya semakin banyak, terbang di atas dan mengelilingi gedung perpustakaan.

“Astaga. Siapa yang sudah membangkitkan nyawa batu kristal hitam iblis itu? Bukankah sudah batu kristal hitam itu sudah disegel oleh Ramona, seratus tahun lalu? Aku sudah memastikan untuk menyembunyikan kotak berwarna merah darah itu tanpa ada seorangpun yang tahu keberadaannya, namun… mengapa burung-burung gagak hitam ini muncul kembali? Apakah Demona sudah bangkit?” gumam Yvoxy dalam hatinya.

Ia masih menatap kumpulan burung-burung gagak hitam yang berterbangan dengan ekspresi wajah yang gundah gulana.

Melihat burung-burung gagak hitam mulai berterbangan kembali di atas langit di dunia penyihir, Rae kemudian berlari dari rumahnya, dan sambil melewati jalan yang sepi, ia masih menatap ke atas langit, melihat burung-burung gagak yang muncul entah dari mana asalnya.

Ia terus berlari sampai akhirnya burung-burung gagak hitam itu membawanya ke gedung perpustakaan. Ia lalu melihat Yvoxy, kemudian ia berjalan cepat, dan akhirnya, ia berdiri di samping Yvoxy.

Dengan ekspresi yang gundah gulana, Rae bertanya, “Apakah ini kebangkitan Demona? Apakah… segel yang nenekku buat, sudah terbuka?"

Yvoxy lalu mengangguk, namun ia masih terus memperhatikan burung-burung gagak hitam yang jumlahnya semakin banyak.

Rae juga memandang ke arah burung-burung gagak hitam itu, kemudian ia berkata lagi kepada Yvoxy, “Nenekku sudah menyegel Demona seratus tahun lalu, dan ia rela kehilangan seluruh kepingan-kepingan hatinya, membuatnya kehilangan kemampuannya untuk merasakan seluruh emosi dan perasaan-perasaan seperti cinta, kasih sayang, dan perasaan lainnya, hanya untuk menyegel iblis sialan itu, lalu ia hidup dengan tatapan kosong dan wajah datar, tanpa bisa merasakan perasaan apapun. Lalu, sekarang, siapa penyihir yang berani membuka segel itu?”

Yvoxy hanya menghela nafas panjang, lalu membalas Rae, “Ada seseorang yang mempunyai tujuan jahat yang begitu kuat, yang sudah membuka Demona. Ia bisa saja bangkit lebih kuat setelah ini, dan perang akan segera dimulai kembali. Kita harus menemukan siapa orang tersebut. Ini berbahaya, dan jika bisa, kita harus membunuh orang itu, bukan, penyihir itu. Kita harus membunuh penyihir itu!”

Di sisi lain, di sebuah ruangan tersembunyi yang gelap, Lyxia masih menatap dinding ruangan itu dengan tatapan yang kosong.

Secara tiba-tiba, suara wanita misterius tersebut kembali terdengar, dan berkata kepada Lyxia, “Hatimu, cintamu, sungguh tulus namun penuh ambisi. Ambisimu untuk mengubah dunia ini hanya untukmu dan dirinya, berdua, benar bukan? Ambisimu akan semakin besar dan terwujud setelah ini, ikutilah kata-kataku, dan aku akan menghadiahkan padamu, dunia ini.”

Lyxia lalu mengangguk dengan wajah datar. Bola matanya kini sudah berubah menjadi warna abu-abu, bukan lagi hitam seperti sebelumnya.

Di luar gedung perpustakaan, burung-burung gagak hitam yang tadinya terbang mengelilingi bagian atas gedung, kini perlahan terbang menjauh dan menghilang begitu saja entah kemana.

Seluruh penyihir yang melihat kejadian tersebut ada yang kaget, dan ada juga yang merasa lega melihat burung-burung gagak tersebut sudah pergi dan menghilang, namun ada juga beberapa penyihir yang mulai bertanya-tanya apa yang terjadi.

Yvoxy dan Rae langsung berlari masuk ke dalam gedung perpustakaan, kemudian mereka mulai mencari-cari penyihir mana yang kira-kira sudah membuka segel batu kristal hitam tersebut, namun, mereka malah melihat Lyxia sedang membaca sebuah buku di ujung perpustakaan.

Lyxia yang mendengar suara langkah kaki Yvoxy dan Rae, langsung menoleh ke arah mereka, dan tersenyum, lalu menatap mereka berdua dengan tatapan yang sinis, lalu berkata, “Hai, guru-guruku. Ada apa kalian berdua bersama di dalam perpustakaan ini? Mengapa terkejut sekali melihatku seperti itu?”

Yvoxy langsung memperhatikan kedua bola mata Lyxia yang bukan lagi hitam warnanya, melainkan kini berwarna abu-abu. Keringat dingin Yvoxy langsung mengalir melewati wajahnya, ketika ia melihat Lyxia yang kini tampaknya, bukan Lyxia yang biasa.

Lyxia lalu menutup buku yang baru saja ia baca, dan berdiri dari kursinya, dan melangkah perlahan menuju kedua gurunya yang dari tadi menatap dirinya dengan tatapan penuh kebingungan dan kecurigaan.

Lyxia lalu berjalan mendekati mereka berdua, kemudian ia berhenti di hadapan kedua gurunya, dan mulai bertanya, “Apa ada yang salah denganku, sehingga kalian menatapku dengan begitu curiga?”

Rae dengan spontan menjawab, “Lyxia, tidak, kami hanya ingin mencari sebuah buku sihir di dalam perpustakaan ini, namun juga terkejut menemukan dirimu di sini. Tidak biasanya kau berada di perpustakaan dan membaca buku. Biasanya kau hanya berpikir soal menari.”

Lyxia tersenyum mendengar jawaban itu, lalu membalas, “Ah, aku hanya bosan di rumah dan selalu kesepian, orang tuaku, keduanya selalu pergi pagi hari sekali hanya untuk mengajar, dan akan pulang malam hari, dan aku mulai bosan menari, sehingga aku berpikir lebih baik pergi ke perpustakaan ini hanya untuk sekedar membaca buku.”

Lyxia lalu menoleh ke arah Yvoxy dan menatap guru sihirnya dengan tatapan sinis, lalu berkata lagi, “Adakah yang kau curigai, guru?”

Keringat dingin Yvoxy semakin mengalir, tubuhnya mulai bergetar ketika ia menatap kedua bola mata Lyxia yang – tidak biasanya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status