Share

34. Jalur hukum

     Aga melihat Ben membukakan pintu untuknya. Dia masuk saja tanpa menutup pintu mobil kembali. Dia memukul-mukul jok mobil. Ben yang melihatnya membiarkan dengan begitu adalah cara dia meluapkan emosinya. Daripada tidak sama sekali akan meletus seperti gunung berapi.

     Aga berusaha mengatur napas dan mengendalikan emosinya.

“Mau minum, Mas Aga?” tanya Ben memegang air mineral.

“Tidak. Terima kasih.”

     Aga menatap ke depan dengan pandangan kosong. Ketika dia marah akan meluapkan emosinya dan melupakan seperti amnesia.

“Apa yang terjadi Mas Aga?” tanya Ben lembut.

“Aku kesal. Kenapa juga orang itu yang harus buat kesal?”

“Pakai cara di sana tidak bisa?”

“Tidak bisa. Aku tidak tahu lagi. Aku tidak mau memakai cara hukum karena akan mempersulit semuanya. Kalau pihak kita tidak akan sulit dan aku sudah tahu siapa yang melakukan semua ini.”

“Siapa Mas Aga? Bukannya Mos?”

“Bukan, tetapi bapaknya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status