Share

17. Kenangan di masa lampau (bagian kedua)

"Mama, Rebecca sama sekali enggak ada pernah melukai Delilah." Kilahnya sambil bergelayut manja di lengan milik wanita paruh baya yang kuduga adalah ibunya.

Wanita itu memiliki wajah angkuh yang mirip dengan anak semata wayangnya itu.

Saat itu aku merasa sedikit iri dengan interaksi mereka. Apalagi ketika Ibu Rebecca terus mengelus kepala anaknya dengan lembut sambil memasang wajah ketus ke arahku.

Bu Hafni kembali masuk ruangan dengan wajah sedikit panik setelah ia menelpon rumahku untuk ketiga kalinya. Ia sepertinya was-was karena Ibu tak kunjung datang.

Kami berada di ruang rapat. Ada empat kursi sofa panjang berwarna cokelat tua dalam ruangan bercat putih ini. Sebuah meja kaca berbentuk persegi panjang berada di tengah ruangan. Membatasi kami yang duduk berhadapan.

Aku menundukkan kepala dan menatap ubin putih di lantai. Pandangan Ibu Rebecca membuatku tidak nyaman. Seolah m

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status