Share

Bab 67

"Makasih, ya, Pak," ujar Fanala setelah Karel membayar makanan mereka.

"Sering-sering mampir ya, Mbak, Mas," ucap Pak Moes.

"Doain aja besok masih sanggup bangun, Pak," canda Karel.

Pak Moes menepuk pundak Karel hangat. "Semangat, Mas Karel!" Kemudian beliau berganti memandang Fanala. "Mbak Nala juga, semangat!"

Fanala tersenyum. "Bapak juga, semangat jualannya. Sama jaga kesehatan, ya, Pak. Nanti biar aku bisa makan nasi goreng Bapak lagi sambil nostalgia jaman kuliah."

Setelah berpamitan dengan Pak Moes, Fanala mengekori Karel masuk ke mobil. Saat ia tengah memakai sambuk pengaman, Karel bertanya, "Lo udah bilang orang rumah pulang malem?"

"Gue gak bawa handphone."

"Ck!" Karel berdecak. "Lo bawanya apaan, sih, La?" Ia mengambil ponsel dan mengeceknya.

"Badan doang. Uang aja gue gak bawa."

"Ini Sasha ngapain juga nelepon berkali-laki," omel Karel. Kemudian dia menempelkan ponselnya ke telinga, dan dua detik kemudian berkata, "Kenapa, Sha?"

"Kok baru diangkat, sih, Kak?" ujar Sasha.

"
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status