Disepanjang perjalanan pulang Orlando berkali-kali melirik Gadis yang duduk diam bagai arca di sampingnya. Dia yang modelnya lempeng dan tidak mengerti cara merayu ini bingung harus mencari topik apa untuk membuka obrolan. Bayangkan saja, dia yang sehari-hari cuma menginterogasi dan menekan para bandit dan juga penjahat, kini di paksa harus menjadi Sudjiwo Tejo. Orlando khawatir kata-kata indah yang sudah susah-susah dirangkainya bukannya terkesan mesra tetapi malah lebih mirip Berita Acara Pemeriksaan lah ujung-ujungnya. Kan bisa gawat jadinya.
"Abang memang orang yang kaku dan tidak bisa melakukan apapun dengan benar, tapi satu hal yang perlu kamu ketahui sayang. Abang sangat mencintai kamu. Tolong maafkan kebodohan Abang yang sudah membuat kamu sedih dan sakit hati.
Maaf jika selama ini mungkin Abang kurang perhatian kepada kamu. Karena jujur Abang sering kali bingung saat harus membagi waktu antara harus ngangenin kamu atau mikiHujan deras diiringi suara petir yang menggelegar membuat Gadis yang ditinggal sendirian di rumah menjadi ketakutan. Dua orang ART orang tuanya yang merupakan ibu dan anak, sudah tidur sejak jam sembilan tadi. Hujan deras di malam hari memang cenderung membuat orang lebih cepat mengantuk. Sebenarnya tadi Gadis berat sekali melepas Orlando untuk bertugas. Entah kenapa malam ini hatinya resah dan perasaannya tidak enak. Gadis merasa mungkin ini semua adalah akibat dari hormon kehamilannya.Demi membunuh rasa sepi dan ketakutannya, Gadis menonton televisi sambil menunggu kantuk menghampirinya. Tetapi walaupun pandangannya mengarah kedepan, Gadis sama sekali tidak bisa menikmati apa yang disajikan didepan matanya itu. Dia sangat gelisah!Ceklek!"Arrghhhh!"Gadis menjerit kaget saat pintu kamarnya tiba-tiba saja terbuka. Setelah melihat dua orang Asisten Rumah Tangga orang tuanya masuk
Dalam diam Gadis menajamkan pendengarannya. Pada saat matanya tidak bisa ia gunakan, maka telinganya lah yang akan ia maksimalkan. Ia sama sekali tidak mau mati konyol di sini. Ia tahu bahwa panik tidak akan memberikan manfaat apa-apa selain membuat tekanan darahnya meninggi dan kemampuan berpikir sel-sel otaknya menjadi lumpuh. Mobil berjalan cepat dan semakin lama perjalanan sepertinya semakin menurun dan berkelok-kelok. Perut Gadis seperti sedang dikocok-kocok saking mualnya. Gadis menarik nafas pelan-pelan dan menghembuskannya secara teratur. Ia tidak bisa mengeluarkannya dari mulut karena mulutnya telah di lakban. Gadis sampai mengeluarkan keringat dingin saking enegnya. Setelah perjalanan di dalam mobil yang rasanya lama sekali, akhirnya mobil yang membawanya berhenti juga. Telinga Gadis langsung menangkap suara debur kencang ombak yang memecah pantai. Berarti ia sedang diasingkan pada sebuah pantai. Benaknya mencatat baik-baik semua tanda
Rumah mewah yang terletak di pinggir pantai itu tampak mentereng dan megah. Karta Suwirya membangunnya terpisah cukup jauh dari penginapan exclusive khusus untuk para turis yang datang berkunjung. Terlihat sekali Karta menginginkan agar privacynya tidak terganggu. Dalam gelapnya malam, rumah itu bersinar layaknya cahaya mercusuar. Pantai ini sebenarnya adalah pantai daerah wisata. Sementara penginapannya terletak diseberang pulau. Jadi untuk mencapai penginapan dan akses keluar masuk pulau, para penghuninya harus menggunakan kapal ferry. Begitu pun untuk kegiatan sehari-hari. Penginapannya memang sangat mewah namun sangat terpencil. Daerah wisata seperti ini biasanya adalah destinasinya para pengantin baru yang ingin honeymoon. Karena kesan yang di tampilkan itu private dan juga intimate. Di tempat inilah Kartasuwirya biasanya menyembunyikan para selingkuhannya. Tempat yang sampai sejauh ini belum terendus oleh istrinya. M
"Mbak Gadis, melahirkan itu sakit nggak sih? Salwa takut, Mbak. Menjelang hari Hnya seperti ini, Salwa keder, Mbak. Ngeri."Gadis yang sedang menyusui Dimetrio Atmanegara, putra pertamanya mengalihkan pandangannya pada Salwa. Sahabat sekaligus partner in crimenya di restaurant dulu yang kini telah menjadi kakak iparnya. Salwa menikah dengan Putra Tirta Sanjaya, kakak sulungnya satu setengah tahun yang lalu. Kini Salwa tengah hamil tua dan tinggal menghitung hari kelahirannya. Tidak heran kalau kakak iparnya ini ketakutan memikirkan betapa menyakitkannya proses kelahiran yang harus ia lalui."Begini ya, Salwa. Mbak akan memberi gambaran dari mana muncul rasa sakit itu dulu sebelum asumsi kamu melebar kemana-mana. Salwa, dengar, penyebab sakit saat melahirkan itu biasanya adalah karena kontraksi otot. Rahim kita ini memiliki banyak otot. Otot ini akan berkontraksi dengan kuat untuk mengeluarkan bayi s
Drttt... drtt... drtt..."AKBP Orlando Atmanegara, harap ke Timor Kupang Pati secepatnya. Ada bandeng 810 mengambang di rawa-rawa.""Medan Demak?""Kemungkinan besarnya seperti itu. Makanya saya menugaskan Anda untuk mendapatkan laporan kongkritnya. Segera kabari saya setelah bandeng dibawa ke Rembang Solo untuk di lakukan otopsi.""Siap 86!"Orlando menutup percakapan via ponsel pintarnya, untuk segera melaksanakan tugas-tugas yang sudah menantinya. Sejak mengabdikan diri menjadi seorang aparat negara ini, hidup matinya memang sudah ia serahkan pada Allah dengan segala resiko yang mengikutinya. Dalam menangani semua resiko berat sehubungan dengan pekerjaannya sebagai seorang polisi, ia selalu bersikap pasrah dan wallahu a'lam bish- shawabi. Yang penting ia selalu bersikap professional dan amanah. Selebihnya i
"Saya sudah menghubungi suami Anda yaitu Bapak Nayaka Bratadikara. Tetapi beliau mengatakan bahwa dia sudah tidak ingin mendengar kabar apapun lagi dari Anda karena beliau sudahmendaftarkan gugatan perceraian terhadap Anda sebulan yang lalu.Saya juga sudah menghubungi kedua orang tua Anda, Bapak Candra Daniswara dan ibu Kartika Daniswara. Tetapi mereka juga mengatakan bahwa mereka tidak mau bertanggung jawab lagi terhadap semua tindakan ehm maaf tidak bermoral Anda selama ini. Jadi saya harap Anda mengerti kalau Anda merasa heran kenapa hanya Anda satu-satunya pasien di rumah sakit ini yang tidak pernah di kunjungi oleh keluarga mau pun kerabat. Saya minta maaf, saya tidak bisa berbuat banyak untuk Anda." Orlando berusaha merangkai kalimat sehalus mungkin untuk Maya. Tetapi tetap saja rasanya terdengar cukup menyakitkan saat tidak ada seorang pun yang ingin menjenguknya alih-alih membawanya pulang."Te—terima kasih ka
"Jadi Anda mau tinggal di mana sekarang? Pihak rumah sakit telah menyatakan kalau Anda sudah sembuh dan bisa berobat jalan saja, kecuali untuk kasus amnesia Anda. Karena khusus untuk penyakit Anda yang satu itu hanya bisa di sembuhkan oleh waktu. Sementara pemerintah kita tidak mungkin menanggung biaya yang tidak urgent lagi sifatnya. Di negeri ini bukan hanya Anda yang harus diperhatikan oleh pemerintah. Saya harap anda mengerti."Suara datar-datar tegas polisi yang menolongnya beberapa hari yang lalu memasuki pendengarannya.Sebenarnya Maya sendiri juga bingung dia mau tinggal di mana sekarang. Karena menurut cerita suaminya, setelah suaminya itu mengajukan gugatan cerai, ia langsung pindah ke rumah mewah yang dibelikan oleh sang politisi yang telah menjadi penopangnya beberapa waktu yang lalu itu. Berarti satu-satunya tempat bernaungnya hanyalah rumah yang dibelikan oleh selingkuhannya itu. Tetapi kini Maya bertekad un
Panasnya matahari di siang bolong seperti ini menguras energi Maya yang tidak seberapa akibat baru sembuh dari luka-lukanya. Setelah pertengkarannya dengan Orlando tadi, Maya memang memutuskan untuk segera pergi dari hadapan sang AKBP. Ia capek selalu di hina-hina olehnya. Kalaupun dulu dia memang tidak ada bagus-bagusnya menjadi seorang manusia, akan tetapi tidak perlu juga bukan setiap lima menit sekali ia mengingatkannya? Masih terngiang-ngiang di kepala Maya pertengkarannya dengan Pak AKBP Orlando yang sangat menyakiti hatinya."Anda mau ke mana Bu Maya? Anda itu belum sembuh benar untuk bekerja. Laki-laki yang membooking Anda akan merasa bercinta dengan boneka Annabelle kalau melihat memar-memar di sekujur tubuh Anda. Anda belum layak pakai, Bu Maya.Lagi pula orang yang mencoba membunuh Anda itu belum tertangkap. Anda tidak aman berkeliaran di jalanan tanpa perlindungan, Bu Maya."