Share

Bab 5 Kegilaan Cassandra

Dominique telah selesai melakukan kegiatan mandinya. Dengan memakai kaos oblong dan celana jeans yang sengaja dia bawa dalam tasnya Dominique berdiri di depan kaca untuk merapikan penampilannya.

Dia membiarkan rambutnya yang basah, kering begitu saja tanpa memakai minyak rambut. Sesekali dia mengusap dan mengacak rambutnya dengan jari. Gaya pakaian yang dipakainya membuat ketampanan Dominique tampak terlihat jelas. Cassandra yang melihat pemandangan indah di depan matanya itu, tentu saja tidak melewatkan kesempatan.

"Dominique, kau terlihat sangat mengagumkan. Ah, seandainya saja kau menjadi milikku. Pasti aku menjadi wanita yang paling beruntung di Louisiana ini dan pastinya kau juga karena aku pasti akan memberikan segalanya untukmu." oceh Cassandra.

Dominique yang mendengar ocehan Cassandra tidak menghiraukannya. Sudah sering dia mendengar rayuan maut yang dilontarkan Cassandra. Baginya, wanita yang dengan mudah memberikan tubuhnya sudah banyak di luar sana. Namun, karena cinta dan sayang kepada ibunya, Dominique tidak mau merusak perempuan. Dominique pun berlalu begitu saja hendak keluar dari kamar.

"Hei, Dom. Tunggu aku!" seru Cassandra sambil melingkarkan tangannya di lengan kiri Dominique.

Mereka pun berjalan menuju lobby hotel untuk menikmati makan siang. Banyak pasang mata yang melihat sekaligus iri dengan Cassandra. Mereka saling berbisik dan mengatakan bahwa beruntung sekali dia dapat memiliki pendamping seperti Dominique.

Dominique hanya memutar bola mata malas dan tidak menghiraukan Cassandra yang dengan centilnya semakin mengeratkan tubuhnya di lengan Dominique, sehingga area sensitif kembarnya sampai bergesekan dengan lengannya.

Dominique tampak canggung, walau bagaimanapun juga dia adalah seorang pria normal. Berkali-kali dia mencoba melepaskan pelukan Cassandra. Namun, tampaknya wanita itu tidak tahu malu malah semakin menjadi bahkan ketika berbicara sampai mendekatkan bibirnya ke wajah Dominique.

"Dom, aku ingin. Sehabis makan siang, kita coba, yuk! Tenang aku akan mengajarimu nanti. Tidak usah malu, selalu ada untuk yang pertama." Suara Cassandra yang dibuat mendesah berembus di pipi Dominique.

Ada rasa yang aneh menelusup ke dalam tubuh Dominique. Dia tampak frustrasi dan takut apa yang selama ini dia jaga lama-lama akan hilang juga. Dengan paksa dia menghempaskan tangan Cassandra dan hampir membuatnya terjatuh.

"Don't be insane, Cass. Kau, pesanlah makan terlebih dahulu. Aku mau ke toilet dulu sebentar," ucap Dominique kesal.

Cassandra mengangguk, kemudian mengecup perlahan sudut bibir Dominique. Dominique yang terkejut akan serangan Cassandra yang tiba-tiba, gegas meninggalkannya menuju toilet.

"Crazy girl, tambah berani saja dia. Aku harus menghubungi Tony untuk mengurus sepupunya itu," gerutu Dominique.

Dominique menghubungi Tony dan menceritakan yang terjadi antara Cassandra dan dirinya. Bukannya memberi solusi, Tony malah tertawa terbahak-bahak dan menyuruh Dominique menerimanya dengan lapang dada.

"Mereka berdua memang sama-sama konyol. Pantas saja cocok menjadi saudara," oceh Dominique sambil terus melangkah menuju toilet.

Tanpa diduga, Dominique dan Aubrey bertemu di toilet lobby hotel tersebut. Aubrey pura-pura tidak melihat keberadaan Dominique dan mencoba berlalu begitu saja.

Namun, tampaknya keadaan memang selalu melibatkan keberadaan mereka untuk saling berinteraksi. Tiba-tiba, segerombolan anak kecil entah dari mana menuju toilet menabrak Aubrey. Sehingga, tubuhnya terhuyung dan terjatuh ke sisi Dominique.

Dominique yang sedang menahan hasratnya karena ulah Cassandra tadi, karena kejadian tersebut membuat dirinya semakin merasakan gelenyar aneh dalam tubuhnya. Sontak area sensitif Dominique yang di bawah sana menegang karena wajah Aubrey yang begitu dekat dengan wajahnya.

Aubrey yang merasakan ada yang aneh, lantas mendorong tubuh Dominique dan melepaskan pelukannya. Wajah Aubrey terlihat bersemu merah. Ketika hendak pergi, Dominique menahan lengannya, kemudian menangkup wajah Aubrey yang berada di hadapannya.

Dominique memandang mata indah milik Aubrey dengan seksama. Aubrey pun melakukan hal yang sama, mereka berdua tampak terhanyut dalam keadaan yang tengah terjadi. Mereka terdiam dan saling bertatapan.

"Hei, kalian sedang apa?" Tony yang tiba-tiba datang melempar tanya.

Dominique dan Aubrey merasa salah tingkah. Aubrey pun memilih pergi dan meninggalkan mereka berdua tanpa berkata sepatah kata pun.

"Apa yang sedang kau lakukan, Dom. Siapa gadis itu, rasanya aku pernah melihatnya? Pantas saja kau menolak Cassandra, ternyata kau sudah punya pilihan, ya?" tanya Tony.

"Bukan siapa-siapa. Aku tidak mengenalnya, kebetulan tadi dia mau jatuh ditabrak anak-anak yang berlarian ke toilet. Jadi aku membantunya," jawab Dominique.

"That is't."

"Ya, hanya itu saja. Mau apalagi, memangnya aku penjahat seperti kau."

"Sial. Aku hanya menikmati dunia yang indah ini, Dom. Tidak seperti kau, kaku dan dingin."

Dominique pun menuntaskan hajatnya. Kemudian menyuruh Tony untuk mengurus Cassandra. Dia lebih memilih mencari restoran terdekat dari hotel, dari pada harus berurusan kembali dengan Cassandra. Sekalian dia mengambil mobilnya yang terparkir di ujung Bourbon Street.

Cassandra tampak kesal karena Dominique tidak kunjung kembali. Malahan Tony yang menemani makan siangnya. Tampaknya pendekatan dia yang begitu frontal tidak berhasil, malah membuat Dominique menjadi ketakutan. Bukankah semua pria suka akan hal itu. Cassandra bermonolog dan menenangkan dirinya. Setelah menghabiskan makan siangnya, dia pun meninggalkan Tony dan mencari kesenangannya sendiri untuk melampiaskan keinginannya yang tertunda.

Dominique memilih menghabiskan makan siangnya di Kafe Beignet On Bourbon setelah mengambil mobilnya. Pikirannya tampak menerawang memikirkan Aubrey. Dia menepis rasa di hatinya yang mengatakan ada ketertarikan pada diri Aubrey.

"Ah, tidak mungkin. Itu pasti rasa penasaran saja. Tidak mungkin aku tertarik dengan wanita tomboy yang berpakaian seperti pria itu. Bahkan Cassandra yang cantik dan selalu tampil seksi saja aku tidak pernah jatuh cinta padanya, apalagi wanita seperti itu." Dominique berbicara dengan dirinya.

Setelah selesai makan siang, Dominique kembali ke hotel dan merapikan barang-barangnya. Dia berencana akan check-out sore ini dan pulang ke rumah. Perjalanan dari hotel Bourbon Orleans ke mansionnya di Magnolia 535 Gravier St. Distrik hanya berjarak 1 miles saja. Dominique juga sudah menghubungi Tony tentang rencananya. Tony berkata dia akan tinggal dua hari lagi di Bourbon Orleans dan dengan Cassandra -- Dominique disuruh tidak usah mengkhawatirkannya.

Petang hari itu tampak indah. Dominique melajukan mobilnya dengan santai sambil menikmati suasana sore pada hari itu. Tiba-tiba, sebuah motor sport warna merah melintas di samping mobilnya. Dia seperti mengenali siapa yang mengendarai motor tersebut. Setelah memperhatikan dengan seksama, ternyata benar Aubrey-lah pengendara motor tersebut.

Dominique dapat mengenali pemilik tubuh mungil dan rambut ikal kecoklatan yang setengahnya tertutupi oleh helm itu. Ada yang berdesir dalam hati, matanya terus memandangi tanpa henti dan menelisik ke mana arah yang wanita itu tuju. Tanpa diperintahkan senyuman terbit di bibir merah nan tipis miliknya.

"Aku bisa gila, baru saja membayangkannya dan dia kini sudah ada di depan mata."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status