Share

Taking First Down

Herman tersadar, tubuhnya terbaring bersama reruntuhan dinding sekolah. Karena bagain belakang sekolah dipenuhi kebun, maka tidak ada kerusakan lain yang timbul. Mata Herman sempat merasakan perih, namun sepertinya dikarenakan darah yang keluar dari kepalanya mengalir ke wajahnya.

"Gue terlalu meremehkan Terak tersebut. Tapi sekarang gue dimana? Bagaimana gue bisa disini.." Herman berusaha bangkit, tangan kirinya yang digunakan sebagai inang photon kini sudah sepenuhnya lumpuh, menggantung di samping Herman.

"Kap..ten, Herman.." terdengar suara pelang yang berusaha memanggil nama Herman. Ia langsung mengenali suara itu sebagai suara Gani.

"Gani! Gani! lo dimana?" sahut Herman sambil mencar-cari di antara reruntuhan dinding sekolah. Di tengah gelap kebun itu, Herman melihat sebuah lengan mengacung, seolah memberi tanda.

"Gani!" tanpa pikir panjang, Herman segera berjalan cepat dengan tertatih mengejar lengan tersebut. Namun, belum jauh melangkah, perge

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status