Share

Mencoba Gaun Pernikahan

Bella melihat gaun pernikahan yang sudah terpasang di manekin. Baru pertama kali melihatnya, Bella langsung dibuat heran. Rancangannya sangat indah, mempesona, keren dan terlihat begitu elegan. Kristan memang nggak salah pilih butik. Ini butik terbaik yang bisa berikan acungan jempol. Bella suka. Tapi bukan berarti dia menang. 

"Nona Bella. Silahkan di coba gaunnya. Jika ada yang kurang bisa kami perbaiki."

Dengan tidak sabar, Bella mencobanya untuk memastikan apakah semuanya pas. Begitu juga dengan Kristan. Dia juga mencoba memakai jasnya yang sudah disediakan.

Selesai mengenakannya Bella keluar untuk memperlihatkan pada desainer apakah semuanya sudah oke atau belum. Untuk saat ini, Bella rasa gaun yang dipakai sangat pas dan nyaman. Tidak terlalu terbuka dan yang pasti tidak ribet jika nanti Bella berjalan.

Sebentuk seringai terlihat di bibir Kristan begitu Bella keluar dengan gaun yang sudah dipakainya. Entah apa yang di pikirkan Kristan ketika melihat Bella yang sudah memakai gaun rancangan desainer ternama. Yang pasti ia punya pikiran yang tidak bisa ditebak.

Bella kira semuanya bakalan tidak sesuai dengan yang Bella pikirkan. Karna teramat mustahil Bella tidak ikut campur di dalamnya. Untuk kartu undangan saja, Bella tidak diikut sertakan dan tiba-tiba saja kartu undangan itu sudah selesai. Kristan tidak mempedulikannya. Apalagi untuk gaun yang akan di pakainya nanti. Bella rasa itu pasti tidak akan pas. Mungkin akan kebesaran atau kekecilan. Namun, saat Bella melihat sendiri gaun yang akan Bella pakai di hari H. Semua detail dalam gaun dan rancangannya ternyata Bella suka. Bella jadi merasa aneh sendiri. Bagaimana bisa Kristan tahu tentang kesukaannya? Apa ia sempat bertanya pada Firly tentang semua ini atau bertanya pada Kakek?

"Untuk gaun malamnya. Kami sudah membuatnya, Nona bisa pakai yang ini dan ini. Ada dua gaun yang diinginkan oleh Tuan Kristan untuk pernikahan nanti. Yang satu untuk resepsi dan satunya lagi untuk acara pribadi dan juga ada kebaya untuk akadnya juga sudah di persiapkan."

Desainer itu menunjukkan semua rancangannya dengan bangga. Semua sudah terpasang rapi berjajar di manekin itu tinggal Bella coba satu persatu apakah semua sudah pas atau belum. Dan memang semua kelihatan wah dan simple. Meskipun ada pernak pernik pun tidak terlalu banyak juga. Bella sadari Bella juga tidak terlalu suka dengan banyaknya hiasan. Terkesan norak dan tidak enak di pandang. 

Bagaimana pun melihat hal ini membuat Bella ingin bertepuk tangan atas hasil kreasi itu. Pemikiran Kristan memang sangat akurat. Ia tahu apa yang Bella mau. Sangat jarang bisa pas begini. 

Bella pun mencobanya satu persatu semua gaun yang ada di sana. Berganti dari satu pakaian ke pakaian lainnya. Dan itu membuatnya pegal luar biasa tapi herannya semua kelihatan pas dan nyaman di tubuh Bella. Tak Bella sangka calon suaminya ini tergolong laki-laki yang cerdik luar biasa.

Selepas mencoba semua pakaian itu satu persatu. Akhirnya Bella bisa bernafas lega. Beginikah orang-orang yang akan menikah. Mempersiapkan semuanya tanpa waktu. 

Bella bergerak untuk duduk di satu kursi kosong dan merenggangkan tubuhnya agar rasa pegal yang diderita oleh Bella hilang seketika. 

"Setelah ini kita akan berkunjung ke studio foto. Namun bukan malam ini. Nanti akan aku kirim pesan kapan waktunya. Dan setelahnya kamu harus mempersiapkan diri untuk pernikahan kita."

Bella membuka high heels yang masih terpakai itu untuk memijit pelan sekitar telapak kakinya yang luar biasa pegal setelah seharian dipakai. Kenapa para wanita itu suka sekali memakai high heels seperti ini. Rasanya begitu lega setelah Bella membukanya dan memijitnya pelan di sekitar kaki.

"Aku nggak tau acaranya begitu cepat. Melihat tanggalnya yang memang tanggal cantik itu. Tidak pernah aku kira sebelumnya. Aku bisa menikah secepat ini. Kenapa kamu buru-buru memutuskan pernikahan ini? Takut aku kabur atau memang kamu takut semua rencanamu gagal. Begitu?"

Kristan yang melihat Bella memijit pelan telapak kakinya. Memandang Bella dengan pandangan sinis sembari bersedekap di dada. Laki-laki dingin macam Kristan mana mau mengulurkan tangan demi menolongnya yang terasa pegal di sana. Ia malah lebih suka memperlihatkan tatapan sinisnya ketimbang menolong. 

"Semua yang atur adalah keluargaku. Pertimbangan tanggal pun gabungan antara keluargaku dan tentu saja Kakekmu sendiri. Mereka sudah sepakat untuk menikahkan aku dan kamu dengan tanggal yang menurut mereka adalah tanggal yang pas. Bukannya aku yang menginginkan pernikahan ini terburu-buru. Tapi karna semua pertimbangan mereka itu yang terkesan terburu-buru. Kamu salah sangka kalau aku yang menginginkannya. Yang harus kamu perhatikan lagi. Kita menikah di sini karna sebuah status. Hanya itu."

Bella memiringkan bibirnya ketika mendengar akan hal itu. Ada rasa sakit yang tak terlihat di dada. Begitu perih. Jika Bella bukan wanita yang bisa berpura-pura kuat di sini. Pasti sudah barang tentu. Bella akan menangis sesenggukan di pojokkan. Namun itu tidak akan pernah terjadi. Setelah orang tuanya meninggal karna kecelakaan pesawat dalam perjalanan. Bella selalu di tekan oleh Kakek harus menjadi wanita yang kuat dimana pun Bella berada. Meskipun Bella adalah seorang wanita. Bella tidak boleh lemah oleh siapa pun itu. Dunia itu bisa saja menindasnya kapan saja makanya Bella harus kuat dan tahan banting. Oleh karna itu Bella tidak boleh menangis. Menangis hanya akan membuktikan dirinya lemah.

Dan kenyataannya terbukti sampai sekarang dimana perjanjian pernikahan ini dilakukan. Buktinya Bella masih bisa tetap kuat meskipun ada rasa sakit di sana. 

Satu hal yang cukup jelas Bella ketahui adalah. Laki-laki ini tidak layak sedikit pun jadi pasangan untuknya.

Bella sudah layaknya menjadi boneka yang nurut-nurut saja dengan kemauan para orang tua itu. Memang pada akhirnya Bella pun harus menuruti permintaan mereka. Mengikuti alur yang seharusnya bisa Bella tolak jika Bella punya pasangan. Namun mirisnya Bella tidak punya seseorang yang bisa di jadikan tameng.

"Ya aku tau saat pertama kali melihat dari sikapmu itu. Sudah di pastikan kamu itu tidak bisa menolak permintaan mereka. Kamu tidak bisa berdiri sendiri dan memutuskannya mana yang benar dan mana yang kurang. Padahal sudah sebesar ini tapi tidak bisa berpikir jernih dan masih meminta bantuan orang tua."

Kristan bergerak dan melihat Bella yang baru saja selesai memakai high heel. Dia menajamkan matanya dan memberikan sebuah peringatan di sana. Bella yang sudah biasa di beri intimidasi oleh orang-orang di luar sana, tidak bisa terpancing. Bella tidak akan kembali emosi karena yang Bella katakan memang benar adanya. 

Bella sudah bilang sama ia untuk mengakhiri pernikahan ini. Namun, apa yang 9lia lakukan? Ia tidak bisa menghapusnya. Ia tetap menyetujuinya dan tetap menginginkan pernikahan ini. 

"Kamu membuatku kesal."

"Oh maaf kalau begitu. Aku mengatakan apa adanya. Memang begitu. Aku terjebak dalam situasi ini. Tiba-tiba saja ada pemberitahuan aku akan menikah. Oh ayolah siapa yang tidak kaget mendengar hal itu. Kamu tau apa arti menikah di sini. Jangan buat main-main. Ini pernikahan sakral. Tidak bisa di anggap kita itu hanya sekedar punya hubungan biasa, kamu dan aku. Finish. Kamu harus ingat, Sang Pencipta turut andil di sini. Kamu akan mengucap janji suci di dalamnya. Tidak bisa di bilang hanya sekedar kata main-main saja. Kalau kita pacaran bisa saja kita putus dan setelahnya kita tidak akan mempunyai hubungan lagi. Bodo amat kamu mau bagaimana juga, aku nggak peduli. Tapi, yang harus kamu ingat, status putus setelah menikah sangat lah jelek. Image yang kamu dapat tidak hanya sekedar janda atau duda. Tapi lebih ke arah negatif. Oke lah tak apa dengan duda. Tapi, janda? Come on. Bisa gila aku dengar hal itu. Aku ingin sekali berhenti dan pergi. Namun, aku tidak bisa. Aku punya tangggung jawab. Miris sekali hidupku ini. Aku yakinkan sekali lagi padamu. Kuncinya hanya ada pada kamu tuan Kristan. Hanya kamu yang bisa mengubah semuanya. Aku harap kamu bisa mengubah pernikahan ini menjadi tidak jadi."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status