Home / Romansa / The Wedding Agreement / Mencoba Gaun Pernikahan

Share

Mencoba Gaun Pernikahan

last update Huling Na-update: 2021-04-17 09:38:06

Bella melihat gaun pernikahan yang sudah terpasang di manekin. Baru pertama kali melihatnya, Bella langsung dibuat heran. Rancangannya sangat indah, mempesona, keren dan terlihat begitu elegan. Kristan memang nggak salah pilih butik. Ini butik terbaik yang bisa berikan acungan jempol. Bella suka. Tapi bukan berarti dia menang. 

"Nona Bella. Silahkan di coba gaunnya. Jika ada yang kurang bisa kami perbaiki."

Dengan tidak sabar, Bella mencobanya untuk memastikan apakah semuanya pas. Begitu juga dengan Kristan. Dia juga mencoba memakai jasnya yang sudah disediakan.

Selesai mengenakannya Bella keluar untuk memperlihatkan pada desainer apakah semuanya sudah oke atau belum. Untuk saat ini, Bella rasa gaun yang dipakai sangat pas dan nyaman. Tidak terlalu terbuka dan yang pasti tidak ribet jika nanti Bella berjalan.

Sebentuk seringai terlihat di bibir Kristan begitu Bella keluar dengan gaun yang sudah dipakainya. Entah apa yang di pikirkan Kristan ketika melihat Bella yang sudah memakai gaun rancangan desainer ternama. Yang pasti ia punya pikiran yang tidak bisa ditebak.

Bella kira semuanya bakalan tidak sesuai dengan yang Bella pikirkan. Karna teramat mustahil Bella tidak ikut campur di dalamnya. Untuk kartu undangan saja, Bella tidak diikut sertakan dan tiba-tiba saja kartu undangan itu sudah selesai. Kristan tidak mempedulikannya. Apalagi untuk gaun yang akan di pakainya nanti. Bella rasa itu pasti tidak akan pas. Mungkin akan kebesaran atau kekecilan. Namun, saat Bella melihat sendiri gaun yang akan Bella pakai di hari H. Semua detail dalam gaun dan rancangannya ternyata Bella suka. Bella jadi merasa aneh sendiri. Bagaimana bisa Kristan tahu tentang kesukaannya? Apa ia sempat bertanya pada Firly tentang semua ini atau bertanya pada Kakek?

"Untuk gaun malamnya. Kami sudah membuatnya, Nona bisa pakai yang ini dan ini. Ada dua gaun yang diinginkan oleh Tuan Kristan untuk pernikahan nanti. Yang satu untuk resepsi dan satunya lagi untuk acara pribadi dan juga ada kebaya untuk akadnya juga sudah di persiapkan."

Desainer itu menunjukkan semua rancangannya dengan bangga. Semua sudah terpasang rapi berjajar di manekin itu tinggal Bella coba satu persatu apakah semua sudah pas atau belum. Dan memang semua kelihatan wah dan simple. Meskipun ada pernak pernik pun tidak terlalu banyak juga. Bella sadari Bella juga tidak terlalu suka dengan banyaknya hiasan. Terkesan norak dan tidak enak di pandang. 

Bagaimana pun melihat hal ini membuat Bella ingin bertepuk tangan atas hasil kreasi itu. Pemikiran Kristan memang sangat akurat. Ia tahu apa yang Bella mau. Sangat jarang bisa pas begini. 

Bella pun mencobanya satu persatu semua gaun yang ada di sana. Berganti dari satu pakaian ke pakaian lainnya. Dan itu membuatnya pegal luar biasa tapi herannya semua kelihatan pas dan nyaman di tubuh Bella. Tak Bella sangka calon suaminya ini tergolong laki-laki yang cerdik luar biasa.

Selepas mencoba semua pakaian itu satu persatu. Akhirnya Bella bisa bernafas lega. Beginikah orang-orang yang akan menikah. Mempersiapkan semuanya tanpa waktu. 

Bella bergerak untuk duduk di satu kursi kosong dan merenggangkan tubuhnya agar rasa pegal yang diderita oleh Bella hilang seketika. 

"Setelah ini kita akan berkunjung ke studio foto. Namun bukan malam ini. Nanti akan aku kirim pesan kapan waktunya. Dan setelahnya kamu harus mempersiapkan diri untuk pernikahan kita."

Bella membuka high heels yang masih terpakai itu untuk memijit pelan sekitar telapak kakinya yang luar biasa pegal setelah seharian dipakai. Kenapa para wanita itu suka sekali memakai high heels seperti ini. Rasanya begitu lega setelah Bella membukanya dan memijitnya pelan di sekitar kaki.

"Aku nggak tau acaranya begitu cepat. Melihat tanggalnya yang memang tanggal cantik itu. Tidak pernah aku kira sebelumnya. Aku bisa menikah secepat ini. Kenapa kamu buru-buru memutuskan pernikahan ini? Takut aku kabur atau memang kamu takut semua rencanamu gagal. Begitu?"

Kristan yang melihat Bella memijit pelan telapak kakinya. Memandang Bella dengan pandangan sinis sembari bersedekap di dada. Laki-laki dingin macam Kristan mana mau mengulurkan tangan demi menolongnya yang terasa pegal di sana. Ia malah lebih suka memperlihatkan tatapan sinisnya ketimbang menolong. 

"Semua yang atur adalah keluargaku. Pertimbangan tanggal pun gabungan antara keluargaku dan tentu saja Kakekmu sendiri. Mereka sudah sepakat untuk menikahkan aku dan kamu dengan tanggal yang menurut mereka adalah tanggal yang pas. Bukannya aku yang menginginkan pernikahan ini terburu-buru. Tapi karna semua pertimbangan mereka itu yang terkesan terburu-buru. Kamu salah sangka kalau aku yang menginginkannya. Yang harus kamu perhatikan lagi. Kita menikah di sini karna sebuah status. Hanya itu."

Bella memiringkan bibirnya ketika mendengar akan hal itu. Ada rasa sakit yang tak terlihat di dada. Begitu perih. Jika Bella bukan wanita yang bisa berpura-pura kuat di sini. Pasti sudah barang tentu. Bella akan menangis sesenggukan di pojokkan. Namun itu tidak akan pernah terjadi. Setelah orang tuanya meninggal karna kecelakaan pesawat dalam perjalanan. Bella selalu di tekan oleh Kakek harus menjadi wanita yang kuat dimana pun Bella berada. Meskipun Bella adalah seorang wanita. Bella tidak boleh lemah oleh siapa pun itu. Dunia itu bisa saja menindasnya kapan saja makanya Bella harus kuat dan tahan banting. Oleh karna itu Bella tidak boleh menangis. Menangis hanya akan membuktikan dirinya lemah.

Dan kenyataannya terbukti sampai sekarang dimana perjanjian pernikahan ini dilakukan. Buktinya Bella masih bisa tetap kuat meskipun ada rasa sakit di sana. 

Satu hal yang cukup jelas Bella ketahui adalah. Laki-laki ini tidak layak sedikit pun jadi pasangan untuknya.

Bella sudah layaknya menjadi boneka yang nurut-nurut saja dengan kemauan para orang tua itu. Memang pada akhirnya Bella pun harus menuruti permintaan mereka. Mengikuti alur yang seharusnya bisa Bella tolak jika Bella punya pasangan. Namun mirisnya Bella tidak punya seseorang yang bisa di jadikan tameng.

"Ya aku tau saat pertama kali melihat dari sikapmu itu. Sudah di pastikan kamu itu tidak bisa menolak permintaan mereka. Kamu tidak bisa berdiri sendiri dan memutuskannya mana yang benar dan mana yang kurang. Padahal sudah sebesar ini tapi tidak bisa berpikir jernih dan masih meminta bantuan orang tua."

Kristan bergerak dan melihat Bella yang baru saja selesai memakai high heel. Dia menajamkan matanya dan memberikan sebuah peringatan di sana. Bella yang sudah biasa di beri intimidasi oleh orang-orang di luar sana, tidak bisa terpancing. Bella tidak akan kembali emosi karena yang Bella katakan memang benar adanya. 

Bella sudah bilang sama ia untuk mengakhiri pernikahan ini. Namun, apa yang 9lia lakukan? Ia tidak bisa menghapusnya. Ia tetap menyetujuinya dan tetap menginginkan pernikahan ini. 

"Kamu membuatku kesal."

"Oh maaf kalau begitu. Aku mengatakan apa adanya. Memang begitu. Aku terjebak dalam situasi ini. Tiba-tiba saja ada pemberitahuan aku akan menikah. Oh ayolah siapa yang tidak kaget mendengar hal itu. Kamu tau apa arti menikah di sini. Jangan buat main-main. Ini pernikahan sakral. Tidak bisa di anggap kita itu hanya sekedar punya hubungan biasa, kamu dan aku. Finish. Kamu harus ingat, Sang Pencipta turut andil di sini. Kamu akan mengucap janji suci di dalamnya. Tidak bisa di bilang hanya sekedar kata main-main saja. Kalau kita pacaran bisa saja kita putus dan setelahnya kita tidak akan mempunyai hubungan lagi. Bodo amat kamu mau bagaimana juga, aku nggak peduli. Tapi, yang harus kamu ingat, status putus setelah menikah sangat lah jelek. Image yang kamu dapat tidak hanya sekedar janda atau duda. Tapi lebih ke arah negatif. Oke lah tak apa dengan duda. Tapi, janda? Come on. Bisa gila aku dengar hal itu. Aku ingin sekali berhenti dan pergi. Namun, aku tidak bisa. Aku punya tangggung jawab. Miris sekali hidupku ini. Aku yakinkan sekali lagi padamu. Kuncinya hanya ada pada kamu tuan Kristan. Hanya kamu yang bisa mengubah semuanya. Aku harap kamu bisa mengubah pernikahan ini menjadi tidak jadi."

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • The Wedding Agreement   Extra Part

    Bella menyesap cappucino latte yang sudah Firly belikan untuknya tadi pagi saat Bella masuk ke dalam ruangannya. Firly bergegas menghampiri setelah tahu Bella datang pagi itu. Karna Bella ingin meminum cappucino itu, ia pun menyuruh Firly untuk membelikannya. Rasa pahit dan manis bercampir menjadi satu membuat kenikmatan tersendiri.Sembari meminum cappucino, matanya melihat laporan perusahaan yang sudah sedari tadi ada di depannya. Meja kerjanya sudah berantakan sejak tadi karna sudah terlalu fokus dengan laporan yang menyita waktu. Makanya ia biarkan saja semuanya berantakan. Tak peduli dengan tatapan orang lain yang melihat betapa buruknya ruang kerjanya. Laptop menyala, berkas dimana-mana dan kertas-kertas yang sudah dicoret-coret berhamburan sampai ke lantai. Ia memang gila kerja. Terserah saja orang lain bilang apa, ia tidak pernah mau peduli.

  • The Wedding Agreement   Kemesraan Kami

    "Kita mau kemana Kristan?" tanya Bella yang saat ini matanya di tutup dengan sehelai kain. Bella jadi tidak bisa melihat kemana-mana karna matanya sudah berubah menjadi gelap. Kristan mengajaknya entah kemana tanpa memberitahu dan Bella terpaksa mengikutinya. Habisnya laki-laki itu merengek tanpa batas seperti anak kecil yang tidak mau di tolak begitu saja. Alhasil Bella harus mengalah dan menerima permintaannya. Dari mulai masuk ke dalam mobil sampai keluar mobil, matanya sudah tertutup oleh kain. Ingin sekali Bella bertanya kemana mereka akan pergi karna pikirannya selalu dihantui rasa penasaran tapi Kristan hanya bilang tunggu saja, sebentar lagi atau kita akan mendapatkan waktu yang berharga. Makanya Bella tidak tahu apa-apa sampai sekarang. "Tunggu sebentar lagi ya, kita akan tiba sesuai keinginanku." Sepulangnya dari pulau Bangka itu Kristan jadi berubah lebih romantis. Ia tidak lagi berkata ketus atau dingin kepada Bella. Malah sekarang ucapannya

  • The Wedding Agreement   Kejahilan Kristan

    Bella membuka mata begitu terasa hari sudah pagi. Seperti biasanya, jika hari sudah menjelang pagi tanpa pemberitahuan apa pun, mata Bella pasti langsung terbuka. Instingnya mengatakan begitu, begitu mata itu terbuka, matanya menatap satu arah yang ia lihat pertama kali adalah seorang laki-laki tampan yang Bella ketahui adalah suaminya yaitu Kristan yang saat ini sedang tertidur di hadapannya. Matanya terpejam dengan hembusan nafas yang teratur. Bella ingin bergerak bangun namun saat mengetahui tempat yang Bella tempati saat itu begitu sempit. Hal itu tidak akan mudah untuknya bisa melewati hal itu. Ia harus bergerak lebih keras agar ia bisa keluar dari sova ini. Apalagi sekarang Kristan sedang memeluknya. Jadi ia tidak akan bisa melewati dengan tenang. Bella heran, kenapa ia bisa tertidur dengan Kristan di sova sesempit ini dan itu berlangsung sampai pagi. Keinginan untuk pergi cepat-cepat dari pelukan Kristan lebih dari apa yang ia pikirkan. Tak ingin

  • The Wedding Agreement   Aku Mencarimu Sayang

    Kebersamaan Bella bersama Xavier di pantai itu tidak berlangsung lama karna sebuah panggilan nama Bella yang terdengar begitu lantang. Suara khas dari seseorang membuat keduanya serempak untuk melihat laki-laki yang Bella tau bahwa dia adalah suami sahnya.Bella bertanya dalam hati mengapa dia mendatangi Bella sampai ke sini, apakah tidak cukup puas kemarin sudah menyakitinya sampai begitu dalam. Tidak cukupkah surat gugatan cerai yang di berikan padanya. Dia hanya cukup menunggu dan semuanya selesai. Kenapa harus melihatnya di sini?Kristan mendekat lalu menggenggam tangan Bella untuk pergi dari sana. Ketidaksukaan Kristan terlihat begitu jelas ketika melihat Bella bersama dengan laki-laki lain di sini. Namun tidak bisa menyurutkan tekad Bella untuk menepis tangan itu dan memberikan peringatan bahwa Bella memang istrinya tapi bukan begini perlakuannya pada seorang istri dan mungkin sebentar lagi mereka akan berpisah."Ikut aku!" bentak Kristan pada Bella. Sorot

  • The Wedding Agreement   Aku Suka Hari Ini

    Bella menyusuri pantai yang dibilang banyak orang sangatlah indah. Kaki telanjangnya melangkah di atas pasir selangkah demi selangkah sampai Bella merasa lelah lalu Bella memilih untuk duduk di tepi pantai yang kering tanpa alas apa-apa. Matanya memandang ke lautan lepas dengan angin sepoi-sepoi yang berhembus saat itu. Membuat rambut yang tergerai itu berterbangan dan gaun pantai yang dia gunakan juga bergerak terkena angin pantai. Betapa Bella merindukan saat ini dimana tidak ada orang mengganggu dan juga hanya di temani sepi yang bisa membuat Bella lebih tenang dan damai. Tak lama kemudian seseorang mendekati Bella dan duduk di sampingnya tanpa menghiraukan keterkejutan Bella. Dia terlihat santai dan menikmati suasana yang terasa saat itu. "Kamu tau sulit sekali mencari jadwal penerbangan supaya bisa bertemu kamu di sini." "Kamu kenapa ke sini? Bukannya kamu masih bekerja di perusahaanku dan juga mengurus gugatan ceraiku?" "Aku sudah di putus kerja

  • The Wedding Agreement   Surat Gugatan Cerai

    "Nggak! Dia udah kabur.""Apa?! Wah serius kamu? Demi apa? Jangan bercanda Kristan? Dia kabur kemana? Jangan bilang sama laki-laki brengsek itu."Sialan.Kristan akui saat ini dia merasa sedang patah hati dan hal itu membuat sisi kewarasannya hilang untuk sementara. Otaknya tidak bisa berpikir dan mencerna dengan baik. Semuanya blank begitu saja. Terasa begitu buntu. Biasanya Kristan bisa langsung bertindak secepat mungkin jika ada suatu masalah yang sedang terjadi. Ini malah tidak bisa bertindak sama sekali yang membuat emosi memenuhi hati dan kepalanya.Seharusnya Kristan mencari Bella dan bicara berdua layaknya orang dewasa lalu menemukan solusi terbaik agar pernikahan mereka baik-baik saja dan kembali berjalan normal tapi mengapa dia hanya berdiri di dalam ruangannya tanpa bergerak mencari Bella saat ini?ini sangatlah aneh.Kristan memandang pemandangan kota pagi itu dengan tatapan kosong. Matanya melihat ke depan namun bayang-bayang akan Bella

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status