Share

PART 11 - DE JAVU

Author: Noodles
last update Huling Na-update: 2021-03-21 07:41:03

AUTHOR POV

High heels berwarna merah berayun-ayun di balik meja di sebuah kantor, tangan putihnya meliuk-liuk dengan girang. Pena yang ia pegang. Mulutnya yang disapu lipstik merah mate tersenyum kecil takut dilihat orang lain di kantor itu.

Marissa masih membayangkan kenikmatan yang dialaminya semalam. Ia kadung candu dengan kelihaian Mr. Dylan. Baru kali ini Marissa mendapatkan pria yang bisa memenuhi petualangan seksualnya. Alex, sahabatnya tidak begitu lihai membuat suasana seks menjadi lebih bervariasi. 

Ia sudah jatuh cinta dengan tubuh bosnya sendiri. 

Ponselnya berdering. Layarnya menganga menampilkan sebuah pesan teks dari si pengirim bernama Mr. Dylan.

Nanti kita makan siang bareng ya

Menu hari ini apa, Tuan? ku balas pesannya. Ia tersenyum di balik jendela kaca ruangannya yang menhadap ke mejaku.

Tentu saja hidangan yang menggairahkan

Tidak sabar menunggu 

Noah menggigit bibirnya.

Tepat waktu makan siang, aku berjalan menuruni lift menuju basement. 

Sesampainya, pria bermata biru itu tersenyum kepadaku. 

Bibirnya menyentuh bibirku. 

"Siap dengan hidangan yang menggairahkan"

"Tentu saja" 

Tangannya merangkum pinggangku menuju mobil hitamnya.

Tidak sampai lima belas menit, mobil yang kami tumpangi membawa kami ke sebuah gedung hotel beraksen corak Eropa yang klasik dan sangat elegan.

Tangan kekarnya merangkul pinggang Marissa dengan erat. Seolah tidak ingin kehilangan kekasih 'gelap'nya ini.

Layaknya laki-laki berwibawa, Noah menarik kursi untuk mempersilahkan kekasihnya duduk. Marissa tersenyum kecil merasa dirinya bak putri kerajaan. Dua manusia yang duduk saling berhadapan tanpa sepatah katapun, tangan mereka terikat dengan diiringi alunan ritme bernada romantis bernuansa jazz.

Makan siang yang teramat mewah dan panas, batin Marissa mulai bergosip.

Tangannya digenggam dan dihadiahi kecupan tak berujung dari pria bermata sendu itu. Tangan hangatnya merasuk ke dalam hati Marissa. Ia tak pernah diperlakukan seperti ini.

Para lelaki yang pernah berhubungan dengannya hanya mengincar lekuk tubuhnya. Pergi selepas melepas orgasme-nya.

Wajah Noah yang semulanya tersenyum melihat wanita di depannya mendadak sayu dan marah ketika melihat sepasang kekasih yang sedang merayakan hari pernikahan mereka. 

Apakah itu yang disebut kebahagiaan? Apakah cinta bisa membuatku tersenyum seperti laki-laki brewokan yang sedang mengelus perut buncit istrinya?

Noah tertunduk meninggalkan Marissa yang bingung melihat kekasih barunya beringsut tanpa suara.

Marissa mengingatkanku dengan wanita alias siluman lintah itu. 

Merupakan kesalahan memiliki hubungan terlarang dengan wanita yang memiliki kesamaan dengan wanita yang ada di masa laluku itu.

Bagaimana tidak, mata hijau yang sama itu sangat buas ingin menerkamku hidup hidup.

Apakah benar aku terkena pelet seperti yang sudah melekat dalam tradisi negara ini. 

Laki-laki sekelas diriku tidak semudah itu mempercayai kekuatan magis yang tidak bisa dijangkau oleh akal sehat.

Pikiran Noah sibuk berkeliaran. Wajah yang ada di depannya mengolok ketidakberdayaannya. Wajah tampan itu membuatnya geram. 

Crack!

Wajah di depannya hancur bertaburan. 

Langkah kakinya dipercepat keluar dari kamar mandi untuk menghindari orang-orang yang mendengar suara itu. Tak masalah dengan cerminnya yang hancur.

Membeli gedung ini saja, Noah hanya menjetikkan jari. Namun, ia terlalu malas melihat tatapan sinis orang-orang. Mengingatkannya dengan keadaan masa lampau ketika Noah masih menjadi seorang pecundang.

Sikap narsisnya yang sekarang adalah tamengnya agar tidak melihat mata jahat yang menghantui isi kepalanya.

"Disini, tempat yang akan selalu Mika tempati adalah di sebelah Noah, melindungi Ndut" kalimat itu secara acak masuk ke otakku. DE JAVU.

Pengkhianatan tak berujung ini telah membuatnya menjadi orang yang lebih buruk dari pecundang. 

Dari kecil, ia bergelung dalam perlindungan Mika. 

Hingga, kini. 

Hingga sekarang Noah bersembunyi dalam kekalutannya, dalam tameng tak kasat matanya. 

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • The Wildest Delusion (Delusi Paling Liar)   PART 26 - CURUG

    MARISSA LOURDSuara ngorok membuatku terbangun. Dengan keadaan tubuh tanpa sehelai kainpun aku terkapar di atas karpet yang berada tak jauh dari ranjang. Saking capeknya sepulang kerja ditambah perjalanan yang cukup jauh membuat mataku langsung terkatup dengan mudahnya.“Kita pulang yuk ke vila, disana lebih hangat dan indah”Suara yang belum sempurna dicerna olehku yang masih setengah tidur. Sepasang tangan mengangkat ku dengan lembut menuju mobil. Mataku seakan dibebani puluhan batu sulit terbuka.“Mar, bangun woi”Suara cempreng Alex yang agak serak dan maskulin sukses membikinku terperanjat. Aku terkejut melihat jam digital yang duduk di atas meja samping ranjang king size yang kutiduri.Dimana gue? Bukannya tadi di motel ranjangnya ga semewah ini?Pikiran tentang dimana aku sekarang sekejap pudar mengingat matahari sudah nyelonong masuk melalui cela

  • The Wildest Delusion (Delusi Paling Liar)   PART 25 - FRIEND WITH BENEFIT STILL GOING ON

    AUTHOR POV“Apaan sih lu” Marissa masih kaget melihat gelagat manusia yang terkenal aneh untuk dirinya.Tapi, alasan ia mengeraskan suaranya supaya suara detak jantungnya tak terdengar ke telinga Alex.Alex yang masih berusaha agar tak tergagap – kebiasaan lamanya ketika gugup.Fakta itu membuatnya makin gugup dan gelisah. Hingga sesuatu yang basah mulai mengguyur tubuh mereka. Bandung yang dikelilingi bukit dan pohon semakin dingin ketika dibasahi hujan.Jaket kulit milik Alex yang digunakan untuk menutup rambut Marissa bahkan tak mampu mengurangi volume air yang membasahi tubuh mereka. Kedinginan mulai menusuk sampai ke tulang.“Bibir lu gemeter, lu gapapa?” Alex yang melihat tubuh basah kuyup Marissa segera mendekapnya tanpa permisi. Tak seperti biasanya rasa gugup semakin mengikat mereka berdua. Mereka yang sudah menjadi “Friend with benefit” di at

  • The Wildest Delusion (Delusi Paling Liar)   PART 24 - JAGUNG BAKAR ATAU JAGUNG REBUS?

    ALEX ANDREW POVMataku seperti dibakar api di perapian yang ada di villa milik keluarga ku. Muka ku kusut dan bau, sudah dari kemarin malam tubuh ku tak terkena air selain air mataku sendiri. Tanganku memar akibat terlalu banyak memukul tembok.Brengsek! Aku meraih handphone dengan malas memencet dengan kasar sebuah kontak yang bertuliskan Marissa – si jalang.Dari seberang suara sesenggukan memenuhi isi telingaku. Suara yang akhirnya meluluhkan amaraku terhadap Marissa.Setidaknya Marissalah yang cukup memahami situasi yang aku alami.Mungkin kita tengah berada pada fase teralihkan akibat perasaan jemu dan kesepian yang menggiring kita merasakan perasaan yang mungkin hanya berlaku untuk sementara.“Lu dimana?” Baru kali ini aku melihat dia seterpuruk ini. Seorang Marissa sangatlah anti mewek-mewek club. Ia sangat benci ketika terlihat lemah di depan ora

  • The Wildest Delusion (Delusi Paling Liar)   PART 23 - NAFSU ATAU RINDU?

    MIKA LODGE POV“Aku mencintaimu Mika,meski tubuhku terjerat dan tidak leluasa memilihmu sebagai satu-satunya” bisik Noah di lekuk leherku.Aku terisak mendengar kalimatnya.Tapi manusia seperti diriku tidak cukup untuknya. Tidak akan pernah.Bukan hanya itu saja, aku pun akan menyakitinya lagi dan lagi seperti yang sudah sudah. Kita akan menjadi lingkaran setan dan saling menyakiti.Entah sejak kapan aku menjadi manusia yang rakus dan melupakan diriku. Atau apakah inilah wujud diriku yang sesungguhnya.Yang pasti, ungkapannya di sela ketidaksadarannya membuat hatiku terasa lebih hampa.Perasaan bersalah menggerayangi tubuhku.Aku menggeser layarku dengan buru-buru, beberapa dering kemudian.“Selamat malam pak, ada sebuah kecelakaan di jalan depan perpustakaan Timba Ilmu”Selamat tinggal Noah.Ku kecup bibirnya yang kering dan

  • The Wildest Delusion (Delusi Paling Liar)   PART 22 - BERITA YANG MEMBUAT GILA

    NOAH DYLAN POVBelum sempat aku merebahkan diri setelah kejadian semalam. Badanku yang masih kaku sudah berada di atas kursi kebesaran keluarga Dylan.Belum ada kabar dari Mika. Apakah semalam hanyalah delusi?Tapi aku ingat betul, ketika aku berbicara dengannya di telepon.Tubuhku pun masih terkenang akan tubuhnya yang duduk di atas pahaku.Tubuhku tidak bisa ditipu ketika dipuaskan.Bayangan wajahnya membuatku tidak bisa berpikir jernih.Apakah ia kembali bersama Alex? Jelas aku ingat semalam aku berterus terang perihal keadaanku yang jauh dari kata normal.Pikiranku saling memaki dan bertengkar.Kepalaku semakin berdenyut.“Permisi pak, ada kiriman khusus untuk anda” kata Marissa melangkah menuju mejaku.Wanita ini benar-benar memiliki nyali yang besar. Atau lebih tepatnya tidak punya urat malu. Bagaimana tidak, setelah kelakuannya yang

  • The Wildest Delusion (Delusi Paling Liar)   PART 21 - 3 SAHABAT

    32 Panggilan Terjawab dari Wanda.“Lex, maafin Mika, kalau udah denger pesan ini. Telpon Mika ya”Pesan suara dari Mika mengalir ke seluruh ruang apartemen Alex yang sepi.Maafin Mika, serius jangan tinggalin Mika ya Lex.suara isakan Mika membuat hati Alex semakin perih.Sejak malam mengerikan itu, Alex tak sempat memejamkan matanya. Gelagatnya seperti orang yang sedang keranjingan. Mukanya kusut, otaknya tak berhenti memutar dan memikirkan perempuan itu.Kamarnya sudah berantakan akibat amukan Alex yang kerasukan iblis tampan.“Alex”Suara familiar diiringi bunyi bel dari pintu apartemen membuatnya berhenti.Penampakan Marissa yang amburadul. Matanya setengah menyeramkan lantaran maskara yang luntur, rambutnya benar-benar kusut bahkan bajunya robek di bagian pahanya. Tidak sekalipun Alex melihat penampilan sahabat—mantan sahabatnya acak-acakan se

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status