Share

Nohan dan Planet Buatannya

Nohan sudah masuk ke salah satu bilik toilet, tapi kemudian ia sadar belum membawa seragam gantinya.

Nohan harap masih ada seragam yang tersisa di lokernya. Jangan sampai seperti tahun lalu, seragam Nohan sudah habis dipotong-potong bak kain perca. Yang entah siapa pelakunya. Tapi Nohan yakin itu pasti Jay dan kawan-kawannya.

"Kau perlu seragamnya, Nak?"

Sungguh Nohan benar-benar ingin berteriak di depan muka satpam ini, tetapi Nohan ingat. Bahwa semenyebalkan apapun orang tua harus tetap dihormati. Begitu kata ibunya.

Nohan menghela napas, "Tidak, terima kasih!" sautnya dengan wajah datar.

Berikutnya Nohan berjalan menuju lokernya, yang memang tak jauh dari toilet.

Buru-buru Nohan membuka lokernya, dan ia segera bernapas lega saat seragamnya masih utuh, meski itu seragam olahraga. Ya setidaknya Nohan bisa berganti seragam tanpa perlu pulang ke rumah.

"Mungkin kau perlu punya teman, Nak!"

Nohan tak peduli, dan pura-pura tak mendengar. Ia memilih melangkah kembali ke toile
Maulana Hani

Buat yang udah baca makasih ya, tolong ambil sisi baiknya aja, sisi buruknya tinggalkan.

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status