Kenzo yang mendengar pertanyaan dari Daddynya tersenyum dan mengakhiri panggilan telponnya. Cakra dan para sahabatnya memandang ke arah Kenzo. "Oh, aku sedang mempersiapkan acara pernikahan aku dan Muka. Paman, tolong bantu aku untuk bisa menikah dengan anakmu yang lucu itu. Aku kesepian kalau sedang di kamar, biasanya aku akan ke kamar Kakakku atau ke kamar Mommy dan memeluknya tapi karena penjaganya lebih galak dari pengawalnya aku jadi diusir, untuk itu aku ingin melamar anakmu, boleh tidak Paman Malik dan Bibi Merry?" tanya Kenzo yang mengalihkan pertanyaan dari semua orang. Malik yang mendengar perkataan Kenzo mulai emosi, dia segera berdiri dan menarik Merry untuk berdiri. Saat ini Merry terharu anaknya disukai oleh anak Alena yang tampan dan kaya. Siapa yang tidak mau menikah dengan anak sahabatnya ini. "Bibi setuju, sangat setuju. Kamu bisa menikahi anak Bibi. Sayang, anakmu dilamar, kamu harus setuju. Mika, kamu harus menikah dengan Kenzo, Mommy akan urus semuanya. Ale, a
Kenzi dan Aluna yang berteriak dengan kencang membangunkan seisi rumah. Apa lagi, pintu kamar dibuka sudah dipastikan suara teriakkan dari mereka bergema hingga semuanya keluar dari kamar dan berlari ke arah sumber suara. "Mana pencurinya? Kenapa pengawal tidak tau ada pencuri di rumahku! Cepat cari!" teriak Cakra dengan kencang meminta kepada pengawal di rumahnya untuk mencari pencuri yang masuk ke rumahnya. Alena melihat Kenzi yang menatap mereka dengan datar sedangkan Aluna bersembunyi di balik selimut tebal, dirinya menutup diri karena malu dengan keluarga bosnya yang juga suaminya itu. Terlebih lagi, dirinya memakai pakaian yang sangat seksi. "Bodohnya aku, kenapa aku memakai pakaian seperti ini. Aish, harusnya aku sadar diri kalau aku berada di kamar orang dingin sedingin salju, bodoh kamu Aluna," umpat Aluna kepada dirinya sendiri karena salah memakai costum tidur. Kenzi yang mendengar umpatan dari Aluna hanya bisa mengangga, apalagi Kenzi mendengar dirinya dikatakan orang
"Aku baru dapat telpon dari mereka katanya kalau nuklir itu berada di tangan mafia lama, aku yakin mafia lama itu Daddy. Paman, katakan yang sejujurnya apa benar yang aku dengar itu?" tanya Kenzo memandang Luna dengan lekat. Mendengar hal itu membuat Luna terdiam, dia sudah berjanji kepada Cakra dan sahabatnya kalau dia tidak mengatakan apapun. Walaupun dia yang mencurinya dulu tapi saat ini dia nggak berhak mengatakan itu, biarkan mereka yang menjawabnya. "You ini aneh, kenapa tanya I, bukannya mafia lama itu banyak, bukan Daddy you saja. Opa you juga mafia lama, tapi mereka sudah tidak jadi mafia lagi, jadi you tanya saja mereka. Tapi, darimana you tau kalau nuklir itu bersama mafia lama, bisa saja bukan mafia lama," jawab Luna yang dengan tenang menjawab apa yang ditanyakan oleh Kenzi. Kenzo, Kenzi dan Kiano memandang ke arah Luna yang saat ini terlihat tenang. Luna yang dipandang oleh mereka membolakan matanya dia tau kalau ketiganya tidak akan menyerah dan tidak percaya padan
Alena bangun tidur dirinya langsung menjalankan ibadah bersama Cakra. Selesai ibadah, keduanya duduk di atas sajadah dan saling bertatapan satu sama lain. "Sayang, anak-anak sudah mulai dewasa mereka ada kehidupan mereka masing-masing. Aku seperti sudah mulai menua dan sampai kapan aku akan memanjakan mereka berdua. Apakah aku bisa memanjakan mereka dan kamu seperti dulu lagi atau tidak," ucap Alena yang sontak saja membuat Cakra terkejut. Cakra mendekati istri tercintanya, dirinya memeluk Alena entah kenapa dia tidak suka Alena mengatakan hal itu kepadanya. "Tolong jangan seperti itu, kita sudah berjanji akan menua bersama dan kita akan memanjakan satu sama lain dan anak-anak kita. Kamu jangan bicara seperti itu, aku tidak suka mendengar perkataanmu itu, Sayang. Aku ingin kamu selalu bersama kami, ingat ya, jangan katakan hal yang tidak aku sukai, kalau tidak aku akan marah padamu," ucap Cakra yang memeluk erat Alena. Alena yang mendapat pelukkan dari suaminya terharu entah kena
Mendengar apa yang si penelpon katakan, rahang Kenzi mengeras dan dirinya sangat emosi. "Lakukan saja, sisanya biar aku yang urus," jawab Kenzi yang memutuskan untuk melakukannya tapi apa yang dilakukan oleh Kenzi pikir Aluna yang masih menatap ke arah Kenzi. Panggilan berakhir, Kenzi masih mengeraskan rahangnya. Aluna yang melihat Kenzi belum usai marah langsung mengelus pelan rahang Kenzi dengan perlahan. Keberanian dari mana Aluna dapatkan. Kenzi yang rahangnya dielus oleh Aluna menatap Aluna dengan tajam, dia tidak menyangka kalau Aluna berani melakukan itu padanya dan sekarang dirinya merasa lebih tenang. "Jangan marah, tenanglah," ucap Aluna dengan lembut dan tentu saja itu membuat Kenzi menganggukkan kepala dan tersenyum. Kenzi menurunkan tubuhnya dan memeluk tubuh polos Aluna. Dirinya benar-benar kecanduan tubuh Aluna yang kalau dipeluk, tubuhnya langsung masuk ke dalam pelukkannya porsinya pas. "Terima kasih, tapi jawaban tadi belum kamu jawab. Apakah kamu juga mencinta
Kekacauan terjadi di rumah Malik, semua para tamu undangan menyelamatkan diri mereka dari ledakkan. Sebuah mobil yang tidak jauh dari rumah Malik tertawa hebat mereka tidak menyangka kalau mereka berhasil membuat rumah yang menjadi target mereka meledak. "Kalian benar-benar luar biasa dan kalian pasti tau apa yang akan kalian lakukan sekarang, cepat lakukan dan jangan menunggu lama. Sekarang, balas dendam dimulai. Sudah cukup lama aku menunggu waktu yang tepat dan tidak akan aku biarkan mereka berada di atas awan, mereka semua harus hancur sehancurnya," ucap pria yang saat ini menatap penuh kebencian kepada musuhnya. Ya, dia adalah anak dari Maria dan Edo bernama Alex tujuan dia satu yaitu untuk membalaskan dendam kepada Cakra yang sudah membunuh ayah kandungnya Edo. Maria mendoktrin anaknya untuk membalaskan dendam kepada Cakra dan sahabatnya tujuannya satu dia akan mengambil nuklir tersebut untuk dia kuasai sendiri. Padahal jelas, kalau yang membunuh Edo adalah dirinya atas bantu
Alex berhasil menabrak tubuh Kenzi yang menyamar dengan memakai topeng. Cakra tidak tau anaknya menyamar dengan memakai topeng. Jika tidak mendengar suara teriakkan dari Kiano."Kakak!" pekik Kiano yang melihat Kenzi terpelanting cukup kuat dan mobil yang menabrak Kenzi kabur dari hadapan mereka. Dio dan Arvan mengejar mobil tersebut namun tidak bisa karena mobil tersebut lebih dulu pergi. Mereka berlari mengejar Kenzi yang ditabrak oleh mobil yang tidak mereka kenali."Kakak, ya Tuhan, dia terluka, ayo kita bawa ke rumah sakit!" teriak Arvan yang ketakutan melihat Kenzi tidak sadarkan diri dan banyak mengeluarkan darah. Dio menganggukkan kepala, semua orang mendekati Kenzi, termasuk Kenzo yang ikut menyerang musuh dan sekarang mereka sudah memukul mundur musuh. "Siapa kalian?" tanya Beno yang terkejut melihat beberapa orang memakai topeng dan membantu mereka. "Aduh, Dad, tidak punya waktu lagi ini, kita harus bawa kakak ke rumah sakit. Hei, kalian cepat bawa kakak ke rumah sakit
Alena yang mendengar perkataan dari anak menantunya memandang ke arah Aluna dirinya menggelengkan kepala. "Tidak ada apa-apa, kamu jangan khawatir Mommy baik saja, kamu jangan khawatir ya," ucap Alena yang menutupi ketakutannya. Alena mempunyai firasat kalau anaknya mengikuti jejak dari Cakra dan mertuanya. Sesampainya, di rumah sakit mereka semuanya turun. Pengawalan super ketat dilihat oleh musuh mereka yang saat ini berada tidak jauh dari mereka. "Mereka dijaga ketat. Banyak para pengawal melindungi para wanita mafia itu. Apa tidak sebaiknya kita berpura-pura berteman dengan mereka, Tuan?" tanya anak buah pria yang saat ini nekat untuk mengikuti para istri sampai di rumah sakit. "Tidak perlu, kita jangan menjadi teman mereka, karena aku yakin mereka akan lebih berwaspada dari kita. Lebih baik, kita tidak perlu mendekati mereka, tunggu waktu yang tepat, sekarang ayo kita pergi, kita punya dua musuh sekarang, cepat atau lambat kita harus bisa menghabisi mereka semua," ucap pria