Alena harus mendapatkan kenyataan jika kesuciannya di rebut oleh seorang pria yang tidak lain bosnya sendiri bernama Cakra. Cakra yang seorang Ceo juga Mafia tidak menyadari dirinya sudah merebut kesuciannya. Alena mendapatkan kenyataan jika dirinya hamil kembar tiga, bagaimana nasib ketiga anaknya apakah Cakra sang Mafia bisa mencintai Alena dan melindungi mereka dari musuhnya. dan apakah ada cinta dihati keduanya?
View MoreKenzi yang mendengar mereka berdua terkejut dan bersama-sama mengatakan "Apa" menatap keduanya dengan tajam. "Kenapa kalian bisa bersama mengatakan itu? Apa kalian ingin menghina aku?" tanya Kenzi dengan wajah kesal. Arvan menggelengkan kepala dengan cepat. "Ti-tidak kakak, aku hanya terkejut saja mendengar apa yang kakak katakan, itu saja. Aku tidak tau kalau dia juga mengatakan hal yang sama," jawab Arvan yang melempar pertanyaan ke Aluna. Aluna yang mendengar asisten Kenzi melempar pertanyaan ke arahnya langsung menatapnya dengan tajam. "Kenapa malah ke saya, harusnya Anda yang salah ikutin saya. Tuan, kenapa Tuan ke sini? Saya bukannya sudah dipecat ya, kenapa Anda datang lagi, saya mau pergi, lebih baik Anda pulang saja, daripada Anda ke sini," ucap Aluna yang berbalik ke arah pintu untuk mengunci pintu.Niat hati ingin mengunci pintu, tapi kerah bajunya bagian belakang ditarik oleh Kenzi layaknya menarik kucing dari belakang. "Eh, eh apa-apa ini! Lepaskan saya, cepat lepask
"Kakak, bisa serius nggak?" tanya Arvan yang kesal dengan kakak sepupunya ini. Kenzi tersenyum kecil karena Arvan kesal padanya. Kenzi menepuk pundak Arvan yang wajahnya masam. "Aku tanya benar, kita mau kemana. Kamu tau kita mau kemana? Tidak bukan? Jadi, kamu kenapa marah, dasar aneh," jawab Kenzi yang makin membuat Arvan kesal padanya. Arvan membuang napas panjang dan melihat Kenzi tertawa dari belakang. Kakak sepupunya ini jarang tertawa sekali tertawa ketampanannya bisa meluluh wanita manapun. "Tertawa di depan orang banyak jangan di sini," sindir Arvan yang membuat Kenzi membolakan mata. "Tutup mulutmu itu, aku tidak memintamu untuk memberikan aku saran untuk tertawa di depan umum, menyebalkan sekali, cari rumah dia, kita kesana sekarang juga," ujar Kenzi yang meminta kepada Arvan untuk mencari alamat rumah dia sedangkan Arvan yang masih belum ngeh hanya diam saja. Kenzi memandang Arvan yang belum juga mengambil ponsel untuk menghubungi orang yang dia maksudkan. "Kenapa
Kenzi menghela napas, dia tidak tahu harus berkata apa saat ini. Adiknya ini membuat dia harus menjelaskan kepada ibunya siapa Aluna. "Dia sekretarisku di kantor, karena sekretaris lamaku, dipindahkan ke tempat yang lain dan dia yang menggantikan sekretaris lamaku itu. Apa sudah cukup aku menjelaskannya, Mom. Ada yang mau ditanyakan lagi?" tanya Kenzi dengan suara lembut karena dia tidak mau ibunya itu tersinggung dengan apa yang dia katakan. Alena tersenyum karena anaknya itu bertutur kata lembut. "Ya sudah, jangan kejam-kejam dan ingat dia wanita bukan pria. Hargai dia," jawab Alena dengan lembut. Kenzi menganggukkan kepala dan segera pamit dia penasaran apakah sekretarisnya itu datang apa tidak. "Apakah dia datang? Kalau dia datang, itu artinya dia takut dengan perjanjian itu, tapi jika dia tidak datang awaslah dia, aku akan buat perhitungan dengan dia," ucap Kenzi yang mendekati Arvan. Arvan yang mendengar ocehan dari Kenzi mengerutkan keningnya. Siapa yang dimaksud oleh Kaka
Kenzo berbalik dan melihat Cakra sudah berdiri tegak di belakangnya dan memandang mereka dengan tajam. Cakra naik anak tangga untuk mendekati ketiga anak kembarnya. Curiga pasti karena dia juga mendengar nuklir yang bersama dia diperebutkan oleh banyak klan mafia baru yang sangat kuat dan dia juga penasaran siapa pemimpin klan mafia tersebut. "Katakan, apa yang kalian katakan tadi. Kenapa bahas nuklir. Apa kalian masuk dunia gelap itu?" tanya Cakra dengan penuh selidiki. Ketiganya diam, wajah mereka datar dan tidak ada wajah konyol yang Cakra lihat dari ketiga anaknya tersebut. Mereka hanya diam dan menatap tajam ke arah Cakra. Cakra dan ke empat anaknya saling memandang satu sama lain dan tidak ada yang mengalihkan pandangan sama sekali. "Kenapa diam? Katakan pada Daddy, benar atau tidak? Karena Daddy bisa tau semuanya tanpa kalian katakan," ucap Cakra lagi mencoba mengorek apa yang dirahasiakan oleh ketiga anaknya. "Tidak ada, aku dan kedua adikku tidak ada kaitannya dengan ap
Kenzi seperti orang yang terhipnotis dirinya terpesona melihat bibir mungil dari Aluna. Seperti buah cherry yang merah merekah. Kenzi merapatkan bibirnya dengan bibir Aluna. Keduanya seperti kehilangan akal sehat. Kenzi melumat bibir Aluna dengan perasaan yang campur aduk jantungnya juga berdegup kencang begitu juga dengan Aluna. Cukup lama mereka melakukannya hingga kesadaran Aluna kembali dikarenakan napasnya hampir habis. Aluna menolak dada Kenzi dan matanya berkaca-kaca memandang ke arah Kenzi. Kenzi yang melihatnya terdiam, dia melihat bibir Aluna bengkak karena ulahnya. Kenzi mendekati dia namun Aluna menahan tangannya untuk tidak mendekati dia."Menjauhlah, jangan dekati saya. Saya mohon tuan, menjauhlah," ucap Aluna meminta kepada Kenzi menjauh. Air mata Aluna tiba-tiba saja luruh entah kenapa dirinya menangis. Kenzi terdiam dan dia tidak percaya dengan apa yang dia lihat saat ini. "Maafkan saya. Saya tidak sengaja, saya akan naikkan gaji kamu tapi maafkan saya dan lupakan
Mereka pun akhirnya membangunkan Aluna yang pingsan. Mikaila yang membangunkan Aluna dengan minyak angin. Tidak berapa lama, Aluna bangun, perlahan matanya terbuka dan saat matanya terbuka sepenuhnya dia terkejut melihat wajah Mikaila. "Kakak ipar, kamu sudah bangun?" tanya Mikaila yang sontak saja membuat mereka melotot. Kenzo terkikik mendengar perkataan dari Mikaila yang memanggil wanita tersebut dengan kakak ipar. Kenzi menatap tajam ke arah Kenzi kembarannya. "Saya bukan kakak ipar, saya Aluna. Sekretaris bos galak itu eh maksudnya bos Kenzi," jawabnya dengan wajah penuh ketakutan karena Kenzi menatap dia saat dikatakan bos galak. Aluna menundukkan kepala ke bawah karena tatapan dari bos galaknya itu mengarah ke dirinya. Mikaila yang mendengar perkataan dari Aluna tertawa. "Hahah, kakak jangan takut dengan boa galak itu. Sekarang, kakak pulang bersamaku, aku akan antar kakak ke rumah, ayo tinggalkan mereka!" ajak Mikaila. "Mika, kamu pulang dengan Daddy. Dia biar Kenzi yang
Cakra yang ingin memarahi anaknya harus terdiam. Karena dirinya terpaku melihat Malik marah kepada anaknya. Luna yang duduk memandang Malik yang sudah kebakaran jenggot melihat anaknya. "Besok kamu jangan keluar rumah, kuliahmu juga belum selesai, apa-apaan ini, Mikaila. Apa kamu mau di nikahi oleh Daddy?" tanya Malik yang napasnya sudah naik turun. Mike hanya mendengus kesal, sudah dia katakan pasti dia diomelin oleh Daddynya karena adiknya. Mikaila yang dimarahi oleh Malik hanya tertunduk dia tau kalau dia salah tapi ini tuntutan pekerjaan. "Dad, jangan lupa aku anakmu, jangan marah padaku. Kenapa kamu tidak mau memahami aku, harusnya kamu memahami aku kenapa aku seperti ini, jangan marah saja," jawab Mikaila yang membela dirinya.Mike memandang adiknya, dia takut kalau adiknya mengakui kalau dia kerja sebagai mata-mata bisa bahaya dia dan kakaknya yang lain. Kenzi juga takut si Mikaila keceplosan. "Permisi, bisa saya pulang?" tanya Aluna yang akhirnya memecahkan suasana hingg
"Kenapa Kakak diam saja? Apa yang terjadi dengan kakak? Wajahmu tidak bahagia dan apa itu?" tanya Mikaila lagi yang melihat di sudut kerah baju Kenzi ada sesuatu. Arvan segera mendekati Kenzi dan dia mencari tau apa yang dilihat oleh Mikaila. Saat melihat ke arah kerah baju Kenzi, Arvan melotot dia segera memandang Kenzi dengan tatapan yang menyebalkan dimata Kenzi. "Jangan memandang aku seperti itu, kalian menyebalkan sekali. Ayo pergi," ucap Kenzi yang tidak menjawab apapun. Arvan mengikuti Kenzi sedangkan yang lainnya hanya menatap Kenzi dengan tatapan yang ingin tau kenapa dengan kakak tertua mereka. "Kakak tertua, kenapa pergi begitu saja! Kita belum selesai ini, kenapa kakak tidak menjawab pertanyaan kami, kenapa dengan kakak? Kakak!" teriak Kenzo yang heran kenapa dengan kakaknya itu. Kenzi tidak mendengar apa yang diteriakkan oleh Kenzo, dia paham betul apa yang terjadi. Arvan berlari mengejar Kenzi karena langkah kaki Kenzi lebar hingga dia harus menyimbangkan langkah k
"Apa yang mau kamu lakukan Kenzo?" tanya Dio kepada Kenzo. "Kita lihat saja, kalian tenang saja ya," ucap Kenzo yang tersenyum penuh makna. Luna jadi penasaran apa yang keponakannya ini lakukan, apakah dia akan bertanya kepada Cakra atau tidak.Alena yang duduk di taman mendapatkan telepon dari seseorang, dia segera meraih ponsel yang ada di meja. Alena membaca nama penelpon, Alena menaikan alisnya ke atas, dia heran kenapa anaknya menghubunginya. "Ya Sayang, kenapa kamu menghubungi Mommy ada apa?" tanya Alena yang merasa heran kenapa anaknya menghubungi Alena. Alena mendengarkan apa yang anaknya katakan, Alena hanya diam, mengangkat alisnya dan wajahnya mulai mengetat saat mendengar apa yang dikatakan oleh anaknya. "Baiklah, Mami akan tanyakan ke Daddy," jawab Alena yang segera mengakhiri panggilan telepon. Alena segera berdiri dan melangkahkan kaki mencari Cakra. Cakra yang baru saja keluar dari ruang kerja bersama dengan tiga sahabatnya dan hendak pergi mendengar ada yang me
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.