Kenzo saat ini berada di ruangan tersendiri, dia memikirkan keluarganya yang tidak datang menemani dirinya yang saat ini akan melakukan resepsi pernikahan. "Kenapa kamu sedih, apa karena paman dan bibi tidak ada di sini?" tanya Dio sepupu Kenzo yang saat ini menemaninya. Bukan hanya Dio saja yang menemani Kenzo di ruangan tersebut. Arvan, Kahfi, Han dan Mike juga menemani Kenzo dan menghibur sepupunya tersebut. "Aku hanya teringat Daddy, Mommy, Kiano dan juga Abangku itu Kenzi yang saat seperti ini dia harus terluka dan ibuku juga sakit. Aku tidak tahu bagaimana kondisinya. Apakah dia baik-baik saja atau tidak. Aku benar-benar khawatir dengan dirinya," ucap Kenzo yang memikirkan kondisi ibunya Alena. Arvan dan lainnya tidak bisa mengatakan apapun, mereka hanya diam saja. Dio menepuk pundak Kenzo dan tersenyum. "Kamu doakan saja mereka ya, aku yakin mereka akan baik saja," jawab Dio. Kenzo menganggukkan kepala pelan dan tersenyum kecil. Pintu terbuka, terlihat Beno muncul di dep
Aluna merasa heran dengan apa yang terjadi dengan Kenzi. Kenzi terlihat pucat dia takut jika Kenzi pingsan atau sebaliknya. Aluna menepuk pipi suaminya itu, dia merasa heran dengan reaksi Kenzi. "Kamu kenapa? Apa yang terjadi denganmu? Apa terjadi sesuatu? Tidak ada siapapun yang memanggilmu," ujar Aluna yang sedikit bingung dengan Kenzi yang raut wajahnya berubah. "Kamu tidak dengar tadi ada yang mengatakan aku genit?" tanya Kenzi dengan raut wajah serius. Aluna geleng kepala ke arah Kenzi. "serius tidak dengar?" tanya Kenzi lagi mencoba untuk bertanya kepada Aluna apakah benar dia tidak mendengar sesuatu karena dia tadi mendengar ada yang mengatakan hal itu. Tapi, saat dia berbalik tidak ada siapapun di sini. Aluna katakan mendengar jawaban dari Kenzi makin bingung dengan tingkah Kenzi, Aluna menaikkan alisnya, dia tidak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Kenzi katakan. Aluna berfikir kalau saat ini Kenzi begitu lelah sehingga dia berhalusinasi. "Tidak ada yang mengatakan
Sesampainya di rumah sakit, Kiano membawa Kenzi turun dari mobil, Aluna membiarkan Kenzi dibantu oleh Kiano dan Luna pamannya. "Pelan-pelan, woi jangan buat masalah kalian berdua, aku ingin kalian hati-hati, nanti kakiku dan lukaku sakit," omel Kenzi yang membuat Kiano dan Luna kesal padanya. "You turun saja sendiri, kalau you tidak mau kaki dan luka you itu sakit, terlalu banyak drama, you," ucap Luna yang kesal karena Kenzi sedari tadi selalu saja mengoceh.'Kakak, terima saja apa yang kami lakukan, Kakak jangan banyak protes nanti kaki kakak dan luka Kakak, aku tekan biar makin sakit dan berdarah, mau tidak, diam aja ya," sahut Kiano yang membuat Kenzi membolakkan mata mendengar apa yang dikatakan oleh Luna dan Kiano. Kalian berdua memang benar-benar tidak punya hati, harusnya Istriku yang melakukan ini ini kenapa harus kalian, pergi sana,, sungut Kenzi yang melihat istrinya berjalan bersama dengan Mommynya. Terlihat keduanya saling bergandengan tangan. "kakak tidak lihat itu,
"Apa maksud Kakak?" tanya Kahfi memandangi ke arah Kenzi, Kiano dan Paman Luna yang saat ini diam. "Apa kalian hanya diam saja, tidak mau katakan sesuatu gitu, jangan buat kami mati penasaran, katakan saja," desak Dio penasaran dengan wajah memohon. Luna yang tau arah pembicaraan dari Kenzi memijit keningnya. Dia berusaha untuk melupakan malah diingat. Kiano menoleh ke arah Luna yang memijit keningnya. "Paman pusing? Apa Paman mau tidur?" tanya Kiano. "I bukan mau tidur, i mau buang kakak you semua dalam karung dan i bawa ke kapal tangker dan kirim dia ke samudera Hindia, i benar-benar geram dengan you. I pikir you sudah tidak mengingatnya itu, ternyata you mengingatnya. Luar biasa sekali you," ucap Luna. "Bukannya Paman katakan akan menceritakan padaku dan kamu juga Kiano. Sekarang katakan, sebelum aku mencari tau siapa dia," sahut Kenzi dengan wajah yang menyebalkan menurut Kiano dan Luna. Dio, Arvan, Hans, Mike dan Kahfi memandangi mereka bertiga. Mereka masih penasaran den
"Siapa dia, Paman, apa boleh kami tahu dia siapa?" tanya Arvan dengan raut wajah penasaran. "Dia adalah istri dari seorang mafia yang suaminya terbunuh saat Daddy you menyelamatkan Alena dan Kiano saat itu Daddy you semua datang ke sana tapi saat ingin mengeksekusi suami dari wanita tersebut, dia tiba-tiba meninggal dengan sendirinya alias ditembak padahal Daddy you tidak sedikitpun membunuh dia. Sampai saat ini, kami belum tahu siapa yang sudah melakukannya. Sungguh kejam bukan masa itu, Daddy you semua tertuduh," ucap Luna menjelaskan kronologis kejadian masa lalu mereka. Yang dimaksud Luna kepada mereka siapa lagi kalau bukan Maria. Kali ini Maria datang lagi ke rumah sakit dia, ingin melihat Cakra. Maria ingin mendekati pria tampan tersebut yang sudah diincar waktu dulu. Pesona Cakra membuat dia jatuh cinta dan dia ingin mendapatkan Cakra walaupun dia dendam kepada Cakra dalam hal nuklir bukan membunuh Edo. "Oh, begitu, Paman. Jadi, apakah dia tahu kalau Daddy itu mafia?" tany
"Paman, siapa dia?" tanya Kahfi berbisik di telinga Luna yang saat ini terlihat kesal dan jengkel dengan orang yang ada di depannya. "Lukman atau Luna benar tidak apa yang aku katakan. Sedang apa you di sini? Apa you sudah lupa dengan teman lama you ini yang selalu memberikan informasi mengenai hal yang penting? Apa sekarang mau jadi kacang lupa isinya?" tanya pria tersebut sembari tertawa. Luna pergi begitu saja meninggalkan pria yang menertawakan dia. Kiano mengikuti Luna karena dia tidak tau siapa yang mengenal pamannya ini. Begitu juga dengan Hans, Dio, Arvan, Mike dan Kahfi. Mereka masih penasaran karena Luna tidak mengatakannya dan saat di lift pria tersebut ikut berdiri di sebelah Luna dengan raut wajah yang serius. "Sudah tau apa yang ingin aku katakan?" tanya pria tersebut yang membuat Luna terdiam. "Apa mau you? Bukannya you di luar negeri kenapa ada di sini. Apa kekasih you meninggalkan you? Atau dia lari dimakan musang?" tanya Luna tanpa sedikitpun menoleh ke arahnya.
Cakra yang melihat raut wajah anaknya berubah setelah mendapatkan telepon sedikit curiga. Dia menunggu sampai Kiano slesai menjawab telepon. Setelah selesai, Kiano memandang ke arah sepupunya dan semuanya yang ada di ruangan tersebut."Apa yang terjadi?" tanya Mike kepada Kiano. "Apa rusuh lagi ya di sana?" tanya Kahfi menduga jika terjadi rusuh lebih tepatnya klan mafia sedang melakukan serangan."Iya, kalian benar. Mereka sekarang sudah mendekati markas kita, sepertinya mereka menduga kalau kitalah yang menyimpannya. Aku tidak tahu siapa yang menghembuskan isu itu," jawab Kiano."Markasmu di mana,? Di Indonesia atau di sini?" tanya Cakra. "Italia, Daddy," jawab Kiano."Oh, ya sudah, kalau seperti itu, pergilah ke sana. Luna tunjukkan di mana tempatnya," jawab Cakra."You yakin, maksud i you harus diskusi dengan teman-teman you dulu," ucap Luna yang menegaskan kepada Cakra untuk mendiskusikan mengenai nuklir tersebut kepada teman-temannya. "Tidak apa dari awal mereka sudah menyerah
"Mami tidak akan kasih tau, karena Mami tidak mau kamu merusak rencana Mami. Mami tidak mau kamu merusak rencana Mami. Kamu urus semuanya, bukannya di dunia mafia sedang tidak kondusif? Jadi, kamu urus dan cari nuklir dan juga racun serta penawarnya. Jangan sampai ketiganya jatuh di tangan yang salah, itu punya Daddy kamu, mengerti! Mami mau pulang dulu," ucap Maria yang meminta kepada Alex untuk tidak ikut campur dengan apa yang akan dia kerjakan. Alex mendengar perkataan dari Maria tertawa dia tidak menyangka kalau Maria berbohong kepadanya. Alex menggelengkan kepala dan mendekati Maria dan tersenyum penuh arti. "Mam, aku tidak menyangka Mami itu baik sekali karena tidak menginginkan aku ikut campur tapi sayangnya, aku itu tidak seperti orang lain yang bodoh tidak tau semuanya. Kalau Mami ingin berbohong silahkan, karena apa? Karena, aku tidak peduli, aku akan mencari kebenarannya. Untuk nuklir dan lainnya akan aku usahakan merebutnya setelah itu aku akan pergi, Mami silahkan den