Mika yang sudah berhasil membuka pintu lift di lantai yang tadi mereka paksa buka hanya bisa menatap sendu karena lift yang jatuh ke bawah. Dia duduk sambil memandang ke arah bawah dan terdengar hempasan yang cukup kuat dari bawah hingga api menyembur ke atas membuat Mika harus menghindar. Pintu tersebut tertutup kembali. "Akhh, tidak! Kakak, Paman Bejo!" teriak Mika dengan cukup kencang memanggil keduanya. Kenzo berhasil membuka pintu tersebut dan membantu Mika untuk segera keluar tapi naas, mereka tidak bisa ikut bersama Mika dikarenakan lift tersebut sudah lebih dulu jatuh. Mika melihat Kenzo tersenyum ke arah dia dan mengucapkan satu kata dari bibirnya. "Bahagia selalu," ucapan terakhir Kenzo membuat Mika menangis histeris. Di tempat lain, Luna mendengar dari anak buahnya kalau rumah sakit yang merawat Alena dan juga Kenzi diserang oleh orang yang tidak dikenal mereka yang baru saja sampai di markas hanya bisa mengumpat dan memaki, mereka tidak menyangka kalau Rumah Sakit ters
Beno masih memperhatikan orang yang tadi dia curigai di antara kerumunan warga yang melihat terjadinya ledakan di rumah sakit. Pasha yang melihat Beno celingak-celinguk menepuk pundak Beno. "Ada apa? Apa ada terjadi sesuatu? Apa ada yang mencurigakan?" tanya Pasha. "Iy, tadi sepertinya aku melihat seseorang yang aku kenal, dia sangat mencurigakan dan dia tersenyum cukup aneh senyumanhya. Entah kenapa feelingku mengatakan kalau dia pelakunya," jawab Beno. Sontak saja apa yang dikatakan oleh Beno membuat Cakra, Kenzi memandang ke arahnya."Lo yakin?" tanya Pasha kepada sahabatnya itu."Entahlah, aku juga tidak yakin jangan tanyakan aku. Tapi, wajahnya itu berbeda dari yang lain, orang cemas sedangkan dia senang wajahnya seperti siapa ya wajahnya, seperti musuh kita dulu," jawab Beno yang tiba-tiba terdiam dan memandang ke arah Kenzi."Aku sudah tahu, kalian jangan menutupinya," jawab Kenzi memandang ke arah ketiganya. Beno dan Pasha serta Arvin terkejut dengan perkataan dari Kenzi
"Jangan-jangan apa, Arvan? Kamu jangan takuti kami," ujar Dio.Hans memegang kening Kiano. "Benar yang Paman katakan tubuhnya sangat panas sekali apa jangan-jangan ini kontak batin, Paman?" tanya Kahfi kepada Luna."Kotak batin apa?" tanya Luna yang tidak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Arvan. "Paman, dia ini kembar kakak Kenzi, kakak Kenzo dan dia dan apa Paman tahu anak kembar biasanya mempunyai ikatan batin yang kuat. Jadi, jika ada satu kembarannya yang sakit atau apapun itu mereka akan bisa merasakannya, aku yakin saat ini, Kenzo dalam bahaya," jawab Kahfi yang menerangkan kondisi dari Kiano.Mendengar hal itu, Luna menjadi sangat takut apa yang terjadi dengan Kenzo. "Bukannya, dia ada di hotel?" tanya Luna lagi. Saat ini, mereka belum mengetahui kalau Kenzo ada di sana bersama Mika. Beno menghubungi anaknya Dio, dia ingin memberitahukan kepada Dio kalau Kenzo berada di rumah sakit yang saat ini menjadi objek ledakan dari orang yang tidak mempunyai hati sama sekali dan
Kenzo membuka matanya perlahan, dia melihat di sekeliling tempat dia saat ini berada, tentu saja saat ini Kenzo sudah terluka parah dan dia tidak bisa menggerakkan kakinya. Tubuhnya penuh luka, dia hanya bisa sedikit meringis kesakitan karena luka yang dia alami. "Paman, bangunlah, Paman, aku mohon, bangunlah," pinta Kenzo. Kenzi memanggil Bejo untuk bangun namun tidak ada reaksi sama sekali. Kenzo hanya bisa menundukkan kepala dan menangis, dia tidak mengerti apa yang terjadi dengan Bejo, apakah pingsan atau sebaliknya. Kenzo berusaha untuk bangun, dia melihat di sekitar gelap gulita hanya ada percikan api. "Bagaimana, aku keluar dari sini. Apakah Mika selamat. Aku harap Mika selamat. Mommy, Daddy, maafkan aku jika aku tidak bisa keluar dari tempat ini maafkan aku," ucap Kenzo dengan suara yang lirih dan perlahan matanya kembali tertutup.Saat ini, Kenzo pasrah. Apapun yang terjadi sudah terjadi yang penting Mika selamat. Sahabat Bejo segera pergi ke arah kanan bersama dengan r
Alex menerima kabar kalau ada salah satu musuhnya yang ada di foto tersebut menjadi korban di rumah sakit dan sampai sekarang tidak ditemukan.Alex benar-benar mendapatkan durian runtuh, tidak sia-sia dia melakukan apa yang dia inginkan walaupun harus korbankan orang lain."Bagus, lakukan sesuai perintah. Ingat, jangan ada yang terlewatkan, kabari aku terus dan barang yang akan dikirim cepat kirim karena akan ada pemeriksaan dari pihak Kepolisian. Aku mau barangku sampai ke tangan klien segera." Alex memerintahkan kepada anak buahnya yang mengabarkan kalau salah satu mafia yang akan dia habisi terkurung di rumah sakit tersebut dan masih belum tahu kondisinya dan siapa orangnya.Panggilan berakhir, Alex segera pergi meninggalkan Maria begitu saja. Maria yang melihat Alex pergi semakin curiga dengan anaknya itu, dia benar-benar tidak mengerti apa yang dikerjakan oleh anaknya. "Aku harus tahu apa yang dilakukan oleh anakku itu. Aku tidak ingin anakku menggagalkan rencanaku, aku harus m
Cakra akhirnya tidak bertanya lagi, dia sudah bisa menyimpulkannya. Cakra menunggu kedatangan Dokter untuk memberitahukan kondisi anaknya. Terlihat Dokter dan Suster lalu lalang, tidak ada satupun yang bisa dia tanyai, kesabaran yang paling utama.Tidak berapa lama, Luna keluar bersama dengan kedua anak sahabatnya, mereka mendorong bankar dan terlihat Kiano sudah diinfus tangannya, wajahnya juga erlihat pucat. Cakra segera mendekati Kiano yang tertidur. "Luna, bagaimana dengan anak gue? Apakah dia baik saja?" tanya Cakra. "Anak you sebenarnya baik-baik saja, dia hanya merasakan bagaimana kembarannya itu rasakan seperti ikatan batin sekarang dia harus dibawa ke ruangan untuk istirahat nanti dokter akan periksa anak you lagi kalau sudah sembuh. Jadi, jangan khawatir, you. Kenapa you di sini, ada apa ini you ramai-ramai menunggu di IGD?" tanya Luna."Kenzo sudah ditemukan, dia lagi ada di ruangan IGD. Luna, tolong titip anak gue. Gue ingin tungguin Kenzo dan mengetahui kondisinya, sek
"Apa maksudmu, Arvan?" tanya Arvin kepada anaknya.Arvan yang mendengar pertanyaan dari ayahnya langsung terdiam. "Ayo katakan saja, Arva, kenapa kamu diam seperti itu, ayahmu bertanya, jawab cepat," ucap Beno yang kesal melihat Arvan tidak mengatakan apapun kepada ayahnya termasuk juga Kahfi anak Pasha. "Ehm, ada pengiriman barang, anak buahku mengatakan penyelundupan barang terlarang dan binatang yang dilindungi, saat ini berada di daerah terpencil ada di Italia," jawab Arvan yang menjelaskan jika ada penyelundupan di daerah tersebut."Benarkah begitu? Wah, berani sekali dia di saat semuanya sedang kacau melakukan itu. Kurang uang atau bangkrut dia, luar biasa sekali dia, masih melakukan penyelundupan, apa tidak bisa kalian gagalkan penyelundupan itu?" tanya Pasha kepada Arvan dan Kahfi. "Bisa saja Dad, kami pasti melakukannya, itu hal yang mudah, aku sudah meminta kepada anak buahku untuk mengawasi mafia ini, aku mencurigai dari dulu satu mafia yang sangat muda dan dia seumuran
Beno dan yang lainnya langsung melihat ke arah jari telunjuk Kahfi. "eh, kok hilang wanita itu! Kenapa bisa hilang, dia tadi bersama anaknya." Kahfi yang memandang ke arah Beno, Pasha, Malik dan yang lainnya. "Siapa? Wanita mana? Anak siapa? Paman, apa kamu punya anak dari wanita lain selain Cakra, Paman?" tanya Beno membuat Tuan Rosario kesal dengannya. "Jaga mulutmu, ya, cucuku sudah besar tidak mungkin aku mempunyai anak lagi. Kahfi, siapa yang kamu lihat, nak?" tanya Tuan Rosario kepada Kahfi."Wanita yang baru saja kita bicarakan dan anaknya, kakek," jawab Kahfi. Sontak saja mereka semua terkejut dan memandang ke arah di mana wanita itu berada tapi wanita itu sudah tidak ada. "Kalian tunggu sini, kami akan ngejarnya, ayo cepat kita pergi kita," jawab Malik. Pasha, Arvin dan Beno menganggukkan kepala mengiyakan apa yang Malik katakan. Arvan dan Kahfi juga ikut bersama orang tuanya. Yang tinggal hanya Cakra dan Tuan Rosario yang masih berada di sana menunggu operasi Kenzo dan